RENUNGAN DAN PELAJARAN
Musibah itu karena dosa kita. Agar kita sadar dan kembali kepada jalan-Nya yang lurus. Agar kita menyadari betapa lemahnya diri kita dan betapa agung nan perkasa Dzat yang maha kuasa atas segala sesuatu. Dengan itu, seorang hamba yang mengenal Rabb-nya akan semakin tunduk dan khusyuk.
Mari kita renungi hikmah musibah yang Allah sebutkan dalam surah al-An’am ayat 42–43 dengan penjelasan Imam as-Sa’di rahimahullah,
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ} من الأمم السالفين، والقرون المتقدمين، فكذبوا رسلنا، وجحدوا بآياتنا. {فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ} أي: بالفقر والمرض والآفات، والمصائب، رحمة منا بهم. {لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ} إلينا، ويلجأون عند الشدة إلينا. {فَلَوْلا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ} أي: استحجرت فلا تلين للحق. {وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} فظنوا أن ما هم عليه دين الحق، فتمتعوا في باطلهم برهة من الزمان، ولعب بعقولهم الشيطان.
“Sungguh, Kami telah mengutus para rasul kepada umat-umat sebelum kamu (Muhammad), yaitu berbagai umat dan generasi terdahulu. Tetapi mereka mendustakan para rasul Kami dan menentang ayat-ayat Kami. Maka, Kami menghukum mereka dengan kemiskinan, penyakit, bencana dan musibah, sebagai bentuk kasih sayang kami kepada mereka. Yaitu, agar mereka tunduk kepada Kami, kembali dan meminta perlindungan kepada kami di saat sulit tersebut. Kalau saja saat musibah itu datang, mereka segera tunduk. Akan tetapi hati mereka mengeras seperti batu, tidak mau tunduk dan condong kepada kebenaran. Lalu setan menghiasi apa yang mereka kerjakan, sehingga mereka meyakininya sebagai agama yang benar. Dalam sekejap, mereka hidup bersenang-senang di atas kebatilan mereka. Setan mempermainkan akal mereka.” (Tafsir as-Sa’di pada surah al-An’am: 42–43)
HARAPAN DAN DOA
Tundukkan jiwa, perbanyak doa, kedepankan husnuzhan dan baik sangka, perbesar tawakal dan harapan kepada Allah. Semoga Allah segera mengangkat wabah ini, menerima amal saleh dan mengampuni dosa serta kesalahan kita.