Barangkali ini Ramadhan terakhirku
Oleh Tim Mading at-Tibyan Takhasus
Seorang beriman mana yang tak rindu dengan bulan ini dan tak gembira ketika telah datang bulan yang penuh berkah. Semoga tidak ada seorang mukmin yang justru terlihat lesu ketika menyambut bulan mulia ini.
Ya, karena bulan Ramadhan adalah bulan yang dirindukan oleh kaum mukminin. Mereka merindukannya lantaran banyak keutamaan dan berjuta harapan yang terkandung di dalamnya. Pada saat itulah pintu ampunan dibuka, setan sebagai musuh kitapun dibelenggu, dan masih banyak keutamaan lain yang tidak bisa kita dapatkan kecuali di bulan ini.
Bulan penuh berkah
Ramadhan adalah bulan istimewa. Allah Ta’ala menjelaskan tentang agungnya bulan ini:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Allah Ta’ala juga menyebutkan bahwa di bulan Ramadhan terdapat malam yang lebih baik nilainya dari seribu bulan. Seorang yang melakukan ibadah, akan dinilai seperti orang yang melakukan ibadah selama seribu bulan. Di malam itulah diturunkan al-Quran. Allah Ta’ala berkata:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Allah untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Kesempatan terakhir
Kesempatan emas dan keutamaan berlimpah di bulan Ramadhan, maka sangat merugi saat kita kehilangan kesempatan ini atau tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Sementara kita tidak tahu, apakah kita masih bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan atau ini adalah kesempatan terakhir kita berjumpa dengan bulan yang mulia ini. Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan dalam syairnya:
كَيْفَ لاَ تَجْرِى لِلْمُؤْمِنِ عَلَى فِرَاقِهِ دُمُوعُ…
وَهُوَ لاَ يَدْرِي هَلْ بَقِيَ لَهُ فِي عُمُرِهِ إِلَيْهِ رُجُوعُ…
“Bagaimana bisa air mata seorang mukmin tidak mengalir karena perpisahannya
Sementara ia tidak tahu, untuk berjumpa lagi masihkah ada umur yang tersisa.” (Lathaiful Ma’arif)
Tidak heran, jika para salaf sangat sedih tatkala berpisah dengan bulan Ramadhan. Sampai-sampai sebagian mereka berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar bisa disampaikan dengan bulan Ramadhan. Kemudian juga berdoa enam bulan setelahnya agar Allah menerima amalannya di bulan itu.
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Orang-orang yang telah memberikan sedekah dalam keadaan hati mereka takut, karena mereka mengetahui sesungguhnya akan kembali kepada Rabb mereka.” (QS. Al- Mu’minun: 60)
Penutup
Maka manfaatkan bulan Ramadhan ini sebaik mungkin dengan banyak beribadah kepada Allah, selama Dia masih memberi kita kesempatan untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan. Barangkali ini adalah Ramadhan terakhir kita.
Barangkali di tahun depan kita tidak bisa lagi memanfaatkan bulan Ramadhan dengan baik, di tengah hiruk pikuk lingkungan ilmu. Ditemani oleh kawan-kawan yang selalu memotivasi dan memacu kita untuk semangat beribadah. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba yang memiliki rasa harap dan cemas dalam beribadah. Berharap agar amal ibadahnya diterima, serta khawatir kalau amalannya tidak diterima.