Kedudukan Nabi Isa di Dalam Islam (Bag. 5-bagian terakhir)

Intinya, al-Quran memberikan kepada ‘Isa seluruh haknya dengan sempurna, dan memposisikan beliau sesuai dengan kedudukan yang mulia lagi pantas untuknya. Al-Quran juga mengabadikan kisah beliau yang benar. Kisah tersebut akan senantiasa dibaca berulang-ulang oleh kaum muslimin baik di rumah maupun di masjid, bahkan mereka membacanya di dalam shalat, sebagaimana pula seluruh kisah tentang para nabi dan rasul juga demikian.
Bukankah semua yang dilakukan Islam dan kaum muslimin akan membuat kaum Nasrani terutama para pemimpin, pastor-pastor, para pendeta, rahib-rahib, serta orang-orang terpelajar mereka untuk memikirkan, mempertimbangkan, dan meneliti ulang opini mereka terhadap Muhammad beserta kitab menakjubkan yang dibawanya, dan pandangan mereka terhadap para pengikut Muhammad yang mengimani bahwa ‘Isa adalah nabi dan rasul, serta mengimani kitab yang diturunkan kepada ‘Isa. Mereka menghormati, memuliakan, berlaku adil, dan menempatkan beliau sesuai dengan kedudukan para nabi dan rasul. Maka apa balasan dari perlakuan baik mereka?
Apakah balasannya dengan bergandengan tangan bersama kaum Yahudi, yang kafir terhadap ‘Isa, mendustakan dan menuduh beliau dengan tuduhan dan tudingan yang keji, kebencian yang besar mereka tancapkan kepada beliau semenjak lahirnya hingga hari ini, demikian pula kelaliman dan permusuhan yang membuat kulit merinding mereka arahkan kepada para pengikut beliau.
Mereka rusak agama beliau dan keyakinan terhadap beliau dalam rangka membuat makar dan tipu daya, dimana mereka menjadikan kisah Nabi ‘Isa–semoga Allah membersihkan beliau-hanya sekedar dongeng belaka, dan bahwa dialah Allah, atau anak Allah, atau salah satu dari trinitas, demi merusak dan membatalkan kerasulan beliau.
Mereka juga menjadikan agama serta para pengikut beliau sebagai bahan ejekan dan tertawaan orang-orang berakal bahkan orang-orang dungu. Para pembuat tipu daya ini berusaha untuk mengubah ajaran beliau menjadi agama fiktif penyembah berhala yang membuat malu orang-orang pintar dan selain mereka.
Perkara ini akan bertambah jelas dengan firman Allah:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٖ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٥٩ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ ٦٠ فَمَنۡ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰذِبِينَ ٦١ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡقَصَصُ ٱلۡحَقُّۚ وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
“Sesungguhnya perumpamaan penciptaan ‘Isa di sisi Allah seperti penciptaan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ‘Jadilah’, maka jadilah dia. (Apa yang telah Kami ceritakan) itulah yang benar, yang datang dari Rabb-mu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. Siapa yang membantahmu tentang kisah ‘Isa sesudah datang ilmu yang meyakinkan kamu, maka katakanlah kepadanya: ‘Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, istri-istri kami dan istri-istri kalian, diri kami dan diri kalian; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada ilah yang berhak disembah selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali ‘Imran: 59-62)
Perumamaan yang agung ini menjadi bukti yang memutus segala dakwaan kaum Nasrani.
Jika saja Nabi Adam yang Allah ciptakan dari tanah dengan tangan-Nya kemudian Allah tiupkan roh kepadanya tidak boleh dan tidak sah bagi akal, syariat, serta fitrah untuk menganggapnya sebagai Allah, atau anak Allah, atau salah satu dari trinitas, maka Nabi ‘Isa lebih utama untuk tidak dianggap demikian. Karena penciptaan Adam lebih aneh dan lebih asing, dia diciptakan dari tanah, dan tanah bukanlah jenis manusia.
Sedangkan Nabi ‘Isa diciptakan dari seorang ibu yang statusnya adalah manusia. ‘Isa juga dikandung dan dilahirkan oleh ibunya, sebagaimana wanita normal mengandung dan melahirkan. Ini merupakan hujah terbesar yang menutup semua sangkaan batil dan syubhat usang mereka.
