Thaun dalam Sejarah Perabadan Manusia
Sekilas Sejarah tentang Wabah
Di penghujung tahun 2019 yang lalu, dunia dikejutkan dan dihebohkan dengan adanya penyebaran virus mematikan yang dinamakan Corona virus disease (COVID-19). Hingga pertengahan tahun 2020, virus ini telah menjadi wabah yang meluas di hampir seluruh belahan bumi. Wabah ini pun tercatat sebagai sejarah baru di era modernisasi yang terus berkembang.
Pembaca sekalian….
Ternyata, apa yang sedang melanda sekarang ini, bukanlah sesuatu yang baru dan pertama terjadi di dalam sejarah kehidupan manusia. Dalam sejarah umat islam sendiri, di masa kenabian Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah terjadi wabah yang menyerang manusia. Begitu pula di masa sahabat, bahkan merenggut nyawa mereka radhiyallahu ‘anhum.
Oleh karena itu, sepantasnya bagi kita sebagai umat muslim terkhusus tholibul ilmi hendaknya bersabar dalam menghadapi kondisi yang sedang menimpa kita sekarang ini.
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
﴿وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴾
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Diantara wabah yang pernah menimpa umat terdahulu adalah sebagai berikut :
- Tha’un Syirwaih. Syirwaih diambil dari nama dari salah satu raja Persia. Wabah ini terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di kota Madain (ibukota Persia pada waktu itu).
- Tha’un ‘Amwas. Wabah ini terjadi pada zaman khalifah Umar radhiyallahu’anhu di negeri Syam pada tahun 18 hijriyyah , jumlah yang meninggal pada zaman tersebut kurang lebih 25 ribu jiwa, diantara yang meninggal ialah para sahabat yang mulia seperti Abu Ubaidah Amir Ibnul Jarrah, Yazid bin Abu Sufyan, Mu’adz bin Jabal, Al-harits bin Hisyam, Al Fadhl bin Abbas, Suhail bin ‘Amr, ‘Utbah bin Suhail, dan yang lainnya dari kalangan para sahabat radhiyallahu’anhum.
- Tha’un yang dinamakan dengan tha’un Salm bin Qutaibah pada tahun 131 hijriyah, terjadi di kota Bashrah (Iraq) pada bulan Rajab, dan memuncak pada bulan Ramadhan dan mulai berangsur-angsur hilang pada bulan Syawwal, wabah ini menyebabkan seribu orang meninggal setiap harinya.
- Wabah ini kemudian terjadi lagi pada tahun 423 hijriyyah di wilayah India sampai Iraq, dan semakin menular di beperapa kota khurasan, Jordan, Ray, Ashbahan dan sampai di dataran kota Hulwandan terus menyebar hingga ke kota Moushil (ini semua merupakan nama-nama kota di Negara Iran). Hingga di kisahkan, bahwa tidaklah keluar dari kota Ashbahan dalam seharinya itu 4 ribu jiwa.
- Kemudian terjadi lagi pada tahun 425H di kota Syiraz (kota yang terletak di perbatasan antara Bahrain dan Iran). Dikisahkan setiap rumah yang dibuka, didapati jenazah padanya. Maka diputuskan untuk menutup setiap rumah dan dibiarkan begitu saja, karena tidak ada yang mampu menguburkannya. Kemudian menyebar ke kota Washit, Ahwaz {nama-nama daerah di Iran), kemudian Bashrah, sampai ke Baghdad, hingga dikisahkan bahwa jumlah yang meninggal dalam kurun waktu beperapa hari saja mencapai 70 ribu jiwa.
- Diceritakan oleh cucu Imam Ibnul Jauzy rahimahullah, beliau mengutip dari kitab ‘al-miraah‘, “Pada tahun 449H, telah terjadi wabah tha’un di kota Bukhara (sebuah kota di daerah Uni Soviet) yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan belum pernah didengar sebelumnya. Sampai dikisahkan, perharinya yang mengungsi dan berpindah dari daerah tersebut sekitar 18 ribu jiwa. Adapun yang belum mengungsi, kemungkinan besar akan meninggal. Total penduduk yang meninggal pada waktu itu sekitar 1.650.000 jiwa, yang mana pada waktu itu populasi manusia sangat sedikit .
Fakta di atas menunjukkan bahwa apa yang sedang menimpa dunia saat ini masih sedikit dan kecil dibandingkan apa yang telah terjadi di masa lalu. Oleh karena itu kita harus lebih bersabar dalam menghadapinya.
Sekian yang bisa kami uraikan pada edisi kali ini. Semoga yang sedikit ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua dalam menghadapi wabah yang sedang terjadi sekarang ini. Semoga Allah ta’ala selalu menjaga dan memberikan kesehatan kepada kita serta melimpahkan taufik-Nya untuk selalu beriman dan beramal saleh.
Diambil dari Majalah Santri Ma’had Minhajul Atsar Jember “at-Tibyan”