Wirid-wirid Setelah Shalat Lima Waktu

Para pembaca semoga Allah menanamkan dalam hati kita kecintaan kepada kebaikan dan kebenaran. Diantara kebaikan yang mudah untuk kita amalkan adalah berdzikir setelah melaksanakan shalat wajib yang lima waktu. Dzikir (wirid) ini sangat penting karena diantara fungsinya adalah sebagai penyempurna dari kekurangan dalam shalat kita. Bahkan dzikir setelah shalat fardhu merupakan perintah langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, walaupun dalam keadaan genting sekalipun seperti dalam keadaan perang. Sebagaimana firman-Nya:

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (An-Nisa’: 103)

Ayat tersebut terkait dengan kondisi perang, maka dalam kondisi aman tentu lebih memungkinkan untuk melaksanakan dzikir.

Para pembaca rahimakumullah, seorang muslim yang berdzikir setelah shalat hendaknya mencukupkan dengan dzikir-dzikir yang telah disyari’atkan dan dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bukan dengan dzikir yang tidak  dicontohkan oleh beliau, yang tidak disyari’atkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dzikir-dzikir yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam berdasarkan hadits-hadits yang shahih adalah sebagai berikut:

1. Mengucapkan istighfar 3 kali:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah.”

Lalu mengucapkan:

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

Artinya: “Ya Allah Engkaulah As-Salam (Dzat yang selamat dari segala kekurangan) dan dari-Mu (diharapkan) keselamatan, Maha Suci Engkau Dzat Yang mempunyai keagungan dan kemuliaan.” (HR. Muslim no. 591)

2. Mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهْوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ،

اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ ، وَلاَ مُعْطِىَ لِمَا مَنَعْتَ ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Artinya: “Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala puji, Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.

Ya Allah tidak ada yang mampu mencegah terhadap apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang mampu memberi terhadap apa telah Engkau mencegahnya, serta tidak bermanfaat disisi-Mu kekayaan orang yang kaya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Artinya: “Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala puji, Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.

Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan Allah, Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Milik-Nya segala nikmat, keutamaan dan pujian yang baik. Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah dengan memurnikan agama hanya untuk-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya.” (HR. Muslim no. 594)

4. Mengucapkan Tasbih, Tahmid dan Takbir:

سُبحان الله (Maha suci Allah) 33 kali,

الحمد لله (Segala puji hanya milik Allah) 33 kali,

الله أكبر (Allah Maha besar) 33 kali,

dan digenapkan menjadi seratus dengan mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: “Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala puji, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Tentang keutamaannya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda:

« مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ ».

“Barangsiapa    bertasbih   (mengucapkan سُبحان الله) 33 kali, bertahmid (mengucapkan الحمد لله) 33 kali, dan bertakbir (mengucapkan الله أكبر) 33 kali, itu semua berjumlah 99, kemudian sempurnanya 100 dengan mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

((Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala puji, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu)),

Niscaya akan diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR.Muslim no. 597)

Catatan: Cara menghitung Tasbih, Tahmid dan Takbir yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam adalah dengan jari-jemari. Sebagaimana telah dijelaskan oleh shahabat Yasiirah a. (Lihat Sunan Abu Daud no. 1501 dan Sunan At-Tirmidzi no. 3486)

5. Mengucapkan:

لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: “Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala puji, (Dialah Dzat) Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)

Dibaca 10 kali setelah Shalat Maghrib dan Shubuh.

