Waspada dari ikut merayakan tahun baru
Pada malam tanggal 1 Januari, di segenap penjuru dunia, bertepatan dengan pukul 00.00, dianggap sebagai waktu pertama di awal tahun baru masehi. Orang-orang menghentikan semua aktivitas untuk memeriahkannya dengan acara peringatan tahun baru. Ucapan “SELAMAT TAHUN BARU” atau dengan ucapan sesuai bahasa masing-masing negeri selalu terucap.
Sebagian orang menganggap perayaan ini tidak ada sangkut pautnya dengan agama tertentu. Padahal, apabila dilihat dari penanggalan saja, perayaan tahun baru merujuk kepada penanggalan Masehi. Dan, penanggalan Masehi dimaklumi terkait erat dengan suatu agama tertentu. Dalam hal ini perayaan tahun baru merupakan kebiasaan agama Nashrani atau Kristen.
Peringatan Rasulullah
Bukankah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi Wasallam, nabinya ummat muslim pernah bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ، وَمَنْ أَحَبَّ قَوْمًا حُشِرَ مَعَهُمْ
“Barangsiapa yang meniru kebiasaan suatu kaum, maka dia bagian dari kaum tersebut. Barangsiapa mencintai suatu kaum, maka ia akan dikumpulkan bersama mereka.” (HR. Abu Dawud)
Islam tidaklah melarang sesuatu melainkan hal itu berbahaya bagi pemeluknya. Islam melarang hal-hal yang membahayakan dan tidak diperlukan oleh manusia. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bergaullah kamu dengan manusia (akan tetapi) jangan kamu lukai agamamu.” (Shahih al-Bukhari)
Sebagai umat Islam, jangan sampai kita mengikuti perayaan seperti ini? Sesuatu yang sudah dinyatakan oleh Rasulullah bahwa sedikit demi sedikit umat ini akan mengikuti kebiasaan kaum terdahulu hingga masuk ke lubang biawak. Naudzubillahi mindzalik.