Mari Tunaikan Hak Rasulullah

ramadan

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki hak. Bila hal itu diamalkan dan ditunaikan oleh seorang Muslim, Allah ‘azza wa jalla akan memberinya manfaat dan membahagiakannya dengan syafaat beliau, memuliakannya sebagai golongan yang bisa meminum air telaganya, serta menghilangkan dahaganya dengan tegukan air segar dari sungai al-Kautsar.

Maka berikut ini kami sebutkan hak-hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang wajib ditunaikan oleh umat Islam. Semoga kita dapat menunaikannya dan menjalankannya,

Pertama, wajib bagi kita untuk mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melebihi kecintaan terhadap diri sendiri, keluarga, harta dan anak-anak.

Kedua, menaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada setiap ajaran yang dibawanya, seperti pengesaan Allah dalam ibadah, berdoa dan meminta pertolongan hanya kepada-Nya semata.

Setiap muslim juga berkewajiban menaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada hal-hal yang diperintahkan, seperti bersikap jujur dan amanah, berbudi pekerti yang baik dan perintah lain yang telah dijelaskan di dalam al-Qur`an dan hadis.

Ketiga, memperingatkan umat manusia dari perbuatan syirik sebagaimana hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah. Yaitu, memperingatkan dari beribadah kepada selain Allah ‘azza wa jalla, seperti berdoa kepada para nabi dan para wali serta meminta bantuan atau pertolongan dari mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو مِنْ دُوْنِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ.

“Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan meminta kepada tandingan/sesembahan selain Allah, maka ia masuk neraka.”[1]

Keempat, beriman terhadap setiap berita yang disampaikan di dalam al-Qur`an atau yang dibawakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terkait sifat Allah, seperti ber-istiwa` di atas Arsy, sebagai bentuk realisasi firman Allah ‘azza wa jalla,

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى (1)

“Bertasbihlah untuk menyucikan Rabbmu Yang Maha Tinggi.” (QS. alA`la: 1)

Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

إِنَّ اللهَ كَتَبَ كِتَابًا فَهُوَ عِنْدَهُ عَلَى الْعَرْشِ.

“Sesungguhnya Allah menetapkan ketetapan bahwa Dia berada di atas Arsy-Nya.”[2]

Allah ‘azza wa jalla juga bersama para hamba-Nya; mengawasi, melihat dan memperhatikan perbuatan mereka. Allah ta’ala berfirman,

قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى (46)

Allah berkata, “Janganlah kalian berdua (Musa dan Harun) merasa takut, sesungguhnya Aku bersama kalian berdua; Aku mendengar dan melihat kalian.” (QS. Thaha: 46)

Kelima, wajib bersyukur kepada Allah ‘azza wa jalla atas lahir dan diutusnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, seorang rasul yang mulia. Di antara bentuk kesyukurannya ialah dengan berpegang teguh terhadap sunnahnya, seperti berpuasa sunnah Senin yang mana beliau bersabda,

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزَلُ عَلَيَّ فِيْهِ.

“Itu adalah hari aku dilahirkan. Pada hari itu pula aku diutus, dan di hari itulah al-Qur`an diturunkan.”[3]

Keenam, terkait perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diada-adakan pada masa belakangan, maka yang demikian tidaklah dikenal oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan para tabi`in rahimahumullah. Jikalau pada perayaan tersebut terdapat nilai kebaikan, tentulah generasi awal umat ini akan mendahului kita dalam melakukannya.

Bahkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pasti akan memberikan pengarahan terkait perayaan tersebut, sebagaimana yang beliau lakukan pada puasa sunnah yang dilakukan di hari kelahiran beliau, yaitu hari Senin. Kita semua telah mengetahui bahwa pada hari Senin juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat. Menunjukkan kebahagiaan atas kelahiran beliau tidaklah lebih baik daripada menampakkan kesedihan atas kematian beliau.

Ketujuh, andai saja berbagai materi dan biaya yang dihabiskan dalam acara perayaan tersebut disalurkan untuk upaya menjelaskan keutamaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mengisahkan perjalanan hidupnya, mempelajari akhlak, adab dan tawaduk beliau, mengenal berbagai mukjizat, hadis dan dakwah beliau kepada tauhid (dakwah pertama yang beliau lakukan).

Sekiranya berbagai hal tersebut dan hal-hal lain yang bermanfaat itu dilakukan oleh kaum muslimin, daripada mengada-adakan suatu amalan yang tidak diajarkan oleh nabi sendiri, pastilah Allah ta’ala akan memberikan pertolongan kepada kaum muslimin sebagaimana Allah ‘azza wa jalla menolong Rasul-Nya.

Kedelapan, setiap muslim yang jujur mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka yang terpenting baginya adalah meneladani ajaran beliau, beramal dengan sunnah beiau serta berhukum dengan al-Qur`an yang diturunkan kepada beliau, serta memperbanyak shalawat.

[1] HR. al-Bukhari.

[2] Muttafaqun `alaih.

[3] HR. Muslim.

Mungkin Anda juga menyukai

2 Respon

  1. Syamsul Hadi berkata:

    Masyaa Alloh semoga ummat islam mampu melaksanakan apa apa yg akan menyelamatkan masing-masing kita di yaumul hisap nanti
    Dan Alhamdulillah kita masih di tuntun oleh Alloh untuk mengikut jalan yang haq
    Semoga kita di tetapkan istiqomah di atasnya Aamiin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.