Bahkan lebih dari itu semua, Allah menciptakan malaikat dari cahaya, tanpa ayah dan ibu, dan Allah menciptakan Iblis dari api, tanpa sepasang orang tua, hal tersebut lebih ajaib dan lebih menunjukkan atas kekuasaan Allah Yang Maha Menciptakan, Maha Mengadakan, lagi Yang Mewujudkan langit dan bumi. Bahkan Allah menciptakan Hawwa’dari tulang rusuk Adam tanpa seorang ibu, dan ini lebih luar biasa dari pada penciptaan ‘Isa yang beliau masih dikandung di dalam rahim seorang wanita, beliau dilahirkan sebagaimana manusia normal.
Sehingga di mata orang yang berakal, beragama, dan bersikap adil, tidak tersisa satu media pun bagi kaum Nasrani untuk berdalih. Dan bersamaan dengan itu semua, agama Islam dan kaum muslimin memandang bahwa Nabi ‘Isa lebih utama dari Nabi Adam, bahkan lebih utama dari kebanyakan para nabi dan rasul. Pernyataan tersebut sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah nabawiyah yang mulia. Karena di dalam Islam, Nabi ‘Isa termasuk salah satu ulul ‘azmi.
Setelah semua penjelasaan tersebut, masih adakah yang menghalangi kaum Nasrani untuk masuk Islam, agama Allah yang haq, agamanya Nabi ‘Isa dan seluruh para nabi. Hendaklah kaum Nasrani mengerti bahwa kesesatan dan kekufuran terbesar adalah Allah diklaim mempunyai istri dan anak, karena ini pelecehan dan perendahan terdahsyat bagi Allah Sang Penguasa alam semesta.
Dan kekufuran terbesar terhadap Nabi ‘Isa adalah mendustakan kerasulan beliau dengan mengatakan bahwa beliau adalah anak Allah dan seterusnya, padahal mulai dari hari pertama beliau dilahirkan, beliau sudah menyatakan bahwa dirinya adalah hamba Allah yang diberikan kitab dan Allah menjadikan beliau seorang nabi serta diberkati dimana saja beliau berada, Allah juga memerintahkan beliau untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
Semua ini adalah ciri khas seorang makhluk yang diatur, dan sangat butuh kepada Dzat Yang Mengatur-nya, serta tunduk patuh terhadap kemuliaan dan perintah-Nya.
Apakah mereka ingin mengenyampingkan akal sehat mereka dalam menyikapi kaum muslimin, yang akan menyebabkan mereka kafir terhadap Allah dan ajaran yang di bawa seluruh rasul. Apakah mereka lebih memilih murka Allah serta hukuman-Nya yang dahsyat bagi orang-orang kafir, dari pada memilih keridhaan dan balasan-Nya kepada orang-orang bertakwa yang mengesakan Allah, dengan balasan surga yang seluas langit dan bumi.
Wahai orang-orang Nasrani yang berakal lagi bersikap adil, kami mengajak kalian untuk mengikhlaskan niat kepada Allah berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian kalian pikirkan sikap apa yang akan kalian ambil terhadap agama Islam, agama Allah yang haq, agamanya Nabi ‘Isa serta seluruh para nabi dan rasul. Agama Islam yang menghormati Nabi ‘Isa, bersikap adil, dan memposisikan beliau sesuai kedudukan yang mulia lagi pantas untuknya.
Sungguh jika kalian melakukan hal tersebut tanpa didasari hawa nafsu dan kalian memohon pertolongan kepada Allahl untuk melakukannya, niscaya penyelewengan yang ada pada kalian akan berubah menjadi kebenaran nan hakiki, yaitu keyakinan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kitab yang dibawanya benar-benar berasal dari sisi Allah, dan apa yang dia sampaikannya tentang Nabi ‘Isa adalah kenyataan. Beliau adalah hamba Allah dan rasul-Nya yang Allah ciptakan seperti halnya seluruh manusia termasuk para rasul yang mulia, semuanya Allah ciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan pasrah terhadap kemuliaan, keagunggan, dan kebesaran-Nya.
=====
Diambil dari Karya Syaikh Rabi’ hafizhahullah dari Kitab Mauqiful Islam min ‘Isa bin Maryam diterjemahkan oleh Abdul Halim Perawang 4A Takhasus