Biarpun Hujan, Kerja Bakti Lingkungan Santri Tetap Jalan

Oleh Tim Reportase Santri
Pagi hari Ahad 3 Sya’ban 1443 Hijriah, bertepatan dengan 6 Maret 2022 cuaca memang kurang bersahabat. Rinai hujan yang tak henti-hentinya turun membuat setiap orang malas bergerak. Berbagai kegiatan yang telah direncanakan pun akhirnya tertunda. Berbeda halnya dengan para santri Takhasus di PP. Minhajul Atsar Jember. Kegiatan senam dan kerja bakti lingkungan di pagi itu tetap dapat berjalan, walau tetesan bulir air hujan membasahi.
Santri Itu Selalu Siap dan Terus Semangat
“Tuuuut… Tuuuuut…” suara bel pengingat yang dibunyikan dari kantor terdengar jelas di depan asrama Takhasus. Berikutnya, salah satu tim kantor Takhasus mengumumkan; “Sebelum melaksanakan kegiatan kerja bakti pada pukul 08.00, mari kita terlebih dahulu melakukan senam pagi. Harapannya dengan ini, kita dapat mengikuti kerja bakti dengan lebih giat, serta penuh semangat. Otot-otot juga lebih lentur.”
Dengan penuh semangat, beberapa Tim Kantor juga masuk ke setiap asrama Takhasus guna mengingatkan para santri untuk mengikuti senam walaupun rinai hujan membasahi tempat yang biasa mereka gunakan untuk senam.
“Karena hujan turun, kita akan melakukan senam di teras asrama, dan apabila penuh, silakan senam di dalam asrama.. Kali ini yang akan memimpin senam adalah santri asal Jember, yang beliau merupakan salah satu anggota Tim SAR Ma’had Minhajul Atsar. Beliau akan memandu dari Kantor Takhasus menggunakan mikrofon.” Ujar salah satu tim kantor dalam pengumumannya.
Senam pun dimulai, para santri mencontoh dan melihat gerakan sang pemimpin melalui jendela besar Kantor Takhasus yang terbuat dari kaca.
Dengan suara menggelora, para santri dari kamar satu bersama-sama menghitung aba-aba senam. Berikutnya, santri dari kamar dua tidak mau kalah. Mereka juga menghitung gerakan senam dengan penuh semangat menyaingi hitungan kamar satu.
Akan tetapi, tak ada yang mengalahkan santri asal Medan dari kamar tiga, ia begitu semangat menghitung dengan lantang mengungguli suara teman-temannya. Berikutnya, giliran santri dari kamar empat yang menghitung, mereka dengan kompak meneriakkan aba-aba.
Mendengar semangat para santri Takhasus, sebagian santri Tahfizh penasaran. Mereka pun berdatangan dan turut merasakan aura semangat di pagi yang dingin itu. Mereka berbaris menonton kegiatan senam santri Takhasus dari depan asrama. Decak kagum terlihat dari raut wajah mereka.
Benar-benar suasana yang begitu langka. Hujan turun, akan tetapi para santri Takhasus justru makin semangat untuk menjalankan berbagai kegiatan yang telah terencana sebelumnya.
Kerja Bakti Lingkungan
Setelah sarapan dan MCK, para santri Takhasus kembali bergerak melakukan agenda berikutnya, kerja bakti lingkungan ma’had Minhajul Atsar. Masing-masing kelas telah mendapat tugas sendiri-sendiri sebagaimana yang telah disepakati dan dibagi oleh Tim Kantor tadi malam. Dengan semangat, mereka langsung mengerjakan tugasnya walaupun gerimis membasahi.
“Gerimis seperti ini, apa kerja bakti boleh kita lanjutkan?” Tim Kantor Takhasus sebagai penyelenggara kegiatan bertanya kepada salah seorang Ustadz meminta bimbingan.
“Fattaqullaha mas-tatha’tum (bertakwa semaksimal kemampuan), la yukallifullahu nafsan illa wus’aha (Allah tidak membebani kecuali sebatas kemampuan). Apa yang bisa dikerjakan, dikerjakan.” Jawab sang ustadz memberi motivasi.
