Seminar dan Diklat Karya Ilmiah Santri (Hari Pertama); Pengetikan dan Layout

Seminar dan Diklat Santri

 

Oleh Tim Reportase Santri

 

Pukul 08.15 WIB, para santri Takhasus berkumpul di kantin lama. Ruang yang tak memadai untuk menampung seluruh santri, mengharuskan sebagian mereka untuk rela duduk di luar bangunan, beralas terpal beratap langit. Syukurlah, pepohonan yang rindang dapat menaungi mereka dari cahaya matahari yang mulai menyengat.

Tak lain dan tak bukan, mereka hadir di sana untuk mengikuti sebuah kegiatan, yaitu Seminar dan Diklat Karya Ilmiah santri yang membahas tentang pengetikan dan layout. Itu adalah hari pertama dari rangkaian kegiatan seminar tersebut, yang rencananya akan berlanjut keesokan harinya dengan tema berbeda. Hari itu Senin, 4 Sya’ban 1443 Hijriah bertepatan dengan 7 Maret 2022.

 

Motivasi dan Hasungan dari Sang Ustadz

Sebagai mukadimah dari kegiatan Seminar dan Diklat ini, al-Ustadz Alfian hafizhahullah memberikan banyak sekali motivasi dan faedah berharga tentang prinsip dakwah. Ya, karena memang inti tujuan dari seminar dan diklat ini adalah sebagai pembekalan bagi santri agar kelak mereka bisa berpartisipasi dalam dakwah dengan memanfaatkan media dan teknologi informasi yang ada.

Selain tujuan di atas, Seminar dan Diklat Karya Ilmiah ini juga berguna untuk mengembangkan SDM, menggali bakat santri, membekali mereka dengan skill, dan yang terakhir, kegiatan ini adalah salah satu langkah yang akan menunjang Program Peningkatan Kualitas Santri (P2KS) di ma’had ini.

 

“Berbagai media yang ada, selama itu boleh, syar’i, dan tidak mengubah substansi dakwah itu sendiri, maka manfaatkan sebaik mungkin. Media-media tersebut bisa melalui khotbah, seminar seperti ini, siaran radio, buku-buku, majalah, website, dan lain sebagainya yang bisa menunjang dakwah dan tidak mengubah substansi dakwah.” Inilah di antara poin penting yang beliau hafizhahullah sampaikan.

“Syaikh Rabi’ hafizhahullah pernah mengatakan, ‘Penuhilah dunia dengan ilmu..’ ‘Bahkan, suara kita di media-media tersebut (internet, dan lain sebagainya) harus lebih keras dan lebih kuat daripada para pengusung kebatilan yang mereka juga gencar menggunakan media-media tersebut siang dan malam.” Kata beliau memotivasi.

Seminar dan Diklat Santri

Poster Kegiatan Buatan Santri

Diklat Pengetikan dan Layout

Seusai sang Ustadz menyampaikan wejangan dan motivasi, MC yang berasal dari Gresik mempersilahkan pemateri dari santri asal Purwokerto untuk menyampaikan materi pembukaan pada diklat kali ini. Ia pun menjelaskan definisi mengetik, layout, apa saja sarananya, hingga pembahasan software yang dapat kita gunakan untuk mengetik dan layout beserta kelebihan dan kekurangannya.

Di sesi berikutnya, pemateri utama asal Makassar maju ke depan memberikan pengajaran.

“Teman kita ini, beliau adalah ketua kontributor website Islam Hari Ini dari santri. Beliau telah menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun di ‘Perguruan Tinggi’ lembaga Takhasus Ma’had Minhajul Atsar.” Kata sang MC sebelum mempersilahkan sang pemateri maju. Pemateri ini sebenarnya memang pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi formal. Namun demi mendengar ‘perguran tinggi’ yang disebutkan oleh MC ternyata adalah Ma’had Minhajul Atsar, hadirin senyum-senyum.

 

Setelah dipersilakan, beliau mulai mengajarkan kepada para santri beberapa fungsi dasar dan cara menggunakan salah satu software pengetikan; Microsoft Word. Mulai dari cara mengubah ukuran tulisan, memiringkannya atau menebalkannya, mengganti huruf menjadi kapital secara otomatis, numbering, pengolahan paragraph, table, mengubah ukuran kertas, margins, header & footer, page number, dan lain sebagainya. Dalam penjabarannya, beliau hafizhahullah menyertakan berbagai contoh dengan gamblang dan jelas.

