Mengapa Para Rasul Berasal dari Kalangan Manusia?
Terjemahan Fatwa Oleh Abdullah Medan, Takmili
Pertanyaan
Apakah manusia butuh dengan adanya para Rasul, padahal Allah telah muliakan mereka dengan akal dan fitrah. Dan kenapa Rasul diutus dari kalangan manusia?
Jawaban
Justru manusia itu sangat butuh kepada mereka (para rasul), karena akal-akal manusia sangat berbeda-beda dan berselisih di antara mereka. Akal tersebut tidak mampu dengan sendirinya mengetahui apa yang Allah ridai atau yang Allah murkai berupa perkataan, perbuatan, dan keyakinan-keyakinan. Oleh karena itu, Allah mengutus para rasul-Nya dari Nuh ‘alaihis shalatu was salam hingga penutup para Nabi, yaitu Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah mengutus beliau dengan agama yang lengkap, sempurna, tetap, dan universal. Allah mewariskannya untuk bumi beserta penghuninya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi warisan.
Kami menasehatkan kepadamu untuk memperbanyak membaca al-Qur’an dan memerhatikan bacaannya. Terkhusus ketika membaca kisah-kisah para Nabi, apa yang mereka lakukan dalam menghadapi umat-umat. Begitu pula risalah dan tujuan pengutusan mereka, sebagaimana yang Allah sebutkan dalam perkataan-Nya:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ.
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: ‘Bahwasanya tidak ada Rabb (yang benar) melainkan Aku, maka beribadahlah kepada-Ku.’” (QS. Al-Anbiya’: 25)
Mengapa Rasul dari Kalangan Manusia
Adapun mengapa para Rasul diutus dari kalangan manusia, adalah agar lebih sempurna dalam menegakkan hujjah. Karena jika para Rasul (yang diutus kepada manusia) berasal dari kalangan mereka sendiri, maka mereka akan mampu untuk memahami para Rasul tersebut dan juga bisa menanyakan hal-hal yang sulit kepada mereka, serta mampu untuk memahami ucapan mereka. Sebagaimana firman Allah:
وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَنْ يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَى إِلا أَنْ قَالُوا أَبَعَثَ اللَّهُ بَشَرًا رَسُولا. قُلْ لَوْ كَانَ فِي الأرْضِ مَلائِكَةٌ يَمْشُونَ مُطْمَئِنِّينَ لَنَزَّلْنَا عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ مَلَكًا رَسُولا
“Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka: ‘Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi Rasul?’ Katakanlah: ‘Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka malaikat menjadi Rasul.’” (QS. Al-Isra’: 94-95)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ.
“Kami tidak mengutus seorang Rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.” (QS. Ibrahim: 4)
Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah lil Buhutsil Ilmiyyati wal Ifta’, Soal ke-5 dari fatwa no. 7289, dengan penambahan subjudul.