Kecamuk Perang Badr Kubra
Oleh Muhammad Althav Jogja, Takmili
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memikirkan untuk memutus jalan yang biasa dilalui kafilah dagang Quraisy menuju negeri Syam, begitu pula untuk melemahkan keadaan mereka. Beliau mengetahui bahwa kafilah dagang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan bin Harb akan menuju negeri Syam untuk mencari keuntungan yang banyak dan yang menjaganya (harta) tersebut adalah 30-40 laki-laki.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya: “Ini tempat mata air Quraisy yang di dalamnya terdapat harta-harta mereka, maka keluarlah kalian dan pergilah ke tempat tersebut. Semoga Allah memberi kepada kalian harta tersebut dan mempermudahnya.”
Maka keluarlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama 314 para sahabat dan 70 hewan tunggangan yang mereka saling berganti-ganti dalam mengendarainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Lubabah dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma saling bergantian menaiki satu tunggangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menginginkan untuk menyembelihnya.
Kabar Tentang Kafilah Quraisy
Tatkala Abu Sufyan mengetahui tentang keluarnya kaum muslimin melalui jalur pesisir pantai, maka Abu Sufyan mengutus kepada Quraisy Dhamdham bin Amr al-Ghifari untuk meminta penjagaan atas kafilah dagang mereka. Quraisy pun mengirim bala tentaranya, terdiri dari 1.000 laki-laki, 700 unta dan 100 kuda.
Berikutnya Dhamdham diutus yang kedua kalinya untuk mengabarkan bahwa kafilah dagang Quraisy telah sukses atas perjalanan mereka yang akan meneruskan pada perjalanan menuju lembah Badr.
Dimulainya Peperangan
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui tentang keluranya orang-orang Quraisy untuk memerangi mereka. Rasulullah mengabarkan kepada para sahabatnya bahwa beliau tidak keluar untuk berperang. Allah Ta’ala berfirman:
كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ
“Sebagaimana Rabbmu mengeluarkanmu dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.” (QS. Al-Anfal: 5)
Begitu pula firman Allah Ta’ala:
وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ
“Ingatlah ketika Allah menjanjikan kepadamu salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai senjatalah (kafilah dagang) untukmu. Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir itu sampai ke akar-akarnya.” (QS. Al-Anfal: 7)
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapati kaum musyrikin Quraisy telah bersiap-siap untuk berperang dan mereka mengukur pasukan Allah (muslimin). Maka Rasulullah menyusun dan mengatur saf/barisan kaum muslimin dan menyampaikan kabar gembira dengan salah satu dari dua kebaikan, pertolongan atau mati syahid.
Berkecamuknya Peperangan
Pada hari Jumat, tepat pada tanggal 17 Ramadan tahun kedua Hijriah. Bertemulah kedua pasukan di lembah Badr dan memulai perang tersebut dengan duel. Keluarlah tiga prajurit musyrikin dan mereka meminta untuk berduel. Mereka adalah: Utbah bin Rabi’ah, anaknya al-Walid dan saudaranya Syaibah bin Rabi’ah.
Keluar juga pasukan dari prajurit kaum muslimin: Ubaidah bin al-Harits, Ali bin Abi Thalib dan paman nabi Hamzah bin Abdil Muthalib.
Hamzah berduel dengan Utbah, maka matilah Utbah. Berduel juga Ali dengan Syaibah dan Ali membunuhnya. Adapun Ubaidah dan Walid, mereka berdua saling terpukul (mengalami luka-luka). Kemudian bekumpullah Hamzah dan Ali untuk menyerang al-Walid, maka keduanya membunuhnya dan menolong Ubaidah serta mengantarkan ke markas kaum muslimin.
Kemudian kedua pasukan itu saling berperang dan Allah menolong kaum muslimin melalui bantuan para malaikat-Nya dengan sebenar-benar pertolongan.
Walhamdulillah, demikianlah pertolongan Allah datang kepada kaum muslimin yang jujur dalam keimanannya. Semoga Allah menggolongkan kami dan pembaca sekalian sebagai orang-orang yang jujur dan ikhlas dalam membela agama-Nya. Amin.