Urgensi Menuntut Ilmu dan Ahlul Ilmi
Oleh Muhammad Althaf Dalimunthe, Takmili
Thalabul ilmi (menuntut ilmu agama) hukumnya adalah fardhu kifayah. Maknanya, jika sudah ada yang menegakkannya, maka kewajiban tersebut gugur bagi yang lain. Namun terkadang menuntut ilmu hukumnya bisa menjadi fardhu ‘ain (wajib bagi setiap orang).
Kriterianya adalah, seorang hamba harus mengetahui perkara yang akan dia lakukan atau muamalah yang dia tegakkan. Sehingga, seorang wajib mengetahui bagaimana dia harus beribadah kepada Rabbnya, dan bagaimana ia harus menegakkan muamalah yang akan dia lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Dan tidak diragukan lagi bahwa menuntut ilmu adalah di antara sebaik-sebaik amalan. Bahkan dia termasuk berjihad di jalan Allah. Terlebih pada masa-masa ini, ketika mulai tampaknya perkara-perkara bidah pada mayoritas kaum muslimin. Semakin lama semakin berkurang orang-orang yang mengikuti Islam dengan sebenarnya, dan banyak yang mengikuti kebidahan. Demikian juga bermunculan kebodohan yang sangat banyak.
Tiga perkara ini mengharuskan para pemuda untuk bersemangat dalam menuntut ilmu:
- Bidah-bidah yang banyak bermunculan.
- Segolongan manusia memberikan fatwa tanpa ilmu.
- Merebaknya jidal (perdebatan) dalam berbagai masalah yang sesungguhnya sudah jelas bagi ahlul ilmi, tapi datang orang-orang yang gemar mendebatkannya tanpa ilmu.
Butuhnya Kita Terhadap Ahlul Ilmi
Oleh karena itu, kita sangat butuh kepada ahlul ilmi yang memiliki kekokohan dan keluasan ilmu. Yang mereka mempunyai pemahaman yang dalam terhadap agama Allah dan memiliki hikmah dalam menasihati hamba-hamba Allah.
Karena mayoritas manusia sekarang mendapat teori tentang sebuah masalah, tapi tidak menaruh perhatian untuk memperbaiki manusia dan tidak pula pada pendidikan mereka. Orang-orang seperti mereka jika berfatwa, maka fatwanya menjadi perantara menuju kejelekan yang lebih besar. Tidak ada yang tahu besarnya kecuali Allah.
Allahu a’lam.