Memperbaiki kondisi masa lalu
Oleh Muawiyah Ciamis Takmili
Masa lalu terkadang meninggalkan kenangan pahit yang terus melekat pada ingatan. Mewarisi kesedihan serta penyesalan tatkala dibawa menuju seberkas memori ingatan. Wahai yang terundung kesedihan akan kenangan pahit di masa lalu, janganlah berlarut-larut dalam kesedihan. Inilah hiburan dari Rabbmu, Allah menyerumu untuk bangkit dari keterpurukan.
قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampui batas atas dirinya, janganlah berputus asa dari rahmat-Ku. Sesungguhnya ialah yang Maha Mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’”
Taubat, penghapus dosa
Mari bangkit! Sekelam apapun masa lalumu dan sebanyak apapun dosamu, janganlah patah arang dari rahmat serta ampunan-Nya. Sebuah hiburan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
التائب من الذنب كمن لا ذنب له
“Orang yang telah bertaubat dari dosa, seperti orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Tuluskanlah taubat kepada Rabbmu, berdo’alah kepada Allah untuk mengharap limpahan rahmat-Nya. Gantilah masa pahit kenangan masa lalu dengan manisnya ketaatan pada hari ini.
Teladan dari Suhail bin Amr
Dikisahkan setelah usai perang Badr, kemenangan berpihak kepada kaum muslimin. Bersamaan 70 orang musyrikin tertawan oleh pasukan kaum muslimin. Di antara mereka ada seorang yang bernama Suhail bin Amr. Umar radhiyallahu ‘anhu bangkit meminta izin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencabut 2 gigi seri Suhail bin Amr, pasalnya dia adalah seorang orator yang sangat gencar dalam mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah tidak mengizinkan, akhirnya Suhail dibebaskan. Ketika hari pembebasan kota Makkah, Suhail pun berislam dengan keislaman yang baik. Takala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, berbagai bangsa Arab banyak yang keluar dari agama Islam. Hingga sebagian penduduk Mekah yang kurang keimanannya terbawa. Kemudian Suhail bin Amr radhiyallahu ‘anhu berdiri mengingatkan kaumnya, akhirnya kaumnya pun kokoh di atas keislamannya.
Hikmah dari kisah
Lihatlah potret teladan di atas. Ia mengganti masa lalunya, berupa lisan yang mencela Nabi, kemudian ia ganti dengan meneguhkan kaumnya dengan lisannya tersebut.
Begitu pula kisah seorang pembegal jalanan yang bernama Nushiruddin Ahmad bin Abdus Salam. Tatkala ia ingin merampok di sebuh jalan, ia bersandar di pohon kurma. Tiba-tiba ia melihat seekor burung kecil terbang berpindah dari satu pohon ke pohon yang lainnya.
Ia pun takjub akan pemandangan itu, dengan segera ia memanjat pohon tersebut. Sebuah pemandangan yang beliau saksikan, berupa seekor burung yang menyuapi ular yang buta. Akhirnya beliau mengambil pelajaran bahwa rezeki seluruh makhluk sudah diatur. Berawal dari peristiwa perampok jalanan, ia bertaubat hingga menjadi seorang penuntut ilmu.
Nasehat
Jalanilah hari-hari dengan berbagai ragam kebaikan. Hiburlah diri dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ اللهُ عَلَيْكُمْ
“Kalau sekiranya kalian mempunyai dosa atau kesalahan sampai memenuhi langit, kemudian kalian bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (HR. Ibnu Majah no. 4248, lihat ash-Shahihah no. 903, 1951)
Disadari maupun tidak, efek dari masa lalu senatiasa membekas ibarat memaku di sebuah kayu. Kemudian paku tersebut dicabut, tentu akan memberikan bekas. Namun dengan bekas tersebut jadilah dia ibarat cermin agar tak terjatuh lagi untuk yang kedua kalinya.
Di dunia ini ada sebuah keindahan yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengibaratkannya dengan taman-taman surga. Tak heran apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengasung kita untuk singgah padanya:
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah. Para sahabatpun bertanya, ‘Apa itu taman-taman surga?’ Beliau menjawab: Majelis-majelis dzikir.”
Atho’ bin Abi Rabbah rahimahullah berkata: “Majelis dzikir adalah majelis pembahasan tentang halal dan haram. Hukum yang berlaku dalam jual beli, puasa, shalat, sedekah, nikah, talak, haji, dll.”
Nikmatilah hari-harimu di taman surga, semoga kelak di akhirat mendapat surga yang hakiki. Amin