Tentang keutamaannya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda:

“Barangsiapa yang mengucapkan usai shalat Shubuh       dalam keadaan melipat kedua kakinya sebelum berbicara

لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

10 kali, maka dituliskan baginya 10 kebajikan, dihapus darinya 10 keburukan, dan diangkat baginya 10 derajat,serta harinya itu berada dalam lindungan dari semua yang tidak disenangi dan dijaga dari setan, juga dosa tidak akan mencapai (timbangan)nya pada hari itu selain dosa menyekutukan Allah (berbuat kesyirikan –red).” (HR. At-Tirmidzi no. 3474 dan Ahmad no. 16583/16699)

6. Membaca Ayat Kursi:

Artinya: “Allah, tidak ada ilah (sesembahan yang haq (benar) diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? (Allah) mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Baqarah: 255)

Tentang keutamaannya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda:

من قرأ آية الكرسي في دبر كل صلاة مكتوبة لم يمنعه من دخول الجنة الا ان يموت نوع آخر في دبر الصلوات

“Barangsiapa membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat lima waktu, maka tidaklah ada yang menghalanginya untuk masuk ke dalam Al-Jannah (Surga) kecuali kematian.” (HR. An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra no. 9928)

7. Membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas:

Artinya: “Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Al-Ikhlash: 1-4)

Artinya: “Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai subuh. Dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita.Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (Al-Falaq: 1-5)

Artinya: “Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Ilah (sesembahan) manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (An-Naas: 1-6)

Catatan: Tiga surat tersebut dibaca 3 kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh dan dibaca 1 kali setelah shalat Zhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya`.

Keutamaannya adalah sebagimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam: “Tiga surat tersebut cukup bagimu (sebagai permohonan perlindungan) dari segala kejelekan.” (LihatSunan Abu Daud no. 5094)

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber http://buletin-alilmu.net/2010/12/10/wirid-wirid-setelah-shalat-lima-waktu/

Mungkin Anda juga menyukai

2 Respon

  1. gatot su berkata:

    بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ
    Ana kesulitan mencari bacaan zdikir pagi dan petang yg shahih sesuai tuntunan Rosulullah shalallahu alihi wasalam…mohon sudi kiranya dapat ditulis di artikel berikutnya utk mempermudah orang2 seperti ana yg berangkat dari seorang awam dan walhamdulillah Allah azza wa jalla telah menuntun ana kepada website ini agar ana bisa belajar syariat Islam yang sesuai pemahaman para salafusholih. Ana sangat berharap akan ditulisnya tuntunan “zdikir pagi dan petang” pada website ini. Jazakumullohu khoiron.

    • admin berkata:

      Disusun oleh: Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah
      Waktu Dzikir
      Dzikir pagi : dari setelah sholat Subuh hingga waktu tergelincirnya matahari.
      Dzikir sore (al-masaa’) : dari setelah tergelincirnya matahari hingga tenggelam matahari.
      (Fatwa al-Lajnah ad-Daaimah (no 20078))
      Pada hadits-hadits berikut ini, bagian yang dicetak tebal (bold) adalah bacaan dzikir atau doanya.
      سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
      Sayyidul Istighfar adalah engkau mengucapkan (yang artinya) {{ Ya Allah Engkau adalah Tuhanku Tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Engkau. Engkau menciptakan aku, aku hambaMu, dan aku akan berusaha memenuhi perjanjian denganmu semaksimal mungkin sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui seluruh nikmatMu untukku dan aku mengakui seluruh dosaku. Maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau }} Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu siang dengan yakin, kemudian meninggal di hari itu sebelum sore, maka ia termasuk penduduk al-Jannah. Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dengan yakin dan meninggal sebelum pagi, maka ia termasuk penduduk al-Jannah (H.R al-Bukhari dari Syaddad bin Aus)

