Semangatmu, jangan sampai padam!

dosa (2)

Oleh Habib Ibrahim Waliulu

 

Wahai kawan…

Untuk menuju titik terluar dalam thalabul ilmi, walau ilmu tiada batas, antum harus punya semangat yang yak kenal padam. Tapi, jangan sampai antum lupa bahwa disana ada sebab sebab keberhasilan yang harus antum tempuhm diantaranya adalah menggantungkan seluruh harapan hanya kepada Sang Pencipta.

Hiasi setiap lankah antum dengan tekad yang kuat dan tak mudah luntur. Optimis dan jangan pesimis!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ

Semangatlah untuk meraih hal hal yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jang seksli kali engkau merasa lemah!” (HR. Muslim)

Maka, semangat antum harus terus ,emyala dan jangan biarkan ia padam! Cobalah untuk sesering mungkin  membaca tentang semangat para pendahulu kita dalam thalabul ilmi, diantaranya:

Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu  penah berkata:

Demi Allah, Dzat yang tiada ilah yang berhak disembah selain Dia. Tidak ada satupun surat dari Kitabullah diturunkan melainkan aku tahu dimanakah diturunkannya. Tidak ada satu ayat pun dari kitabullah diturunkan kecuali akau tahu kepada siapakah diturunkan ayat tersebut. Andai saja aku tahu ada yang lebih berilmu tentang Kitabullah selain aku dan jarak antara dia denganku bisa ditempuh dengan menggunakan onta, pasti aku akan berangkat menemuinya

Sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu pernah melakukan sebuah perjalanan jauh dari Madinah menuju Mesir. Beliau melakukan perjalanan tersebut selama satu bulan lamanya menggunakan seekor onta hanya karena ingin mendengar satu hadis yang beliau khawatir jika beliau meninggal dunia dalam keadaan belum mendengarnya secara langsung dari shahabat yang meriwayatkannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Subhanallah, betapa semangatnya para sahabat di dalam mencari ilmu. Sampai sampai hanya karena satu hadis saja mereka rela untuk melakukan perjalanan yang begitu jauh untuk mendapatkannya.

Sejarah terus berlanjut, lembar kisah penuh semangat bergulir pada masa tabi’in. Diantaranya adalah Murid murid Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Tercatat nama nama besar, diantaranya Alqamah, Al Aswad dan yang lainnya. Mereka tidak merasa puas ketika menedengar hadis dari guru guru mereka  sebelum berangkat sendiri ke Madinah untuk mendapatkan sanad yang tinggi, memperkuat tasabbut dan langsung menimba ilmu dari para sahabat yang masih hidup saat itu.

Inilah semangat yang begitu mambara dari para salaf dalam berthalabul ilmi. Mereka tidak mudah berputus asa  dan merasa lemah dalam mencari hadis. Maka, seyogyanya bagi kita untuk meneladani mereka.

Ibnu Aqil Al-Hambali rahimahullah berkata: “Aku merasa lebih bersemangat untuk thalabul ilmi saat memasuki usia 80 tahun dibanding saat aku masih berumur 20 tahun.”

Pernahkah terbayang dalam hati antum untuk senantiasa bersemangat di dalam kancah thalabul ilmi walau telah berubah menjadi kakek kakek tua renta?

Ukirlah cita itu dalam hatimu, kawan! Na’am, kawan, terus koreksi semangat kita, seberapa tinggikah semangat kita! Wabillahit-Taufiq

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.