Menahan gejolak jiwa

 

Oleh Yusuf Ghulam Tual Takhasus

 

Berikut ini adalah fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah tentang nasehat bagi para pemuda untuk mengekang syahwatnya.

ما العوامل التي تعين الشباب أمام الشهوات؟

Pertanyaan: Apa faktor-faktor yang dapat membantu para pemuda untuk mengekang syahwatnya?

 

يعيش الشبابُ في مرحلة المُراهقة مرحلةً حرجةً من الصراع مع شهواته، ويرى أنه إن أطلق العنانَ لهذه الشَّهوات أهلكته في الدنيا والآخرة، ما السلاح الذي يعتصم به الشبابُ في مُواجهة هذه الشَّهوات؟

Para pemuda hidup di fase kedewasaan dalam keadaan syahwatnya memuncak. Apabila dia membebaskan untuk syahwatnya, maka akan menghancurkannya di dunia dan akhirat.  Apa senjata yang dapat melindungi para pemuda untuk menghadapi syahwatnya?

لا شكَّ أن التيار عظيم وخطير مع الشباب وغير الشباب، حتى الشيوخ على خطرٍ، حتى الكبار على خطر، فالأمر عظيم، وأسباب الفتنة كبيرة ومتنوعة: في الأسواق، وفي البيوت، وفي كل مكانٍ، حتى على الشيوخ، حتى على الكبار، فكيف بالشباب؟

Tidak diragukan lagi bahwa arus yang deras dan bahaya bersama para pemuda dan selainnya, sampaipun para orang tua di dalam bahaya. Ini merupakan perkara besar dan sebab-sebab fitnah sangat besar dan beraneka ragam: di pasar-pasar, rumah-rumah, dan di setiap tempat. Samapipun bahaya ini menimpa para orang tua, lalu bagaimana dengan para pemuda?

وطريق النَّجاة هو الحذر من أسباب الفتنة: غضّ البصر، عدم الخلوة بالنساء -بالمرأة الأجنبية-، عدم صحبة الأشرار، الحرص على صحبة الأخيار، هذه من أسباب السلامة؛ كون المؤمن يحرص على صُحبة الأخيار، ويكون معهم، أو يلزم بيته، إلا لخروجه للصلاة وما لا بد منه، فيحذر التَّجول في الأسواق؛ فإنها سبب فتنةٍ، لا يخرج إلا لحاجةٍ، مع غضِّ البصر، ومع الحذر، أو يخرج للصلاة

Jalan keselamatan adalah berhati-hati dari sebab-sebab fitnah:

  1. menundukkan pandangan,
  2. tidak bercampur baur dengan wanita yang bukan mahramnya,
  3. tidak bergaul dengan teman yang jelek,
  4. bersemangat berteman dengan orang-orang yang baik,

Ini merupakan sebab-sebab keselamatan. Keadaan seorang mukmin bersemangat untuk berteman dengan orang-orang pilihan, maka dia akan bersama mereka atau berada di rumahnya. Kecuali keluar untuk shalat, maka ini suatu yang mengharuskannya keluar.

Hendaknya berhati-hati dari jalan-jalan di pasar-pasar, karena merupakan sebab fitnah. Dia tidak keluar, kecuali karena kebutuhan. Bersamaan dengan menundukkan pandangan, penuh kehati-hatian atau keluar untuk menunaikan shalat.

فبيتُه إذا لزمه هو أسلم له، إلا من حاجةٍ، مع غضِّ البصر، ومع تدبُّر القرآن، والإكثار من تلاوة القرآن؛ لأنه يُربي الإيمانَ في القلوب، والخوف من الله، والحذر منه، وهو كتاب الله، فيه الهدى والنور، فيه الهداية لكل خيرٍ:

Rumahnya apabila dia tetap di dalamnya, maka itu lebih selamat baginya. Kecuali karena kebutuhan, dia keluar rumah bersamaan dengan menundukkan pandangan. Begitu pula dia senantiasa mentadaburi al-Qur’an dan banyak membaca al-Qu’an, karena dapat menambah iman dalam hati, takut kepada Allah, dan lebih membuat hati-hati dari syahwat.