      عَنْ مُعَاذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خُبَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ قَالَ خَرَجْنَا فِي لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّيَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ أَصَلَّيْتُمْ فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ قُلْ فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ قُلْ فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ قُلْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ قُلْ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِي وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
      Dari Muadz bin Abdillah bin Khubaib dari ayahnya bahwasanya ia berkata: Kami keluar di malam yang hujan sangat gelap, mencari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam untuk sholat bersama kami. Kemudian kami mendapati beliau. Beliau bersabda: Apakah kalian sudah sholat? Aku tidak berkata apapun. Kemudian Nabi berkata: Katakanlah. Aku tidak mengatakan apapun. Kemudian beliau berkata: Katakanlah. Aku tidak mengatakan apapun. Kemudian Nabi berkata: Katakanlah. Maka aku berkata: Wahai Rasulullah apa yang aku katakan? Beliau menjawab: Ucapkanlah Qul huwallahu ahad dan al-Muawwidzatain (al-Falaq dan anNaas) ketika sore dan ketika pagi 3 kali, hal itu akan mencukupi engkau (perlindungan) dari segala sesuatu (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, dihasankan al-Albany)
      مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ
      Tidaklah ada seorang hamba yang mengucapkan di waktu pagi hari atau sore di malam hari (yang artinya): {{ Dengan Nama Allah yang tidak ada yang memudharatkan bersamaan dengan NamaNya (disebut) segala sesuatu di bumi maupun di langit dan Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui }} tiga kali, maka tidak ada sesuatupun yang memudharatkan (membahayakannya)(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, anNasaai, Ibnu Majah, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albany)

      مَنْ قَالَ إِذَا أَمْسَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ تَضُرَّهُ حُمَةٌ تِلْكَ اللَّيْلَةَ قَالَ فَكَانَ أَهْلُنَا قَدْ تَعَلَّمُوهَا فَكَانُوا يَقُولُونَهَا فَلُدِغَتْ جَارِيَةٌ مِنْهُمْ فَلَمْ تَجِدْ لَهَا وَجَعًا
      Barangsiapa yang mengucapkan ketika sore tiga kali (yang artinya): { Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan makhluk } tidak akan memudharatkannya sengatan (binatang) pada malam itu. (Suhail) berkata: keluarga kami mempelajarinya. Mereka berkata bahwa pernah anak perempuan mereka disengat (binatang) tapi tidak merasa sakit (H.R atTirmidzi, Ahmad, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albany).

      عَنْ جُوَيْرِيَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا بُكْرَةً حِينَ صَلَّى الصُّبْحَ وَهِيَ فِي مَسْجِدِهَا ثُمَّ رَجَعَ بَعْدَ أَنْ أَضْحَى وَهِيَ جَالِسَةٌ فَقَالَ مَا زِلْتِ عَلَى الْحَالِ الَّتِي فَارَقْتُكِ عَلَيْهَا قَالَتْ نَعَمْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
      Dari Juwairiyah –radhiyallahu anha- bahwa Nabi shollallahu alaihi wasallam keluar dari sisinya pada pagi hari ketika sholat Subuh pada saat ia masih di tempat sholatnya, kemudian Nabi kembali setelah masuk waktu Dhuha, Juwairiyah masih duduk. Nabi bertanya: Apakah engkau masih dalam keadaan ini sejak aku meninggalkanmu tadi? Juwairiyah mengatakan: Ya. Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: Sungguh tadi aku telah mengucapkan 4 kalimat tiga kali yang jika ditimbang dengan apa yang engkau baca sejak hari ini, niscaya akan mencukupinya. Yaitu bacaan (yang artinya): Maha Suci Allah dan aku memujiNya, sebanyak makhluknya,hingga Ia ridha, dan seberat timbangan Arsynya, dan sejumlah Kalimat-KalimatNya (H.R Muslim)
      وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِفَاطِمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا مَا يَمْنَعُكِ أَنْ تَسْمَعِي مَا أُوْصِيْكَ بِهِ أَنْ تَقُوْلِي إِذَا أَصْبَحْتِ وَإِذَا أَمْسَيْتِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
      Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda kepada Fathimah radhiyallahu anha: Apa yang mencegahmu untuk mendengar wasiatku kepadamu? Hendaknya engkau membaca saat pagi dan petang : Wahai Yang Maha Hidup dan Menegakkan (segala sesuatu), dengan rahmatMu aku beristighotsah. Perbaikilah keadaanku seluruhnya dan janganlah Engkau menyerahkan (urusan) kepadaku (sendiri, tanpa pertolonganMu) walaupun sekejap mata (H.R anNasaai, dishahihkan al-Hakim dan al-Albany)

      عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِكَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ إِذَا أَصْبَحْتُ وَإِذَا أَمْسَيْتُ قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ قَالَ قُلْهَا إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ
      Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu anhu berkata: Wahai Rasulullah, perintahkan aku dengan kalimat-kalimat yang aku baca jika pagi dan sore. Nabi bersabda: Ucapkanlah : Ya Allah Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang ghaib maupun yang nampak. Tuhan segala sesuatu dan Penguasanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Aku berlindung kepadamu dari keburukan jiwaku, dan dari keburukan syaithan dan ajakannya kepada kesyirikan. Nabi bersabda: Ucapkanlah itu ketika pagi, sore, dan ketika engkau naik ke pembaringan (akan tidur)(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Munawi dan dishahihkan al-Albany)

      عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَعُ هَؤُلَاءِ الدَّعَوَاتِ حِينَ يُمْسِي وَحِينَ يُصْبِحُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
      Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan doa ini ketika sore maupun pagi: Ya Allah sesungguhnya aku meminta pemaafan dan afiat di dunia dan akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku meminta pemaafan dan afiat pada Dienku, dan kehidupan duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah tutuplah auratku dan berilah perasaan aman dalam hatiku, dan jagalah aku dari arah depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri, dari atas, dan aku berlindung kepadaMu dari ditenggelamkan ke dalam bumi dari arah bawah (H.R Abu Dawud, Ibnu Majah, lafadz sesuai Ibnu Majah, dishahihkan al-Hakim dan al-Albany)

      عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلَامِ وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَعَلَى دِينِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى مِلَّةِ أَبِينَا إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنْ الْمُشْرِكِينَ
      Dari Abdullah bin Abdirrohman bin Abza dari ayahnya bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam jika pagi dan jika sore mengucapkan : Kami berada dalam keadaan pagi (atau sore) di atas fitrah Islam dan di atas kalimat Ikhlas dan di atas Dien Nabi kami Muhammad shollallahu alaihi wasallam dan di atas agama ayah kami Ibrohim yang lurus dan beliau bukan termasuk orang-orang musyrikin (H.R Ahmad, anNasaai, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Munawy dan dishahihkan al-Albany)

      عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ يَقُولُ إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ وَإِذَا أَمْسَى فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ
      Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengajari para Sahabatnya. Beliau bersabda: Jika salah seorang dari kalian berada di pagi hari ucapkanlah: Ya Allah denganMulah kami berada di waktu pagi, denganMulah kami berada di waktu sore, dan denganMulah kami hidup, dan denganMulah kami mati, dan kepadaMulah kami kembali. Dan jika berada di waktu sore ucapkanlah: Ya Allah denganMulah kami berada di waktu sore, dan denganMulah kami berada di waktu pagi, dan denganMulah kami hidup, dan denganMulah kami mati dan kepadaMulah kami dibangkitkan (H.R Abu Dawud, aTirmidzi, anNasaai, Ibnu Majah, dihasankan atTirmidzi dan dishahihkan al-Albany – lafadz sesuai riwayat atTirmidzi)

      عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمْسَى قَالَ أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ ذَلِكَ أَيْضًا أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
      Dari Abdullah (bin Mas’ud) radhiyallahu anhu beliau berkata: Nabi shollallahu alaihi wasallam jika berada di waktu sore berdoa: Kami berada di waktu sore, dan di waktu sore ini kekuasaan hanyalah milik Allah dan pujian hanya milik Allah, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satunya tidak ada sekutu baginya. MilikNyalah kekuasaan dan milikNyalah pujian dan Dia Maha berkuasa di atas segala sesuatu. Aku meminta kepadaMu kebaikan malam ini dan kebaikan setelahnya. Dan aku berlindung dari keburukan malam ini dan keburukan setelahnya dan aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan keburukan di masa tua dan aku berlindung kepadaMu dari adzab anNaar dan adzab kubur. Jika berada di waktu pagi juga mengucapkan: Kami berada di waktu pagi pada saat kekuasaan hanya milik Allh dan pujian hanya untuk Allah. (H.R Muslim, Abu Dawud, atTirmidzi, lafadz sesuai riwayat atTirmidzi).

