MAS KATIMAN YANG BUTUH ULURAN TANGAN
Menyebut namanya saja Saya hampir menitikkan air mata. Hampir menangis saja. Katiman, nama panggilannya, merupakan salah satu sosok yang menyebabkan saya pribadi harus semakin bersyukur kepada Allah. Sosok yang menyadarkan kita semua bahwa kita berada dalam nikmat yang luar biasa…
Kok bisa?
Katiman, nama panggilan, bukan nama asli, sejak kecilnya telah diberi banyak ujian dari Allah. Akan tetapi, yang saya lihat, beliau bersabar menerimanya. Ia tidak mengeluh. Ia pasrah, tapi tidak menyerah.
Sejak kecil, 30 tahun silam, Katiman kecil telah mengidap penyakit HERNIA. Kondisi ekonomi yang sulit menyebabkan keluarga tidak bisa membawanya ke RS untuk mendapatkan pengobatan dengan baik, layaknya masyarakat yang lain.
Ujian tersebut semakin berat, tapi Katiman tetap sabar, dengan kematian sang Ayah. Ayahnya sebagai tulang punggung keluarga dipanggil oleh Allah. Kondisi ekonomi keluarga semakin sulit. Sementara, harga-harga sembako semakin melangit.
Keluarga Katiman tetap sabar. Mereka berbesar hati. Menjalani takdir ilahi dengan penuh keikhlasan. Tidak ada keluh kesah. Tidak prasangka buruk terhadap ketetapan Allah.
Hari-hari berikutnya, Katiman menggantikan posisi sang Ayah. Ia mencari nafkah untuk keluarga besarnya; ibunya yang sudah tua renta dan adik perempuannya. Tanpa ijazah dan ketrampilan khusus, Katiman harus berjuang…
Sementara itu, penyakit yang dideritanya semakin parah saja. Bagian bawah perutnya sudah bengkak besar. Untuk jalan saja, Katiman harus menahan rasa sakit yang tidak bisa kita bayangkan…
Dua kondisi yang berat bagi Katiman…
Ia harus berjuang untuk keluarganya dan melawan penyakit yang dideritanya.
Apa yang harus ia lakukan?
Bagaimana sikap masyarakat kepadanya?
Adakah yang Peduli?
Kita tunggu laporannya dari Tim PKL di lapangan.
(Bersambung…)
*Katiman adalah salah satu warga tempat dilaksanakannya PKL Santri Peduli Negeri.