Adapun para santri peserta, selain mereka dapat melihat layar proyektor untuk memahami penjelasan dari beliau, mereka juga bisa melihat materi diklat pada lembaran kertas (modul) yang dibagikan secara cuma-cuma bagi 50 peserta yang pertama kali hadir. Sehingga, para pemula yang belum pernah sama sekali menyentuh Microsoft Word, bisa mempelajarinya dengan mudah bi idznillahi Ta’ala.


Baca Juga: Biarpun Huja, Kerja Bakti Lingkungan Santri Tetap Jalan


Sesi Tanya Jawab

Panitia menyediakan sesi khusus bagi para santri untuk menanyakan sesuatu yang masih belum mereka pahami atau mungkin terluput penjelasannya dari sang pemateri. Sang MC membatasi pertanyaan hanya sebanyak 3 kali saja.

“Afwan, untuk membuat tabel, di situ tadi kita hanya bisa membuat maksimal sampai 10 tabel ke samping dan 8 tabel ke bawah. Lalu jika kita ingin membuat tabel yang lebih banyak, bagaimana caranya?” Santri asal Lampung yang pertama kali mengajukan pertanyaan.

“Ya, mudah saja.. Tinggal antum arahkan kursor ke kolom tabel yang antum ingin tambahkan, kemudian klik kanan pada mouse, nanti akan keluar jendela dialog. Pilih menu insert, berikutnya akan keluar jendela pilihan di sampingnya. Jika antum ingin menambahkan kolom ke atas, maka pilih insert rows above yang artinya atas, atau pilih insert rows below jika ingin ke bawah, serta insert columns to the left atau right untuk menambahkan ke kiri atau ke kanan..” Jawab sang pemateri dengan mempraktikkannya.

 

Setelah habis tiga kuota pertanyaan, tiba-tiba seorang santri asal Padang mengacungkan tangan hendak melontarkan sebuah pertanyaan,

“Afwan, apa fungsi dari garis bawah berwarna merah yang muncul di bawah kata saat kita mengetik?”

“Ya, sebenarnya kuota pertanyaan sudah habis. Tapi ya sudah, ini pertanyaan bonus, cukup terakhir.” Sang MC menyela.

“Allahu a’lam..” Ternyata sang pemateri tidak mampu untuk menjawabnya. Beliau tidak sok tahu, sehingga tidak berani menjawab secara asal-asalan.

“Sebatas yang ana tahu, itu adalah fitur bawaan Microsoft untuk mengoreksi bahasa dari setiap kata yang kita ketik secara otomatis.. Apabila ada kesalahan, ia akan menandainya dengan garis merah itu.” Tanpa disadari sang MC dapat menjawab pertanyaan bonus yang diajukan beserta penjelasannya.

Seminar dan Diklat Santri

Karena Keterbatasan Tempat, Sebagian Peserta Harus Rela Duduk Beralas Terpal

Kuis Praktik

Sesi ini adalah sesi terakhir pada diklat kali ini. 7 Buah hadiah telah menanti bagi siapa saja yang berani maju ke depan untuk mempraktikkan ilmu yang baru saja mereka pelajari. Dengan percaya diri, beberapa santri langsung maju ketika sang pemateri maupun sang MC menyebutkan namanya. Ada santri asal Aceh, Malang, Sulawesi, Jambi, hingga asal Jember.

Gelak tawa terdengar ketika santri bernama Khalid asal Jember maju ke depan mempraktikkan tentang cara penomoran. Pasalnya, ia sebenarnya sama sekali awam tentang ilmu komputer. Tangannya gemetaran ketika memegang mouse, tapi PD-nya membuat ekspresi mukanya seolah biasa saja.

 

Di layar, sudah tersedia tulisan yang hendak diberi nomor, yaitu rincian tentang Rukun Islam. Saking awamnya tentang ilmu komputer, ia malah dengan PD memberikan nomor 1 pada rukun Islam ke-5, yaitu haji. Wajahnya yang jenaka sontak membuat para santri tak dapat menahan gelak tawa.

Sang pemateri pun membimbingnya untuk mengarahkan kursor ke baris yang hendak diberi nomor pertama kali. Tiba-tiba ia malah mengarahkannya ke baris bertuliskan ‘Rukun Islam ada lima’ dan memberikan nomor 1 di depannya. Para santri pun tertawa lebih keras lagi. Khalid yang merupakan santri Takhasus kelas 3 juga ikut tertawa.