      مَنْ قَالَ سُبْحَانَ الله مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا كَانَ أَفْضَل مِنْ مِائَةِ بَدَنَةٍ وَمَنْ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا كَانَ أَفْضَل مِنْ مِائَةِ فَرَسٍ يُحْمَل عَلَيْهَا فِي سَبِيْلِ الله وَمَنْ قَالَ اللهُ أَكْبَر مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا كَانَ أَفْضَل مِنْ عِتْقِ مِائَةِ رَقَبَةً وَمَن ْقاَلَ لَا إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا لَمْ يَجِىء يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَدٌ بِعَمَلٍ أَفْضَلَ مِنْ عَمَلِهِ إِلاَّ مَنْ قَالَ مِثْلَ قَوْلِهِ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
      Barangsiapa yang mengucapkan subhaanallah (Maha Suci Allah) seratus kali sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, itu lebih utama dibandingkan 100 unta. Barangsiapa yang mengucapkan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) seratus kali sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya itu lebih utama dibandingkan 100 kuda yang ditunggangi di jalan Allah. Barangsiapa yang mengucapkan Allahu Akbar (Allah Terbesar) seratus kali sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya itu lebih utama dari memerdekakan seratus budak dan barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah wahdahu laa syariika lah lahul mulku walahul hamdu wahuwa alaa kulli syai-in qodiir seratus kali sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, tidak ada seorangpun yang datang dengan membawa amalan yang lebih utama kecuali orang yang mengucapkan demikian atau menambahkan lebih dari itu (H.R anNasaai, dihasankan al-Albany)

      مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ مِائَةَ مَرَّةٍ وَإِذَا أَمْسَى مِائَةَ مَرَّةٍ سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ غُفِرَتْ ذُنُوْبُهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ
      Barangsiapa yang mengucapkan ketika pagi 100 kali dan ketika sore 100 kali : Subhanallah wa bihamdihi maka diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan (H.R Ibnu Abid Dunya dan al-Hakim, dishahihkan al-Albany)
      مَنْ صَلَّى عَلَىَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَ حِيْنَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
      Barangsiapa yang bersholawat kepada ketika pagi 10 kali dan ketika sore 10 kali, maka ia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat (H.R atThobarony, dihasankan al-Albany dalam Shahih al-Jamius Shaghir)
      عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ أَنَّهُ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي أَسْمَعُكَ تَدْعُو كُلَّ غَدَاةٍ اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ تُعِيدُهَا ثَلَاثًا حِينَ تُصْبِحُ وَثَلَاثًا حِينَ تُمْسِي وَتَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ تُعِيدُهَا حِينَ تُصْبِحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثًا حِينَ تُمْسِي قَالَ نَعَمْ يَا بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهِنَّ فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ
      Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah bahwasanya ia berkata: Wahai ayahku, sesungguhnya aku mendengar engkau berdoa setiap pagi: Ya Allah berikanlah afiyat pada badanku. Ya Allah berikanlah afiyat pada pendengaranku. Ya Allah berikanlah afiyat pada penglihatanku. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Abdurrohman berkata pada ayahnya: Anda mengulanginya 3 kali ketika pagi dan 3 kali ketika sore. Anda juga mengatakan: Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab kubur. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Anda mengulanginya 3 kali ketika pagi dan 3 kali ketika sore. Abu Bakrah menyatakan: Ya wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Nabi shollallahu alaihi wasallam berdoa dengan bacaan ini, maka aku senang jika menjalankan sunnah tersebut (H.R Ahmad, Abu Dawud, dihasankan al-Albany).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.