Penutup Celah Setan
Oleh Ahmad Hidayat Takhasus 4B
Agama Islam adalah agama yang sangat memerhatikan keindahan dan kerapian dalam berpakaian. Semuanya telah diatur dan diberi rambu-rambu agar seorang muslim terjaga auratnya dan tidak terjatuh ke dalam tasyabbuh kepada orang-orang kafir.
Alhamdulillah Ma’had kami memberi kebijakan kepada seluruh santri agar menutup auratnya dengan baik, di antaranya menggunakan sarung. Kebijakan ini diamalkan oleh seluruh santri dengan senang hati. Di antara yang kami rasakan manfaatnya adalah semakin muncul kewibawaan, karismatik, dan ciri khas yang melekat pada santri. Mudah-mudahan ini semua termasuk dalam firman Allah:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Wahai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang terbaik. Demikianlah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-‘Araf: 26)
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam rahimahullah menafsirkan makna {لباس التقوى},
يَتَّقِي اللَّهَ، فَيُوَارِي عَوْرَتَهُ، فَذَاكَ لِبَاسُ التَّقْوَى.
“Bertakwa kepada Allah dengan menutup aurah, itulah yang dinamakan baju ketakwaan.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Begitu pula dalam rangka menutup celah syaithan yang menginginkan keburukan pada bani Adam. Karena dengan memakai sarung, aurat para santri lebih tertutupi dengan baik.
Ini merupakan salah satu dari sekian banyak langkah yang ditempuh para asatidzah di Ma’had kami dalam menjaga para santrinya. Semoga hal ini menjadi contoh baik bagi Ma’had-Ma’had yang lainnya dan menjadi pahala yang mengalir untuk kami. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda di dalam hadist yang shahih:
الدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ
“Seorang yang meunjukkan kepada kebaikan dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2670)
