Aku Tidak Menjabat Tangan Wanita
Berjabat tangan dengan lawan jenis dianggap hal lumrah di masa ini. Antara teman kerja, atau keluarga jauh, dan seterusnya. Lalu bagaimanakah bimbingan Islam dalam permasalahan ini? Berikut ini teladan Nabi Muhammad dalam masalah berjabat tangan dengan seorang wanita non-mahram.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنِّي لَا أُصَافِحُ النِّسَاءَ إِنَّمَا قَوْلي لمئة امْرَأَةٍ كَقَوْلِي لِامْرَأَةٍ وَاحِدَةٍ ـ
“Sesungguhnya aku tidak menjabat tangan para wanita. Ucapanku kepada seratus wanita sama seperti ucapanku kepada seorang wanita.”[1]
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah menuturkan,
Demi Allah, tangan Nabi sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan tangan seorang wanita (ajnabi/asing/bukan mahram), baik ketika melakukan baiat ataupun selainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak membaiat kaum wanita selain dengan ucapan, “Aku telah membaiatmu.”[2]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
لَأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُم ْبِمخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ.
“Andai kepala salah seorang kalian tertusuk jarum dari besi sungguh hal itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”[3]
Nah, ternyata manusia terbaik saja tidak menjabat tangan wanita. Manusia yang paling bertakwa dan paling menjaga hati tidak bersentuhan dengan wanita. Beliau adalah teladan dan panutan. Kita, sebagai umatnya, harus meneladani dan menjunjung tinggi bimbingan tersebut.
[1] HR. at-Tirmidzi dan berkata, “Hadis hasan sahih.”
[2] HR. al-Bukhari.
[3] HR. at-Thabrani. Disahihkan oleh al-Albani.