Inilah manfaat al-Qur’an, padanya terdapat hidayah dan cahaya. Hidayah kepada semua kebaikan, sebagaimana firma Allah:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ [الإسراء:9]

“Sesungguhnya al-Qur’an memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Isra: 9)

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ [فصلت:44]

“Katakanlah bahwa al-Qur’an bagi orang-orang yang beriman sebagai petunjuk dan obat.” (QS. Fushilat: 44)

شفاء لأمراض القلوب أعظم، وشفاء لبعض أمراض البدن أيضًا، ولكنه شفاء لما في الصدور، شفاؤه للقلوب أعظم وأكبر، كما قال تعالى:

Obat bagi penyakit hati dan penyakit badan. Akan tetapi al-Qur’an sebagai obat bagi apa yang di dada, lebih besar dan lebih agung. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ [يونس:57]

“Wahai sekalian manusia, telah datang kepada kalian peringatan (al-Qur’an) dari Rabb kalian, obat bagi apa yang di dalam dada, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang beriman.” (QS. Yunus: 57)

فبالإكثار من تلاوته وتدبُّر معانيه يقوى الإيمان، ويقوى الخوف من الله، والرجاء له، والحذر من معاصيه، ومن أسباب غضبه

Dengan seorang memperbanyak membaca al-Qur’an dan mentadaburi makna-maknanya, hal itu akan memperkuat iman, memperkuat takutnya kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan berhati-hati dari maksiat dan sebab-sebab murkanya Allah.

وصُحبة الأخيار تُعين على ذلك، والحذر من اتباع الهوى، الهوى يهوي بصاحبه إلى الشر، فاحذر هواك ونفسك الأمَّارة بالسُّوء، الله يقول:

Pertemanan dengan orang-orang pilihan juga akan membantu seorang atas ketaatan, berhati-hati dari mengkuti hawa nafsu. Hawa nafsu menyeret pelakunya kepada kejelekan.hati-hatilah dari hawa nafsumu dan jiwamu senantiasa memerintahkan kepada kejelekan. Allah Ta’ala berfirman:

 وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ [ص:26]

”Janganlah mengikuti hawa nafsu, niscaya akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Shod: 26)

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ [القصص:50]

”Siapa yang lebih sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah.”  (QS. Al-Qoshos: 50)

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى ۝ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى [النازعات:40- 41]

”Adapun orang yang takut  akan kebesaran Rabbnya dan mencegah dirinya dari hawa nafsu, maka surga adalah tempat kembalinya.” (QS. An-Nazi’at: 40-41)

Begitu pula Allah Ta’ala katakan tetang orang-orang kafir:

إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ [النجم:23]

“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka dan apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya.” (QS. An-Najm: 23)

فاحذر مُشابهتهم، فما تميل إليه نفسُك وهواك احذره حتى تعلم أنه صوابٌ، وأنه خيرٌ، وإلا فالهوى يقودك إلى البلاء

Hati-hatilah dari menyerupai orang-orang kafir, dari kecondongan jiwa dan hawa nafsumu kepadanya. Waspadalah darinya sampai engkau mengetahui bahwa itu kebenaran dan kebaikan. Jika tidak, hawa nafsumu akan menyeret kepada musibah.

ومن أعظم أسباب النَّجاة: صحبة الأخيار، والحرص عليهم، واتخاذهم أصحابًا، ولزوم البيت عند فقدهم، إلا من حاجةٍ: كالخروج للصلاة، ودرس العلم، والحاجات التي لا بد منها،

Termasuk sebesar-besar sebab keselamatan adalah bertema dengan orang-orang pilihan, bersemangat bersamanya, berteman dengannya, dan tetap di rumah tatkala tidak bersama mereka, kecuali karena kebutuhan untuk keluar. Seperti keluar untuk shalat, belajar, dan berbagai kebutuhan yang mengharuskan keluar.

وإذا بُليتَ بالأسواق فغضّ بصرك، واحذر مُتابعة الهوى، وصُحبة الأشرار، لا في الأسواق، ولا في غيرها

Apabila engkau di pasar, maka tundukkanlah pandanganmu. Hati-hatilah dari mengikuti hawa nafsu, berteman dengan orang-orang jelek. Hal ini berlaku di pasar atau selainnya.

Sumber fatwa  : https://binbaz.org.sa

 

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.