Kedudukan Nabi Isa di Dalam Islam (Bag. 2)

ramadan

 

Sungguh Nabi yang mulia ini, nabi Isa bin Maryam, memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Namun sangat disayangkan, kaum Yahudi dan Nasrani pura-pura tidak tahu (kalau tidak dikatakan memang tidak tahu) mengenai hal ini. Itu tampak pada kehidupan nyata mereka, keyakinan yang mereka anut, dan tulisan-tulisan yang mereka buat.

Berbeda dengan Islam, agama ini menetapkan kedudukan Nabi ‘Isa dengan sangat istimewa, sangat sempurna, dan sangat obyektif. Banyak ayat mulia di dalam al-Quran dengan gamblang menjelaskan perkara ini. Akal yang sehat lagi jujur pun pasti tidak akan menerima selain keyakinan yang telah ditetapkan oleh Islam, serta akan menolak keyakinan yang dianut kaum Yahudi berupa tuduhan keji terhadap beliau dan ibunda beliau, juga akan menolak keyakinan kaum Nasrani yang melampaui batas pada hak beliau. Terkadang mereka menganggap beliau sebagai Tuhan, terkadang sebagai anak Allah, terkadang sebagai Allah itu sendiri,  terkadang sebagai salah satu dari trinitas[1], dan terkadang malah merendahkan dan menghinakan beliau, yang semua ini menunjukkan kesesatan serta penyimpangan agama dan akal mereka.

Allah telah mengisahkan kepada kita kisah terbaik dan terindah tentang Nabi ‘Isa beserta ibunda beliau dengan sebaik-baik penjelasan serta penuh pemuliaan dari sejak awal kehidupan mereka, termasuk lika-liku yang mereka hadapi di dalam hidup. Kaum mukminin pasti mengimaninya sebagai bentuk kesempurnaan pengikutan mereka kepada Nabi Muhammad, memposisikan Nabi ‘Isa dan ibunda beliau dengan semestinya, serta sangat menghormati keduanya.

Sebagaimana mereka juga menghormati serta beriman kepada seluruh nabi dan rasul. Bahkan agama Islam menetapkan perkara ini termasuk rukun yang mulia di antara rukun-rukun iman. Siapa yang meremehkan salah seorang dari mereka sedikit saja, dia telah kafir dan keluar dari agama Islam, lalu bagaimana dengan orang mendustakan mereka atau salah seorang mereka.

Allah memuji dan menyanjung Nabi ‘Isa dan ibunda beliau Maryam pada banyak tempat di dalam al-Quran, kami akan menyebutkan sebagiannya.

  1. Di antaranya firman Allah dalam surat Ali ‘Imran:

إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰٓ ءَادَمَ وَنُوحٗا وَءَالَ إِبۡرَٰهِيمَ وَءَالَ عِمۡرَٰنَ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ ٣٣ ذُرِّيَّةَۢ بَعۡضُهَا مِنۢ بَعۡضٖۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ٣٤ إِذۡ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ عِمۡرَٰنَ رَبِّ إِنِّي نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِي بَطۡنِي مُحَرَّرٗا فَتَقَبَّلۡ مِنِّيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ٣٥ فَلَمَّا وَضَعَتۡهَا قَالَتۡ رَبِّ إِنِّي وَضَعۡتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡ وَلَيۡسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلۡأُنثَىٰۖ وَإِنِّي سَمَّيۡتُهَا مَرۡيَمَ وَإِنِّيٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ ٣٦ فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٖ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقٗاۖ قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ ٣٧ هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ ٣٨ﵞ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), sebagiannya merupakan keturunan dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Ingatlah), ketika istri ‘Imran berkata: ‘Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu anak yang ada di kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Maka terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkau lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’. Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: ‘Ya Rabb-ku, sesunguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan kepada-Mu untuknya serta anak-anak keturunannya dari setan yang terkutuk.’ Maka Rabb nya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan Allah menjadikan Zakariya sebagai pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: ‘Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?’, Maryam menjawab: ‘Makanan itu dari sisi Allah.’. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hitungan. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Rabb-nya, seraya berkata: ‘Ya Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (Ali ‘Imran: 33-38)

