Kisah Inspirasi: Puasa para santri

 

Oleh Abu Abdillah Anton Purbalingga

 

Adzan shubuh pada hari kamis, tanggal 13 Rajab 1442 H/25 Februari 2021 telah membangunkan sisa santri yang masih istirahat. Ketika sebagian kami baru terbangun, kami mendapati suasana pondok sudah ramai. Ternyata teman-teman kami sudah bangun sejak waktu sahur.

 

Puasa santri di masa pandemi

Kami baru sadar, ternyata hari itu waktuya puasa sunnah hari kamis. Melihat suasana lingkungan yang menghidupkan sunnah, iman kami merasa bangkit dan meningkat. Walau sebagian kami tidak ikut berpuasa. Alhamdulillah total yang puasa sunnah hari itu cukup banyak, sekitar 280 santri. Awalnya ketika ada pendataan, kami kira hanya 180. Ternyata 180 hanya jumlah santri putra, sedangkan santri putri berjumlah 100.

 

Jumlah tersebut kurang lebih setengah dari total santri yang sedang belajar di pondok. Inilah di antara karunia Allah yang diberikan kepada kami, sampai detik ini Allah masih menjaga kami dan memberikan kesempatan untuk beramal sholih.

 

Keutamaan puasa sunnah senin kamis

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa beliau ditanya tentang puasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau menjawab:

 

 وَكَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

“Adalah beliau senantiasa menjaga puasa hari senin dan kamis.(HR. At-Tirmidzi no. 745, Ibnu Majah no. 1739, An-Nassai no. 2187,Ibnu Hibban no. 3643. Hadits Shahih)

 

Suasana menjelang buka puasa

Apalagi suasana ketika mendekati buka puasa, para santri sangat terlihat sibuk ke sana dan kemari. Ya…mereka sibuk mempersiapkan menu buka puasa. Sebagian mereka ketika kami tanya, “Masak apa mas?” Dia menjawab, ”Masak bakwan mi.” Meski dia berasal dari pulau Buthon Sulawesi, namun dia ikut meramaikan acara kamarnya.

 

Adapun kamar lainnya memasak empek-empek khas Palembang. Ada pula yang membuat es pisang ijo yang mirip es palu butung khas Sulawesi. Masing-masing kamar merencanakan menu yang berbeda-beda. Selain itu, ada menu dari pondok berupa martabak telor dan sayur. Di tambah rezeki dari muhsinin berupa ayam goreng.

 

Alhamdulillah semua santri yang puasa mendapat rezeki lebih, apalagi pahala yang akan mereka raih juga berbeda dibandingkan yang tidak berpuasa. Meski sebagian kami tidak ikut puasa, namun dengan melihat teman-teman yang berpuasa, kami ikut menikmati bahagianya buka puasa.

 

Penutup

Mudah-mudahan Allah memberikan kesabaran kepada kami dan mengokohkan kami di atas al-Haq. Menjadikan kami orang-orang yang bersyukur dan senantiasa beribadah kepada-Nya sampai akhir hayat kami. Amin

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.