Amalan Kecil Namun Mendapat Pahala yang Besar, Rahasianya Ada di Sini
Oleh Ibnu Wahhab Palembang, Tahfizh
Hikmah Allah Taala menciptakan dua makhluk-Nya, jin dan manusia, adalah agar mereka hanya beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuat apapun. Sebagaimana Allah Taala berkata,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56)
Dua Rukun Ibadah
Namun ibadah yang merupakan tujuan utama Allah menciptakan jin dan manusia, tidak akan diterima melainkan dengan dua rukunnya, yaitu ikhlas serta mutaba’atur Rasul (mengikuti cara ibadahnya Rasul.
Di artikel yang ringkas ini kami ingin sedikit memurajaah dan mengulang perkara ikhlas yang sangat penting ini. Ya, walaupun sering terulang dalam tulisan-tulisan. Namun demikianlah pentingnya perkara ini untuk menjadi bahan evaluasi kita dalam beribadah, semoga bisa bermanfaat.
Pengertian Ibadah
Ibadah itu sendiri ialah suatu istilah yang mencakup segala perbuatan yang dicintai dan diridai oleh Allah, baik berupa ucapan atau pun perbuatan, yang tampak atau pun yang tersembunyi.
Suatu ibadah yang sangat beragam bentuknya tidak akan Allah terima melainkan dengan dua rukun di atas. Baik salat, zakat, puasa, haji, thalabul ilmi, jihad, membaca al-Quran, nazar, khauf, raja’, dan yang lainnya, semua itu tidak akan ternilai melainkan dengan dua rukun tersebut.
Pengaruh Besar Keikhlasan dalam Ibadah
Ibadah sangat beragam macamnya, ada ibadah yang mengandung pahala besar di sisi Allah semisal salat, haji, puasa, dan semisalnya. Di sana juga ada ibadah yang terlihat ringan, namun semua itu adalah ibadah yang Allah perintahkan untuk mengerjakannya.
Suatu ibadah dapat berubah secara drastis nilai pahala serta ganjaran yang ada padanya, tergantung dengan niatnya. Ibadah yang begitu besarnya, dapat tak ternilai dan tak berharga di sisi Allah, sebaliknya ibadah yang terkadang dipandang sepele dapat menjadi besar dan agung di sisi-Nya, semua tergantung niat si pelaku.
Apabila seorang insan tidak ikhlas dalam beribadah, sebesar apa pun ibadah tersebut, maka tidak akan bernilai di sisi Allah. Namun ketika seorang insan mengerjakan suatu ibadah ringan namun ia niatkan ikhlas karena Allah, maka sungguh ibadah tersebut akan bernilai besar di sisi-Nya.
Dari sinilah seorang salaf mengungkapkan,
رُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ وَرُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُكَبِّرُهُ النِّيًّةُ
“Betapa banyak amalan besar yang menjadi kecil dengan sebab niat, betapa banyak pula amalan kecil yang menjadi besar karena pengaruh niat.” (Siyar A’lamin Nubala, 8/400)
Introspeksi Diri
Dari sini kita mengintrospeksi diri kita masing-masing dalam beramal untuk selalu ikhlas, berharap akan mendapat pahala yang besar di sisi-Nya. Semoga Allah Taala selalu membimbing kita dalam beribadah agar dibangun di atas keikhlasan dan mutaba’atur Rasul. Wallahu a’lam.