Menjadi putra-putri yang berbakti
Oleh Ahmad Hidayat Sukoharjo 4B Takhasus
Wajibnya berbakti kepada kedua orang tua
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan sebuah amalan yang sangat besar nilainya disisi Allah Ta’ala. Hal itu merupakan kewajiban seorang anak kepada kedua orang tuanya. karena jasa dan pengorbanan kedua orang tua sangat besar demi kebaikan anaknya.
Maka, seorang anak sangat dituntut untuk memberikan yang terbaik kepada keduanya. Dari berbagai sisi, dia harus berkorban untuk membahagiakan kedua orang tua, berbakti, dan selalu mendoakan kebaikan untuk keduanya. Itulah yang seharusnya dilakukan.
Jasa ibu teramat besar terhadap buah hatinya
Sebagaimana dahulu dilakukan oleh seorang pria Yaman di zaman shahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum. Ia menggendong ibunya di atas kedua pundak, thawaf mengelilingi ka’bah baitullah tujuh kali putaran. Kemudian ia datang ke shahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dan mengatakan,
يَا ابْنَ عُمَرَ أَتُرَانِي جَزَيْتُهَا؟
“Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas jasa ibuku?”
Maka shahabat Ibnu Umar mengatakan,
لَا، وَلَا بِزَفْرَةٍ وَاحِدَة
“Tidak, walaupun satu hentakan nafas di saat melahirkan.” (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad, disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani)
Demikianlah usaha yang ia tempuh. Ia mengira hal tersebut bisa membalas jasa kedua orang tua, namun prasangka tersebut kemudian disanggah oleh shahabat ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu.
Demikian besarnya kedudukan dan hak kedua orang tua, sampai-sampai Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengatakan,
رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Keridhaan Allah berada pada keridhaan kedua orang tua, dan murka Allah berada pada kemurkaan kedua orang tua.” (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad, disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani)
Berbaktilah! Selama kesempatan masih ada
Wahai saudaraku, takutlah kepada Allah Ta’ala, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua. Kesempatan yang besar bagi mereka yang berada di rumah untuk berbakti kepada kedua orang tua secara langsung.
Berakhlak baiklah kepada keduanya, buatlah mereka selalu berbahagia dengan keberadaan kita, jangan sampai kita mengecewakan keduanya, membuat hati mereka sedih. Ingatlah bahwa ridha Allah Ta’ala bersama ridha keduanya.
Dan bagi mereka yang jauh dari orang tua atau keduanya telah meninggal dunia, kesempatan untuk berbakti kepada keduanya belum terputus, melalui do’a-do’a yang kita panjatkan. Semoga itu merupakan bagian dari birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua).
Meneladani bakti sahabat terhadap orang tua
Contohlah bagaimana bakti shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu terhadap ibunya. Di dalam sebuah riwayat disebutkan ketika beliau memasuki pekarangan rumah, beliau meninggikan suara seraya mengucapkan,
عَلَيْكِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ يَا أُمَّتَاهُ
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepadamu wahai ibunda.”
Kemudian sang ibu menjawab,
وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Dan semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepadamu”
Lalu Abu Hurairah berkata,
رَحِمَكِ اللَّهُ رَبَّيْتِنِي صَغِيرًا
“Semoga Allah merahmatimu karena engkau telah mendidikku di masa kecil.”
Maka ibunya menimpali,
يَا بُنَيَّ، وَأَنْتَ فَجَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا وَرَضِيَ عَنْكَ كَمَا بَرَرْتَنِي كَبِيرًا
“Dan semoga Allah merahmati engkau wahai anakku. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dan meridhaimu sebagaimana engkau telah berbuat baik kepadaku dimasa tuaku”. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad, dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albani)
Demikianlah sedikit gambaran bagaimana baktinya salaf kepada kedua orang tua, terlebih kepada ibunda mereka.
Mintalah ridha dari keduanya!
Wahai saudaraku iringilah setiap langkah yang kita tempuh di atas keridhaan keduanya. Mintalah bimbingan dan do’a dari keduanya agar Allah Ta’ala meridhai apa yang kita lakukan. Dengarkan nasehat yang beliau sampaikan dan bersabalah di atasnya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberkahi setiap langkah kita. Amin.