Bangkitlah kawan!
Oleh Arif Padang Takhasus 1B
Kami bersyukur kepada Allah yang memberi nikmat kepada kami, berupa nikmat yang besar berupa thalabul ilmi. Berbicara tentang thalabul ilmi, teringat bagi kita beberapa hal yang menjadikan seseorang bisa menjadi seorang thalabul ilmi. Mungkin di antara kita, ada yang menuntut ilmu karena kemauan sendiri karena ingin mengangkat kebodohan yang ada pada dirinya.
Mungkin juga ada yang menuntut ilmu karena paksaan orang tua. Bisa pula ada yang menuntut ilmu karena hanya sekedar ikut-ikutan saja, karena melihat mayoritas teman dan saudaranya. Akhirnya dia ikut-ikutan menuntut ilmu di pesantren, maka 2 sebab yang terakhir ini adalah sebab yang salah. Oleh karena itu, engkau dapai jenis santri seperti ini malas menghafal, memurojaah, atau malas juga untuk ta’awun.
Wahai saudaraku, perbaikilah niat dalam belajar menuntut ilmu agama Allah. Berharaplah wajah Allah dan surga-Nya. Anggaplah keberadaanmu hari ini di pondok sebagai waktu terakhirmu dalam menuntut ilmu. Karena engkau tidak tahu apakah hari ini atau lusa engkau diminta oleh orang tuamu untuk berhenti belajar, mungkin karena keadaan mereka yang sepuh, yang butuh akan keberadaanmu.
Cukuplah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membangkitkan semangat kita,
بادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتناً كقِطعِ الليل الْمُظْلِمِ يُصبح الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا ويُمسي كَافِرًا ويُمسي مُؤْمِنًا ويُصبح كَافِرًا يَبيع دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدنيا
“Bersegeralah dalam beramal, sebelum datangnya berbagai fitnah (ujian) seperti potongan malam yang gelap. Seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore harinya menjadi orang kafir. Dan seseorang di sore hari dalam keadaan beriman, di pagi harinya menjadi orang kafir. Dia menjual agamanya dengan bagian kecil dari dunia.” (HR. Muslim no. 118)
Wahai kawan, perbanyaklah berdoa kepada Allah untuk dilindungi dari berbagai macam fitnah yang tampak atau tersembunyi. Mudah-mudahan Allah senantiasa mengkokohkan hatti-hati kami. Amin