Keyakinan yang bertentangan dengan akidah lurus
Oleh Rifki Andika Wijaya 2C Takmili
Di antara keyakinan yang bertentangan dengan akidah yang benar dalam permasalahan asma’ wa sifat adalah keyakinan ahlul bid’ah dari kalangan Jahmiyah dan Mu’tazilah. Begitu pula yang menempuh jalan mereka ketika menafikan sifat-sifat Allah yang sempurna. Mensifati Allah dengan sifat yang tidak ada dan mustahil, Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan.
Masuk pada pembahasan ini adalah siapa saja yang menafikan sebagian sifat-sifat Allah dan menetapkan sebagiannya, seperti Asy’ariyyah. Mereka pun menyelisihi dalil-dalil secara akal. Sehingga terjadilah pertentangan yang jelas pada permasalahan tersebut.
Akidah ahlus sunnah
Adapun ahlus sunnah wal jama’ah, mereka mensifati Allah sesuai dengan sifat yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri dan yang ditetapkan oleh Rasul-Nya sesuai dengan kemulian-Nya. Mereka mensucikan Allah dari keserupaan dengan makhluk-Nya.
Ahlus sunnah pun beramal dengan seluruh dalil yang ada, serta tidak melakukan tahrif (menyelewengkan) maupun ta’thil (menolak). Sehingga mereka pun selamat dari pertentangan yang terjadi pada orang-orang menyimpang.
Inilah jalan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah jalan yang lurus, di mana para pendahulu ummat ini menempuhnya. Tidak akan menjadi baik umat Islam, kecuali dengan sesuatu yang dengannya menjadi baik umat terdahulu. Yaitu berpegang teguh dengan al-Quran dan as-Sunnah dan meninggalkan segala sesuatu yang menyelisihi keduanya.
Hikmah diturunkan al-Qur’an
Ahlus sunnah berhukum dengan al-Quran. Allah menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dalam hati, menjelaskan segala sesuatu serta sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Allah ta’ala berkata:
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Ini adalah kitab (al-Quran) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-An’am: 155)
Allah ta’ala juga berkata:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Kami turunkan kitab (al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89)
Allah ta’ala berkata:
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah, wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kalian semua. Dia yang memiliki kerjaan langit dan bumi. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Yaitu Nabi yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis) yang beriman kepada Allah dan kepada ayat-ayat (dalam al-Qur’an). Ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-‘Araf: 158)
Penutup
Mudah-mudahan pembahasan ini bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalian. Menjadikan iman bertambah dan membuahkan amal sholih. Semoga Allah senantiasa menyibukkan kami dalam ketaatan kepada-Nya dan menjauhi berbagai kemaksiatan. Amin