Luruskan Akidahmu! (Seri-3)

PKL 1

 

Oleh Rifqi Andika Wijaya Takmili 2C

 

Tauhid Asma’ wash-Shifat

Hendaknya setiap muslim tidak menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Ia berlepas diri dari menolak nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Merekapun beruntung dengan terhindar dari kontradiksi. Dan mereka mengamalkan seluruh dalil yang ada. Ini adalah ketentuan Allah bagi siapa yang berpegang teguh dengan kebenaran yang Allah mengutus para rasul-Nya, dengan ia mencurahkan segala kemampuannya, dan ikhlas mengharap wajah-Nya. Sehingga ia bisa mencocoki kebenaran dan menampakkan hujjahnya.

 

Allah taala berkata:

 

بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ

 

Bahkan Kami melemparkan kebenaran kepada kebatilan lalu kebenaran tersebut menghancurkannya, maka seketika itu lenyaplah kebatilan. (QS. Al-Anbiya: 18)

 

Allah ta’ala juga berkata:

 

وَلا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلاَّ جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيراً

 

“Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidaklah datang kepadamu membawa sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang baik.” (QS. Al-Furqon: 33)

 

Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah telah menyebutkan dalam kitab tafsirnya ketika beliau menafsirkan ayat:

 

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْش

 

“Sugguh Rabbmu adalah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia beristiwa di atas arsy-Nya.” (QS. Al-‘Araf: 54)

 

Tafsir beliau tentang ayat ini adalah tafsir yang bagus di dalam permasalahan yang sedang kita bahas.  Sangat baik jika disebutkan di sini, dikarenakan betapa agungnya faidah yang terkandung di dalamnya. Beliau rahimahullah berkata:

 

“Pada permasalahan ini, manusia memiliki beragam ucapan yang sanyat banyak. Dan ini bukan tempat untuk menjelaskannya. Kita hanya menempuh jalan salafus shalih dalam permasalahan ini. Seperti Imam Malik, Imam al-Auza’i, Imam ats-Tsauri, Imam al-Laits bin Sa’ad, Imam asy-Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Ishaq bin Rahuyah, dan selain mereka dari kalangan imam kaum muslimin yang terdahulu maupun yang sekarang rahimahumullah. Bahwa mereka membiarkan nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagaimana adanya tanpa menanyakan kaifiyah (bagaimananya), menyerupakannya, dan menolaknya. Dan sesuatu yang muncul dari pikiran orang-orang yang menyerupakan itu dinafikan dari Allah ta’ala, karena tidak ada satupun dari makhluk yang sama dengan-Nya. Dan tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dialah Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

 

Bahkan hakekat permasalahan ini sebagaimana yang dikatakan sebagian para imam, di antaranya adalah Imam Nu’aim bin Hammad al-Khuza’i gurunya Imam Bukhari rahimahumallah, beliau berkata:

 

“Barangsiapa yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, maka ia telah berbuat kekufuran. Dan barangsiapa yang menafikan satu sifat yang Allah telah sifati diri-Nya dengan sifat tersebut, maka ia telah berbuat kekufuran. Tidak ada persamaan antara sifat yang Allah sifati Diri-Nya dengan sifat tersebut, atau yang Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sifatkan untuk-Nya. Maka barangsiapa yang menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang datang dalam ayat-ayat yang jelas dan hadits-hadits yang shahih sesuai dengan keagungan Allah dan menafikan segala kekurangn dari Allah ta’ala, maka ia telah menempuh jalan hidayah.”

 

Rukun iman yang kedua: Iman kepada para malaikat

 

Rukun iman yang kedua ini mencakup iman kepada para malaikat secara global dan rinci. Maka seorang muslim mengimani bahwasannya Allah memiliki para malikat yang diciptakan untuk menaati-Nya. Allah mensifati mereka bahwa mereka adalah hamba Allah yang mulia, mereka tidak berbicara mendahului Allah dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.

 

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يَشْفَعُونَ إِلاَّ لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ

 

“Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan para malaikat dan yang di belakang mereka. Mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepadaNya. (QS. Al-Anbiya: 28)

 

Para malaikat sangatlah banyak dan beragam, di antara mereka ada yang diberi tugas untuk memikul ‘Arsy, ada juga yang menjaga surga dan neraka, dan ada yang diberi tugas untuk memerhatikan amalan-amalan para hamba. Dan kita beriman kepada para malaikat yang diberi nama oleh Allah dan rasul-Nya secara terperinci, seperti malaikat Jibril, Mikail, Malik penjaga neraka, dan Israfil peniup sangkakala, dan telah datang peyebutannya dalam hadits-hadits shahih.

 

Disebukan dalam shahih Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

 

خلقت الملائكة من نور، وخلق الجان من مارج من نار، وخلق آدم مما وصف لكم

 

“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, sedangkan manusia dicipatakan dari sesuatu yang telah disifatkan kepada kalian.” (Dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya)

 

Rukun iman yang ketiga: Iman kepada kitab-kitab suci

 

Wajib mangimani secara global bahwasanya Allah ta’ala telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya untuk menjelaskan kebenaran dan mengajak manusia kepadanya.

 

Allah ta’ala berkata:

 

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ

 

“Sungguh Kami telah mengutus para rasul kami dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan keadilan agar manusia dapat berlaku adil.” (QS. Al-Hadid: 25)

 

Alah ta’ala juga berkata:

 

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيه

 

“Manusia itu dulunya satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” (QS. Al-Baqarah: 213)

 

Dan kita wajib beriman secara rinci terhadap kitab-kitab yang Allah ta’ala beri nama, di antaranya: Taurat, Injil, Zabur, dan al-Qur’an. Al-Quran yang mulia ialah yang paling utama di antara sekian kitab-kitab yang ada dan al-Quran adalah penutupnya. Ialahyang menjaga kitab-kitab suci lainnya dan membenarkannya. Al-Quran wajib bagi seluruh umat untuk mengikutinya dan berhukum dengannya bersamaan dengan berhukum dengan hadits-hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena Allah ta’ala telah mengutus Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam sebagi seorang rasul kepada seluruh jin dan manusia dan menurunkan al-Quran kepadanya agar menghukumi di antara mereka. Begitu pula Allah menurunkan al-Qur’an sebagai obat bagi hati-hati dan penjelasan bagi segala sesuatu, hidayah, dan rahmat bagi orang-orang beriman. Sebagaimana Allah ta’ala berkata:

 

وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

 

“Inilah kitab al-Qur’an yang telah Kami turunkan kepadanya yang berbarakah, maka ikutilah dan bertakwalah agar kalian dirahmati.” (QS. Al-An’am: 155)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.