Awas, dosa syirik!
Oleh Hafidz ‘Ilmi dan Ahmad adz-Dzikra Takmili
Kesyirikan merupakan kejahatan terbesar di muka bumi. Betapa besar kejahatan seorang hamba, jika berbuat syirik dan kafir kepada Allah. Padahal Allah yang telah menciptakan, mengatur, dan memberi rezeki kepadanya. Berikut ini kami sampaikan pembahasan seputar kesyirikan dan akibatnya, mudah-mudahan bermanfaat.
Larangan berbuat syirik
- Orang yang berbuat syirik adalah orang paling sesat
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ
“Siapakah yang lebih sesat dari orang yang menyembah selain Allah yang tidak dapat mengabulkan do’a sampai hari kiamat dan mereka (sesembahan selain Allah) lalai dari doa mereka?” [QS. Al-Ahqaf: 5]
- Orang yang berbuat syirik adalah orang yang ingkar
Allah ta’ala berfirman:
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu tadinya mati lalu Alah menghidupkan kamu. Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali (pada hari kiamat). Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” [QS. Al-Baqarah: 28]
Allah ta’ala juga berfirman:
أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
“Apakah dengan kesesatan, mereka beriman. Dan dengan nikmat Allah, mereka mengingkari?” [QS. An-Nahl : 72]
Kenapa manusia ingkar kepada Allah, padahal semua nikmat datang dari-Nya semata. Sejelek-jelek pengingkaran adalah dengan beribadah kepada selain Allah. Padahal, nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya sangat banyak dan tidak terhitung. Sebagaimana dalam firman-Nya:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Jika kamu menghitung nikmat Allah,niscaya kamu tidak akan bisa menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. An-Nahl: 18]
Dosa syirik tidak diampuni
Oleh karena itu, konsekuensi dari perbuatan syirik adalah tidak akan diampuni dosa pelakunya, jika meninggal di atas kesyirikan. Sebagaimana dalam firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni yang berbuat syirik dan mengampuni dosa selainnya bagi yang Allah kehendaki. Barang siapa yang berbuat syirik, sungguh ia telah melakukan dosa yang sangat besar.” [QS. An-Nisa: 48]
Penutup
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari berbagai fitnah (ujian) yang tampak atau tersembunyi. Jadikanlah kami termasuk hamba-hamba yang senantiasa mentauhidkan-Mu dan terjauhkan dari berbagai kesyirikan. Amin