Thalabul Ilmi, jalan bahagia di dua negeri

BRIEFING

 

Oleh Mujahid Aceh Takhasus 3A

 

Mentari sedari tadi telah terbenam. Mega merah sisa senja pun tak lagi terlihat. Ufuk timur atau barat terlihat semakin gelap. Suasana tergantikan dengan kesejukan setelah sengat mentari merasuk badan. Langit terlihat indah. Ia terlihat jelas. Tak ada sudut yang membuat silau. Ya, itu semua setelah ia terbenam sujud kepada Rabnya. Allahu Akbar..

***

Kita selaku makhluk Allah pasti melihat beragam keindahan dari berbagai ciptaan-Nya. Ayat-ayat-Nya yang kauniyah mengantarkan jiwa menuju sebuah titik yang sangat berwarna. Aduhai kiranya hambaMu ini senantiasa menjadi hamba yang bersyukur. Engkaulah yang mampu menolong dan menjaga para hamba. Ya Allah tolong dan jagalah kami.

Kaulah yang memberi kami hidayah..

Kaulah yang menganugerahi kami nikmat thalabul ilmi..

Duhai Dzat Yang Maha  Perkasa, bantulah kami untuk bisa berbenah..

Jadikanlah ilmu ini bermanfaat..

Tiada daya kecuali murni pertolonganMu..

Hidup di lingkungan yang sarat ilmu. Berjalan di jalan yang penuh dengan para pembimbing. Teman seperjuangan pembangkit imun dan iman tak lain merupakan keutamaan yang sedikit para hamba yang mencicipinya. Ya, semua itu dapat di rasakan di lingkungan pondok berbasis Islam dan sunnah.

Pondok pesantren adalah sebuah tempat yang banyak manusia salah sangka padanya. Tak sedikit yang beranggapan bahwa pesantren adalah sebuah tempat yang mewadahi anak yang tak lagi bisa di urus. Adalagi yang menyangka pondok pesantren sebagai tempat pembuangan siswa yang kurang pemahamannya. Dan beribu salah sangka yang kita tahu ataupun yang tidak.

Duhai kiranya mereka merasakan apa yang kita rasakan. Pasti mereka akan iri dan mengubah anggapan salahnya. Duhai kiranya mereka melongok kehidupan para santri, mungkin mereka akan berupaya mendaftar diri sebagai santri meski usia tak menjamin. Duhai kiranya mereka merasakan ketenangan hidup nyantri, pasti mereka akan berlomba-lomba untuk bisa merasakannya.

Bukan hanya mereka yang berstatus kaum konglemerat atau pekerja nyantai uang nyampai, bahkan raja dunia pun pasti pingin nyantri jika tahu apa rasa dan nikmatnya..

Allahu Akbar..

Subhanallah..

Santri bukanlah kaum termundur lagi terbelakang. Santri bukan pula orang yang hanya bisa disatu bidang. Santri bukan juga orang yang bodoh lagi tak mau peningkatan, bukan dan bukan..

Mereka adalah kaum pembangkit sekitar bahkan umat. Mereka adalah orang yang rela berkorban. Jiwa raga mereka kerahkan dalam sebuah asa dan tujuan tak berbilang. Ya, tujuan mereka adalah hidup bahagia di dua negeri.

Hidup nyantri itu mudah, tak perlu susah. Kalau kekurangan ada yang membantu. Jika kelebihan banyak peluang untuk di salurkan. Hidup nyatri  itu nikmat. Lagi senang banyak teman. Kalau galau ada pengingat. Hidup nyantri itu gampang. Uang habis tinggal telfon. Kalu tidak, tinggal lapor.

Hidup nyantri itu ….. banyak. Ini kalu bicara dunianya. Ternyata di sana ada kenikmatan yang tak bisa di hitung nilainya. Sebuah nikmat yang tak bisa di ganti dengan apapun. Yaitu, nikmat mereguk ilmu syar’i. Ilmu yang termulia di kolong langit. Ilmu yang lebih indah dan manis kala mencari dan dapat hasilnya di banding dengan ilmu dunia tertinggi sekalipun.

Mau bicara tentang keutamaan ilmu, sungguh para ulama telah menulis banyak kitab tentangnya. Mau bicara tentang keutamaan ahli ilmu, betapa banyak karangan ulama tentangnya. Silahkan lihat dan baca. Niscaya kita tahu nilainya, wallahul muwaffiq.

Hidup nyantri itu hidup dalam naungan Allah. Ilmu itu adalah warisan para nabi, maka berthalabul ilmilah niscaya anda merupakan pewaris ilmu para nabi. Dan semoga menjadi hamba yang mulia di dunia lagi di cintai-Nya di akhirat. Yang mana, itu semua merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba. Sedangkan hidup bahagia adalah dambaan setiap hamba, mukmin atau kafir. Allah Ta’ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوايَعْمَلُونَ   

“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan Kami akan beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Kehidupan yang baik di dunia dan balasan yang lebih baik di akhirat. Ya..nyantri atau thalabul ilmi termasuk kebajikan. Sedangkan pelaku kebajikan yang mukmin akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mari hidup nyantri, hidup berthalabul ilmi, hidup bahagia di dua negeri. Wallahu ‘alam.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.