UAS Takhasus Dipercepat
Atmosfer suasana persiapan ujian akhir semester sangat hangat terasa, hilir mudik santri mebawa kitab pelajaran, di sakan, di masjid, di halaman, di mana saja. Berusaha mencari tempat senyaman mungkin, untuk bisa memurajaah pelajaran dengan tenang. Sesekali harus beristirahat sejenak, mendinginkan kepala dengan cara duduk santai, ditemani secawan teh, kopi, atau apa saja yang dapat diseruput.
Pagi itu, Ahad 27 Desember 2020. Para santri sedang menjalani rutinitasnya seperti biasa, murajaah pelajaran, bersiap menghadapi ujian yang akan rencananya akan diadakan lima hari ke depan, 2 Januari 2021. Mereka murajaah dengan ditemani segelas minuman suplemen hangat. Ya, di masa Covid ini, mahad menyediakan minuman suplemen harian untuk para santrinya, dibuat oleh santri untuk santri. Tujuannya untuk meningkatkan gizi dan daya tahan tubuh santri di masa pandemi. Menunya beragam, terkadang jus jambu, jeruk nipis hangat, temulawak, dan lain sebagainya.
Matahari terbit di balik gerombolan awan tipis, cahayanya cukup memberikan kehangatan bagi tubuh. Ditambah dengan segelas temulawak hangat yang menjadi menu suplemen di hari itu, semakin menambah nyaman suasana.
Di saat para santri sedang menikmati pagi yang indah itu, tiba-tiba sebuah kabar datang mengejutkan mereka. Kabar yang ditulis oleh Tim Kantor Lembaga Takhassus, redaksinya sebagai berikut, “Busyra Lakum, InsyaAllah al-Ikhtibar at-Tahriri (UAS) akan dimajukan, ujian dimulai hari Selasa-Kamis besok, 29-31 Desember 2020 / 14-16 Jumadil Ula 1442 H.”
Sakan takhassus jadi gaduh, kabar yang ditulis di papan tulis kantor itu mengalir dengan cepat dari mulut ke mulut. Para santri yang tadinya lebih memilih untuk mengisi waktu pagi dengan santai, karena merasa waktu ujian masih jauh (sepekan), kini sebagian meraka sudah bangun dalam keadaan terkejut. Bagaimana tidak, mungkin seumur-umur baru kali ini mereka mengalami pengajuan jadwal ujian, yang pemberitahuannya sangat mepet dan super mendadak.
Hanya tersisa waktu dua hari sejak pengumuman itu ditulis, untuk bisa memurajaah pelajaran yang akan diujikan. Tapi bagaimana caranya memurajaah kitab-kitab tebal, yang jumlahnya bisa mencapai enam sampai tujuh mata pelajaran, dalam waktu sesingkat ini.
Tapi tentu, semua itu memiliki hikmah. Selain mengajarkan kepada santri bahwa murajaah pelajaran tidak hanya dilakukan di saat mendekati ujian, di sana juga ada hikmah lain yang kelak mereka akan mengetahuinya. Ya, beberapa hari setelah ujian mereka akan mengetahui apa alasan yang mendasari keputusan besar yang sangat mendadak ini. Tentu keputusan ini merupakan hasil musyawarah bersama para asatidzah, musayawarah yang dilakukan di pagi itu juga.