Teman Baik vs Teman Buruk

Teman baik

 

Oleh Abu Khalid Haidar Surakarta, Takhasus

 

Teman adalah sebuah karunia dari Allah Taala dan merupakan salah satu nikmat yang patut kita syukuri. Terlebih jika teman itu adalah teman baik (saleh), yang Rasulullah ibaratkan seperti penjual minyak wangi. Teman yang selalu mengajak kepada yang makruf. Yang senantiasa mengingatkan ketika kita sedang terjatuh ke dalam lubang kemaksiatan. Atau teman yang menasihati, ketika kita terpeleset ke dalam jurang kenistaan dan terjebak dalam kubangan kemaksiatan.

Tetapi, teman juga terkadang dapat menyeret kita untuk jauh dari mengingat Allah, yang kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; layaknya pandai besi. Maka kita wajib untuk bersabar darinya, dengan kita mengingatkan dan mendoakannya. Karena memang manusia tidak ada yang sempurna.

 

Beda Teman yang Baik dan Teman yang Buruk

Pernahkah Anda mendengar ucapan pepatah, ‘Teman bagaikan sebuah cermin’?. Maksud dari pepatah di atas bahwa teman adalah tempat melihat berbagai kekurangan kita.

Teman yang baik layaknya cermin nan bersih. Ia pasti tidak akan berpura-pura baik di hadapan kita. Tulus dalam berteman karena Allah, ia akan memberitahukan kekurangan yang ada pada diri kita dengan cara yang baik, agar kita dapat menerimanya. Baik itu dengan cara menasihati, menyindir dengan lembut, dan semisalnya. Ia pun akan menutupi dan menyembunyikan kekurangan kita dari orang lain. Tidak malah menyebarkannya kepada orang yang tidak berkepentingan dengannya.

Berbeda halnya dengan teman yang buruk. Ia bagaikan cermin yang kotor dan berdebu, tidak dapat kita gunakan untuk berkaca. Teman yang buruk hanya berteman karena menginginkan sesuatu dari kita, tidak tulus karena Allah. Ia seringnya akan bermuka manis di hadapan kita, dan tidak memberitahukan kekurangan yang ada pada diri kita. Sehingga kita pun merasa telah menjadi orang yang baik di mata dia, padahal kenyataannya tidak demikian.


Baca Juga: Perjuangan Teman-Teman di Tim al-Qur’an


Allah Subhanahu wa Taala berkata:

الأخِلاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلانًا خَلِيلا*لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإنْسَانِ خَذُولا

“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS.al-Furqan: 28-29)

 

Penutup

Semoga Allah Taala memberikan kebaikan yang banyak kepada setiap orang yang telah memberitahukan kesalahan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Semoga kita semua juga Dia mudahkan untuk menerima dan membenahi seluruh kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Amin..

 

Hari Kamis, 11 Jumadil Ula 1443 H / 16 Desember 2021 M


Artikel Kami: Hati-Hati dari Teman yang Buruk


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.