Baca Juga: Tim Taman Santri, Kerja Sama dalam Bingkai Ukhuwah
Kelas satu, dengan kegigihan dan semangatnya, mereka langsung terjun ke sungai yang berada di sebelah barat Ma’had. Mereka bertugas untuk membersihkan rerumputan dan tetumbuhan liar yang berakar di dinding pembatas ma’had serta pinggiran sungai. Juga membersihkan sampah yang ada di sana. Dengan peralatan yang bermacam-macam, mereka giat bekerja.
Agar tidak mengotori sungai, mereka mengangkat tetumbuhan itu ke dalam ma’had. Untuk nantinya mereka buang di tempat yang layak.
Adapun kelas dua, mereka bertugas untuk membersihkan dedaunan yang menumpuk di atas atap-atap. Lokasi kerja mereka berjumlah 8 titik. Sebagian mereka harus naik ke atas atap berbahan asbes dengan ekstra hati-hati, supaya atap tidak pecah dan jebol, serta agar mereka tidak terjatuh.

Tugas Santri Kelas Tiga Takhasus, Membersihkan sawang di Bawah Atap Masjid dari Ketinggian Sekitar 20 Meter
Tugas terberat dan ter-ekstrem kali ini dipegang oleh kelas tiga. Mereka harus membersihkan sawang-sawang di bawah atap masjid setinggi tiga lantai (± 20 meter dari tanah). Untuk meringankan tugas, mereka berbagi menjadi dua tim. Tim satu membersihkan dari lantai bawah, yaitu dengan menggunakan sapu yang telah mereka modifikasi menjadi lebih panjang. Sedangkan tim dua membersihkan dari atas atap menggunakan sapu biasa, yaitu dengan membuka beberapa titik genteng.
Dengan jiwa suka ber-ta’awun dan rasa peduli yang telah tertanam dalam dada, mereka dapat mengerjakan tugas dengan mudah dan ringan. Walaupun, karena atap yang licin habis hujan, beberapa genteng sempat meluncur ke bawah menghantam dan memecahkan genteng lainnya..
“Alhamdulillah, hanya gentengnya yang jatuh, bukan orangnya.” Ujar salah satu santri yang menyaksikan satu atau dua buah genteng meluncur ke bawah. “Alhamdulillah, nggak kena orang..” Ungkap santri yang lain.
Kegiatan di masjid pada pagi itu terpaksa terhenti sejenak. Para santri Tahfizh yang biasanya belajar di sana, hanya bisa menonton ami-aminya dari santri Takhasus yang sedang ber-ta’awun untuk membersihkan lingkungan ma’had. Harapannya dengan itu, mereka bisa meneladani semangat kakak-kakak kelasnya tersebut.
Kelas terakhir adalah kelas empat. Mereka mendapatkan tugas untuk membersihkan gudang yang terletak di lantai dua masjid sebelah selatan. Barang-barang inventaris lembaga MTP (setingkat SD) yang mangkrak karena sebab pandemi, harus mereka rapikan agar tidak menjadi makanan tikus dan rusak begitu saja. Begitu pula inventaris SAR, baksos, dan lain sebagainya yang banyak tersimpan di sana. Dengan bantuan sebagian santri Takmili, pekerjaan mereka pun dapat tuntas. Walhamdulillah..
Penutupan
Allah Subhanahu wa Taala mengatakan:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى
“Saling tolong menolonglah kalian dalam hal kebaikan dan takwa.” (QS. Al-Maidah: 2)
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan.” (HR. Muslim)
Dengan motivasi dan hasungan di atas, para santri pun semangat melakukan kerja bakti lingkungan ma’had.
Akhirnya, kerja bakti kali ini selesai ketika jam menunjukkan pukul 11.15 WIB. Sisa waktu yang ada sebelum zuhur harus mereka manfaatkan sebaik mungkin untuk bersiap menyambut panggilan Rabb mereka.
Semoga Allah Taala memberikan penjagaan dan keselamatan kepada ma’had, para santri, ikhwan, dan asatidzah beserta keluarga mereka semua. Semoga pula Allah Taala memberikan berkah pada ilmu, amal, dakwah, dan kesabaran kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin..
Artikel Kami: Inilah Jenis Puasa yang Makruh Bahkan Haram untuk Dikerjakan
Penulis: Abu Khalid Haidar Surakarta, Takhasus