Adab dalam menerima berita

Oleh Miqdad al-Atsary Takmili 1A

 

Sebuah berita dengan mudahnya tersebar dengan cepat pada zaman sekarang. Dengan mudah pula diterima oleh banyak orang, tanpa mencari tahu apakah berita itu benar atau hanya sebuah kedustaan. Sayang, sedikit sekali yang bisa menerima berita dengan penuh kehati-hatian.

Ajaran islam memanglah sangat lengkap dan sempurna. Bukan hanya menyangkut ibadah hamba kepada Robb-nya semata. Namun juga mengatur bagaimana etika seorang muslim dalam menerima berita. Islam mengajarkan agar kita bertabayyun (mengenali dan memeriksa dengan teliti) dan bertastabbut (berhati-hati dan tidak  gegabah) dalam menerima sebuah berita yang sampai kepada kita. Dengannya akurasi dan validitas sebuah berita bisa terlacak. Sebagaimana dalam firman Allah:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang fasiq dan membawa berita, kralifikasilah (kebenarannya).” QS. al-Hujurat: 6.

Maka bertabayyunlah dan bertastabbutlah atas berita yang sampai kepada-mu, dari siapapun itu, walau dari orang terdekatmu. Ini semua dalam rangka menjalankan perintah Allah.

Terkadang seorang membuat atau ikut menyebarkan berita dusta atau berita yang dia tidak tahu menahu akan kebenarannya. Itu semua karena dia memiliki kepentingan pribadi dengan pihak yang berkaitan. Bisa jadi karena dia hasad atau karena sebab-sebab yang lain.

Perlu kita ketahui bersama, orang yang dengan mudah menukil setiap berita yang dia dengar tanpa dikembalikan kepada ulama dan umaro’, maka dia adalah pendusta. Sebagaimana sabda nabi:”

“Cukuplah seoang dikatakan pendusta jika dia menceritakan segala sesuatu yang ia dengar.” HR: Muslim Dari Shahabat Abu Huroiroh.

Diantara bimbingan islam dalam menerima sebuah berita adalah: mengedepankan berprasangka baik kepada saudaranya, dengan ini mencegah kita untuk tidak bermudah-mudahan dalam menerima berita (terutama berita yang negatif).

Diantara bahaya menukil setiap berita yang kita dengar adalah: jika itu ternyata berita dusta, dan berita itupun tersebarhingga ke penjuru dunia, maka ini akan menyebabkan seorang disiksa dengan dirobek-robek sudut mulutnya dialam barzakh( alam kubur) hingga hari kiamat. Sebagai mana sabda nabi saat beliau diberitakan oleh kedua malaikat yang membawa beliau pergi di dalam mimpinya, kedua malaikat itu menerangkan:

“Adapun orang yang engkau lihat tengah dirobek-robek ujung mulutnya, hingga tengkuknya, disayat dari ujung lubang hidungnya hingga tengkuknya dan ujung matanya hingga tengkuknya  adalah orang yang keluar dari rumahnya kemudian berdusta dengan satu kedustaan lantas tersebar hingga mencapai ufuk ( penjuru dunia)” HR. Al Bukhory Dari Shahabat Samuroh bin Jundub.

Jadi hendaknya kita berhati-hati dalam menukil sebuah berita yang datang  pada kita, ingat!!! Jangan mudah menerima dan menebarkan sebuah berita. Bertabayyun dulu, tastabbut dulu, agar semuanya menjadi jelas.

Menyebarkan berita dusta dapat menimbulkan fitnah yang dapat memecah belah persatuan.

Akhir kata, bersikaplah dengan jujur, karena itu akan mengantarkan kita kepada surgaNya, Rosullah bersabda: “ Wajib bagi kalian bersikap jujur, karena kejujuran akan menuntun pelakunya kepada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun pelakunya menuju surga.” Mutafaqun Alaihi dari Shahabat Ibnu Mas’ud.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.