Sabar dan Syukur

 

Oleh Moch. Shobron Jamil 3A Takhasus

 

Saudaraku, semoga Allah Ta’ala menjaga kita semua….

Seorang muslim  hendaknya selalu berhias dengan perbuatan dan akhlak yang baik lagi terpuji. Hal ini sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan di dalam al-Quran, Allah Ta’ala mengatakan:

وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

Allah Ta’ala banyak menyebutkan akhlak yang mulia di dalam al-Quran. Allah ta’ala menghasung umat manusia untuk berada di atas akhlak tersebut, begitu juga sang utusan-Nya Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam di dalam sunnahnya. Maka sepantasnya seorang yang berserah diri kepada Allah ta’ala  berada di atas sifat ini, terlebih di masa pandemi, yang mana musibah ini tersebar ke berbagai negeri. Ketahuilah  wahai saudaraku, di antara akhlak yang mulia tersebut ialah ‘ash-shabr’ (sabar).

Di dalam al-Quran, banyak sekali keutamaan sifat sabar yang disebutkan. Cukuplah Allah Ta’ala mengabarkan bahwa kecintaan dan kebersamaan-Nya teruntuk bagi orang-orang yang sabar, menunjukkan akan besarnya keutamaan sifat tersebut. Allah Ta’ala mengatakan:

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah: 153)

Allah Ta’ala juga mengabarkan bahwa kesabaran itu lebih baik bagi orang-orang yang besabar, Allah Ta’ala mengatakan:

وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ

“Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. an-Nahl: 126)

Dan perkataan Allah Ta’ala tentang ucapan Nabiyullah Ya’qub ‘alaihissalam, ketika musibah datang menghampirinya:

فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ

“Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS. Yusuf: 18)

Saudaraku, semoga Allah Ta’ala merahmati kita….

Sungguh, sifat sabar ini sangat dibutuhkan padanya kesungguhan. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menyebutnya sebagai ‘adh-dhau’,’ yaitu sinar yang menimbulkan rasa panas. Oleh karena itu, sabar ditempatkan di saat masyaqqah (kesulitan) dan ta’ab (keletihan) datang. Dengan adanya masyaqqah dan ta’ab ini, Allah Ta’ala memberikan balasan bagi orang-orang yang bersabar dengan balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. Allah Ta’ala mengatakan:

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 96)

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. az-Zumar: 10)

Setelah kita mengetahui  keutamaan sifat ini, maka bagi seorang thalibul ilmi (penuntut ilmu) hendaklah sifat ini selalu mengiringinya di kala pandemi, serta berharap agar wabah ini segera diangkat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.  Sepantasnya kita tidak berkecil hati dikarenakan kesusahan dan kesulitan terus menghampiri, kesabaran dan harapanlah yang harus terpatri di dalam sanubari.

Saudaraku, semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita….

Di sisi lain, kita juga bersyukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada kita semua, yaitu berupa nikmat aman yang kita rasakan. Dengan keamanan kita dapat melakukan salat berjama’ah, terpenuhi syarat dan rukunnya, serta halaqoh ilmu yang berjalan dengan baik dan lancar. Wajib bagi kita untuk bersyukur kepada Dzat yang maha kuasa. Karena mensyukuri nikmat Allah Ta’ala akan membuahkan langgeng dan bertambahnya nikmat tersebut, sedangkan mengufuri (mengingkari) nikmat Allah Ta’la akan membuahkan terputusnya nikmat tersebut, dan mendapatkan kemurkaan dari Allah Ta’ala. Allah Ta’la mengatakan:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Maka dengarlah wahai saudaraku, sebuah nasihat dari temanmu untuk para pendamba ilmu. Bahwa, “Belajar ilmu agama kita harus berjuang, bersama teman-teman seperjuang, meraih cita-cita setinggi bintang, agar bermanfaat bagi banyak orang, walaupun kekurangan harus diemban, jauh dari keluarga tersayang, tidak membuat pupus semangat yang menjulang.”

Wajib bagi kita untuk menaati pemerintah, karena ini adalah prinsip agama Islam. Kita berjalan dengan mengikuti protokol yang ada, diiringi niat tulus dan ikhlas di dalam dada, rasa syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’la, atas berbagai nikmat-Nya yang tiada tara. Wallahu a’lam. 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.