Kedudukan nabi Ibrahim

 

Oleh Azza Lumajang Tahfizh

 

Tauhid kepada Allah adalah kewajiban yang harus diyakini oleh setiap hamba. Karena pentingnya perkara ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan para rasul untuk menjadikan tauhid sebagai pondasi utama dalam setiap dakwah. Sebagaimana Allah Ta’ala katakan di dalam al-Qur’an:

 

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut.” (QS. an-Nahl: 36)

 

Sosok teladan umat

Di antara para rasul yang Allah Ta’ala utus ialah kholilullah (kekasih Allah), Nabi Ibrohim ‘alaihis salam. Beliau adalah sosok teladan yang perlu dicontoh dalam mengikhlaskan dan memurnikan tauhid. Allah Ta’ala jadikan beliau memiliki sifat-sifat yang dengannya seorang dapat memurnikan tauhid kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Ta’ala jelaskan dalam al-Quran:

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali dia bukan termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.”

 

4 sifat mulia Nabi Ibrohim

Ayat di atas terkumpul 4 sifat yang mulia pada diri Nabi Ibrohim ‘alaihis salam, yaitu:

  1. Beliau adalah seorang ummat. Apa itu ummat? Yang dimaksud dengan ummat adalah seorang pemimpin yang senantiasa mengajarkan kebaikan. Tidaklah hal tersebut bisa diwujudkan, kecuali dengan keyakinan dan kesabaran.
  2. Pada diri beliau terdapat sifat qoonit, yaitu yang senantiasa dalam ketaatan kepada Rabbnya. Sebagaimana jika engkau melihat seorang yang memanjangkan ruku’ dan sujud pada shalatnya, maka dia adalah seorang yang qoonit. Allah Ta’ala berkata:

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ

“(Apakah engkau kaum musyrikin yang lebih beruntung) atau orang yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?” (QS. az-Zumar: 9)

  1. Sifat beliau adalah al-hanifah, yaitu hamba yang senantiasa bergantung kepada Allah Ta’ala dengan cinta kepada-Nya dan kembali kepada-Nya pada setiap permasalahan.
  2. Sifat terakhir yang Allah Ta’ala sebutkan adalah bukan golongan kaum musyrikin, maksudnya adalah dengan kejujuran iman, beliau menjauhi kesyirikan dan pelakunya.

 

Penutup

Sepantasnya bagi kita untuk berusaha menanamkan sifat-sifat ini pada diri kita, dengannya kita dapat memurnikan dan mengokohkan tauhid kita kepada Rabbul ‘alamin. Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita termasuk dari ahlu tauhid dan dimasukan ke dalam surga-Nya. Amin

Sumber: Kitab Fathul Majid syarh kitab at-Tauhid karya Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

 

 

 

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

1 Respon

  1. Achmad,N berkata:

    Masya Allah artikelnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.