Terorisme di masa salaf
Oleh Abu Abdillah Anton Purbalingga
Para pembaca yang semoga Allah rahmati, bila mencermati berbagai aksi teror yang mengatasnamakan Islam sejak zaman dahulu hingga hari ini, faktor utama yang melandasi para pelakunya adalah prinsip keyakinan (ideologi), bukan harta atau yang semisalnya.
Mereka meyakini bahwa berbagai aksi teror itu adalah jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun pelakunya menyandang predikat mujahid, bukan teroris. Padahal jihad tidak bisa dilakukan secara serampangan. Jihad mempunyai tahapan-tahapan yang harus dimengerti dengan baik dan benar. Lebih dari itu, jihad harus dilakukan bersama penguasa dan tidak bisa dilakukan oleh perorangan atau kelompok tertentu.
Aksi teror khawarij di zaman salaf
Cobalah perhatikan serangkaian aksi teror yang dilakukan oleh kelompok sesat Khawarij terdahulu. Serangkaian aksi teror yang mereka lakukan itu targetnya adalah orang-orang pilihan dari kalangan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berkut ini paparan ringkas tentang serangkaian aksi teror yang dilakukan oleh kaum Khawarij:
- Pengepungan terhadap rumah Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, hingga berhasil membunuh sang Khalifah. Pimpinan tertinggi mereka saat itu adalah Abdullah bin Saba’ al-Himyari.
- Pembantaian terhadap Abdullah bin Khabbab bin al-Art radhiyallahu ‘anhu, saat itu beliau adalah Gubernur Madain (sebuah kota di Irak, arah tenggara Baghdad) pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Kaum Khawarij membunuhnya dan membunuh budak wanitanya yang sedang hamil saat
melewati wilayah kekuasaan mereka. Tak hanya itu, mereka merobek perut budak wanita tersebut dan mengeluarkan janin dari perutnya. Pemimpin utama mereka saat itu adalah Abdullah bin Kawwa’ al-Yasykuri dan Syabats at-Tamimi. - Pembunuhan terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, saat beliau keluar rumah hendak mengimami shalat subuh. Pelakunya adalah seorang teroris Khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam al-Muradi.
- Upaya pembunuhan terhadap sahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuselaku Gubernur Syam (sekarang meliputi Palestina, Syiria, Lebanon, dan Yordania,–pen.). Operasi tidak berhasil, karena beliau berhalangan hadir mengimami shalat subuh di hari yang sama dengan hari terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Yang menjadi korban adalah seseorang yang mewakili beliau sebagai imam pada shalat subuh tersebut.
- Upaya pembunuhan terhadap sahabat Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuselaku Gubernur Mesir. Operasi tidak berhasil, karena beliau berhalangan hadir mengimami shalat subuh di hari yang sama dengan hari terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Sebagai korbannya, seorang yang mewakili beliau sebagai imam pada shalat subuh tersebut. (Lihat Fathul Bari karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah, 12/296-298; al-Bidayah wan Nihayah karya al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah, 7/281; dan Lamhatun ‘Anil Firaq adh-Dhallah karya Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah, hlm. 31-33)
Penutup
Demikianlah serangkaian aksi teror di zaman salaf yang dilakukan oleh jaringan teroris Khawarij. Tidak tanggung-tanggung, target operasi mereka adalah dua khalifah mulia kaum muslimin yang keduanya adalah menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan telah memetik janji surga.
Berikutnya, dua tokoh sentral kaum muslimin di negeri Syam dan Mesir yang keduanya tergolong sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia. Tidaklah serangkaian operasi terkutuk itu dilakukan kecuali karena satu keyakinan bahwa para korban operasi itu telah kafir dan aksi yang mereka lakukan itu adalah jihad di jalan Allah. Wallahul musta’an.
Sumber: Majalah asy-Syariah tentang ‘Sepenggal catatan tentang terorisme’ karya Ustadz Ruwaifi bin Sulaimi hafidzahullah.