Dengan sabar sang pemateri kembali membimbingnya. Akan tetapi, karena memang dia benar-benar tak pernah memahami ilmu mengetik, ia pun masih saja memberikan nomor 1 pada kalimat ‘Rukun Islam ada lima..’ Tawa hadirin semakin membahana. Khalid hanya bisa ikut tertawa lagi tanpa menyiutkan nyali dan kesungguhannya.

Walhamdulillah, pada akhirnya Khalid Jember dapat memberi nomor dengan tepat. Nomor 1 pada kalimat syahadat, nomor 2 pada salat, dan seterusnya. Para santri pun turut berbahagia atas keberhasilannya.

Seminar dan Diklat Santri

Santri Mencatat Materi yang Disampaikan Ketika Diklat

Peserta Paling Antusias

Supaya menambah keseruan kegiatan dan antusias hadirin, panitia menyediakan satu hadiah paling spesial untuk hadirin paling antusias dalam mengikuti diklat kali ini. Sang MC pun mempersilahkan juri penilai yang sedari tadi duduk di gazebo di dekat sana untuk memberikan keputusan. Dengan wibawanya, santri asal Lumajang itu segera maju ke depan.

“Sejak pertama kali hadir, kemudian sesi Prakata dari Ustadz, hingga berakhirnya Seminar dan Diklat Karya Ilmiah Santri ini, yang paling antusias adalah..” Suaranya terhenti membuat hadirin penasaran.

“Dia juga mencatat, aktif bertanya, dan termasuk yang pertama kali hadir. Yaitu…” Ia diam lagi, membuat hadirin semakin penasaran.

“Sebenarnya ada tiga yang paling antusias. Tapi pada akhirnya kami memutuskan, peserta paling antusias adalah…” Ia sengaja diam lagi setelah dua kali tak jadi menyebut nama. Membuat peserta mulai kesal dan riuh.

“Muslim Kolaka.”

Hadirin bersorak setelah juri asal Lumajang itu menyebut nama santri asal Sulawesi yang menduduki kelas dua, dengan menggunakan nada khasnya.

 

Perlombaan Baru Saja Dimulai

Seminar dan Diklat Karya Ilmiah Santri kali ini usai pada pukul 11.30. Akan tetapi, masih ada lanjutan dari kegiatan ini yaitu Lomba  Pengetikan dan Layout. Panitia membuka pendaftaran terbatas bagi siapa saja yang hendak mengikuti perlombaan. Kuotanya, empat santri dari kelas 1, tiga santri dari kelas 2, tiga santri juga dari kelas 3, dan terakhir dua santri dari kelas 4.

Waktu perlombaan adalah seusai murajaah bakda asar dan malam hari seusai pelajaran muthala’ah kitab. Tantangannya adalah me-layout tulisan yang telah tersedia, yang paling mirip dengan contoh, itulah yang akan menjadi pemenang dan berhak mendapat hadiah spesial dari panitia.

 

Benar saja, pada dua waktu itu ruangan multimedia terlihat sangat penuh dan ramai. Hampir-hampir tidak ada celah lagi untuk dapat masuk serta menyaksikan secara langsung perlombaan karena saking padatnya. Teman-teman sekelas dari para peserta juga ikut membantu dan men-support peserta yang sedang mengikuti perlombaan ini.

Walhamdulillah, walaupun tak dapat menyaksikan secara langsung, kita bisa melihat dari luar karena ruangan tersebut hampir seluruh sisinya  berlapiskan kaca.

 

Epilog

Kami berharap, semoga dengan kegiatan semacam ini para santri dapat lebih semangat dan antusias dalam mempelajari ilmu agama, untuk kemudian nantinya akan mereka dakwahkan di pelosok dunia ini.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ketulusan niat, manfaat, keberkahan, serta keselamatan di dunia dan di akhirat atas ilmu, usaha, amal dan dakwah yang kita semua kerjakan dan upayakan. Amin.. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Maha Mampu Mengabulkan doa para hamba-Nya.


Artikel Kami: Kewajiban Dakwah Kepada Jalan Agama Allah


Penulis: Abu Khalid Haidar Surakarta, Takhasus

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.