Bahaya Dendam dan Hasad, Pemicu, Serta Obatnya

Oleh Nashr Makassar, Takhasus

Dendam dan hasad merupakan penyakit hati berbahaya yang banyak menjerumuskan manusia ke dalam jurang kebinasaan. Penyakit hati inilah yang menjerumuskan Iblis ke dalam neraka. Apabila amarah tertahan karena ketidakmampuan seseorang untuk meluapkannya ketika itu juga, terpendamlah amarah itu dan berubah menjadi dendam.

Tanda-tandanya adalah terus-menerus membenci seseorang, jengkel kepadanya, dan menghindarinya. Dendam merupakan buah kemarahan, sedangkan hasad adalah buah dari dendam.

 

Peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Bahaya Dendam dan Hasad

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menghasung umatnya agar tidak saling hasad dan tidak saling membenci,

لاَ تَبَاغَضُوا،وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا. وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً

“Janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling iri, dan janganlah kalian saling membelakangi; akan tetapi jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Bukhari no. 6065 dan Muslim no. 2563)

 

Di hadis lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: الْحَسَدُ، وَالْبَغْضَاءُ

“Telah menjalar mendekati kalian penyakit umat-umat terdahulu, yaitu hasad dan kebencian.”


Baca Juga: Hasad Salah Satu Penyebab Perpecahan Umat


Dua Keadaan Saat Orang Lain Mendapatkan Nikmat

Ketika Allah Taala memberikan kenikmatan kepada saudara anda, anda berada pada salah satu dari dua keadaan di dalam menyikapinya, yaitu:

  1. Anda membenci nikmat tersebut berada pada diri saudara anda dan ingin nikmat itu lenyap darinya. Inilah hasad yang tidak boleh dalam syariat, dan hukumnya haram.

Contohnya; Seseorang tidak suka ketika saudaranya menjadi seorang ‘alim atau murabbi karena ilmunya. Akhirnya dia ingin orang tersebut tidak mendapatkan ilmu, ingin ilmu itu hilang darinya, atau ingin menjatuhkan kehormatan saudaranya tersebut.

Tidak ada jiwa yang tercipta dengan tabiat seperti ini melainkan jiwa yang kafir atau jelek. Kita berlindung kepada Allah Taala dari penyakit tersebut.

 

  1. Seseorang tidak membenci nikmat itu ada pada saudaranya dan ia tidak menginginkannya hilang dari saudaranya. Tetapi ia ingin mendapatkan nikmat yang sama seperti yang diperoleh saudaranya. Inilah yang namanya ghibthah, dan hal seperti ini boleh dalam syariat.

Contohnya; seseorang ingin mendahului teman-temannya, atau ingin mengetahui berbagai ilmu yang belum ia ketahui, dia tidak berdosa karenanya. Sebab, dia tidak menginginkan lenyapnya nikmat yang saudaranya dapatkan, tetapi ia ingin lebih tinggi dari pada saudaranya agar ia mendapatkan tambahan pahala dan kedudukan di sisi Allah Taala. Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بَهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ ، وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ فِي الْحَقِّ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ

“Tidak boleh iri kecuali kepada dua golongan: Orang yang Allah beri ilmu al-Qur’an, lalu ia mengamalkannya siang dan malam. Dan orang yang Allah beri harta, lalu ia menginfakannya di jalan yang benar siang dan malam.” (HR. Bukhari no. 73 dan Muslim no. 815)

 

Pemicu Munculnya Hasad

Mungkin ada yang bertanya, apa penyebab hasad?

Ada beberapa penyebab hasad yaitu; permusuhan, kesombongan, bangga diri, ambisi terhadap jabatan, kejelekan jiwa, dan sifat pelit.

(Klik laman berikutnya di bawah)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.