Allah memulai kisah Maryam dengan menyebutkan kisah orang-orang mulia yang Allah pilih dari sekian banyak manusia di alam ini. Diantara mereka adalah keluarga ‘Imran, ayah dari Maryam. Demi menjelaskan bahwa Maryam berasal dari keluarga yang mulia, dan keturunan para nabi yang terpilih. Ibundanya adalah seorang wanita shalihah, dimana dia menazarkan anak dalam kandungannya untuk menjadi anak yang berkhidmat kepada Allah. Dia berharap anak yang lahir adalah laki-laki, ternyata yang lahir adalah anak perempuan. Dia pun mengembalikan urusannya kepada Allah seraya meminta uzur dan memohon perlindungan untuk putri serta keturunannya dari gangguan dan godaan setan yang terkutuk. Allah mengabulkan doanya, dan menerima nazarnya dengan baik. Kemudian Allah tugaskan Nabi Zakariyya untuk memelihara Maryam. Ini semua dalam rangka menjaga serta memuliakan ibunda Nabi ‘Isa.

Dan berkat keutamaan dan kemuliaan-Nya, Allah tambah itu semua.

  1. Dimana setelahnya Allah mengabarkan:

وَإِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَـٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰكِ وَطَهَّرَكِ وَٱصۡطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٤٢ يَٰمَرۡيَمُ ٱقۡنُتِي لِرَبِّكِ وَٱسۡجُدِي وَٱرۡكَعِي مَعَ ٱلرَّـٰكِعِينَ ٤٣ ذَٰلِكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلۡغَيۡبِ نُوحِيهِ إِلَيۡكَۚ وَمَا كُنتَ لَدَيۡهِمۡ إِذۡ يُلۡقُونَ أَقۡلَٰمَهُمۡ أَيُّهُمۡ يَكۡفُلُ مَرۡيَمَ وَمَا كُنتَ لَدَيۡهِمۡ إِذۡ يَخۡتَصِمُونَ ٤٤ﵞ

“Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Rabb-mu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.’ Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak bersama mereka, ketika mereka melemparkan pena-pena mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.” (Ali ‘Imran: 42-44)

Seorang Nabi yang tidak bisa baca tulis, Nabi Muhammad beserta para sahabatnya sebelumnya tidak mengetahui kisah-kisah besar nan jujur lagi nyata tentang para rasul yang semisal ini. Tidak pula kisah tentang Maryam, ibundanya, Nabi Zakariyya, dan orang-orang yang bersengketa dengannya memperebutkan pemeliharaan Maryam, demikian pula kisah tentang terpilihnya Nabi Zakariyya untuk memelihara Maryam setelah melakukan undian dengan pena. Demikian pula tentang keramahan beliau terhadap Maryam, dan tentang rezeki (makanan) yang diperoleh Maryam dari sisi Allah, dalam rangka memuliakannya. Yang kejadian tersebut membuat Nabi Zakariyya termotivasi untuk meminta keturunan yang baik dari sisi Allah, padahal beliau sudah tua renta dan istrinya adalah wanita yang mandul. Sedikitpun Nabi Muhammad demikian pula para sahabatnya tidak tahu akan ini semua.

Dan anda tidak mungkin mendapatkan di kitab Injil atau selainnya, yang menyerupai perkataan dengan tingkat kefasihan, susunan kosakata, dan penyampaian yang setinggi, semulia, sebaik, dan seindah ini. Yang menjadi bukti jujurnya Nabi Muhammad, dan bahwasannya beliau benar-benar seorang utusan Allah, beliau tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, dan tidak lah yang terlontar dari ucapan beliau melainkan sebuah wahyu yang disampaikan oleh Tuhan semesta alam.

[1] Ketuhanan dari tiga bentuk; bapak, putra, dan Roh Kudus dalam agama Kristen Katolik.

 

=====

Diambil dari Karya Syaikh Rabi’ hafizhahullah dari Kitab Mauqiful Islam min ‘Isa bin Maryam diterjemahkan oleh Abdul Halim Perawang 4A Takhasus

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.