Begini Suasana Telekonferensi Muhadharah Bersama Syaikh Shalah Kantusy hafizhahullah

Telekonferensi Muhadharah Syaikh Shalah

 

Oleh Tim Reportase Santri

 

Reportase Telekonferensi Muhadharah bersama Syaikh Shalah Kantusy Hafizhahullah..

Selalu terhubung dan kembali kepada ulama merupakan salah satu kunci keistiqamahan seseorang di atas jalan kebenaran. Dahulu para salaf sangat memerhatikan poin penting ini. Mereka mengembalikan urusan kepada ulama kibar di antara mereka. Agar masalah terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan bimbingan yang Allah turunkan.

Sahabat Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu ketika melihat hal baru (zikir berjemaah) di salah satu masjid yang beliau temui, beliau mengembalikan urusannya kepada sahabat yang lebih senior dari beliau sebelum mengambil tindakan. Akhirnya beliau merujuk kepada sahabat Ibnu Mas’ud yang lebih tinggi keilmuannya ketimbang beliau. Radhiyallahu ‘anhuma.

 

Dan demikianlah yang Allah Taala bimbingkan kepada kita ketika menemui suatu permasalahan atau problem. Baik yang bersifat duniawi, terlebih yang berkaitan dengan agama dan akhirat kita. Allah berfirman:

فَسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُم لاَ تَعْلَمُون

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl: 43)

Demikianlah sikap yang seharusnya kita ambil dan kita jalankan. Dan inilah prinsip yang harus kita tanamkan di dada anak-anak cucu kita dalam menghadapi persoalan hidup mereka. Selalu kembali dan terhubung dengan para ulama.

Apalagi, di masa ini teknologi alat komunikasi sangatlah memudahkan. Obrolan berjarak ribuan kilo meter, bisa kita pangkas melalui alat sebesar genggaman tangan, dengan biaya yang sangat murah, walhamdulillah. Maka, tidak ada lagi alasan untuk tidak terhubung dengan para ulama.

 

Telekonfrensi Muhadharah bersama Syaikh Shalah Kantusy Hafizhahullah

Walhamdulillah, di ma’had kami, tempat kami belajar, prinsip ini sangat kental diajarkan dan diterapkan. Kami diajari dan dididik untuk selalu kembali kepada ulama kibar. Contoh nyatanya begitu tampak dari asatidzah kami yang sangat antusias untuk selalu terhubung dengan para ulama.

Salah satu buktinya adalah ketika ma’had kami menyelenggarakan sebuah kegiatan pada Jumat kemarin, 12 Jumadal Ula 1443 H. Yaitu kegiatan muhadharah telekonferensi bersama syaikh Shalah Kantusy hafizhahullah. Dengan tema Kesungguhan al-Imam Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah dalam Menjaga Persatuan dan Mencegah Perpecahan.

Poster Muhadharah Buatan Santri

Poster Muhadharah Buatan Santri

Seperti biasa, kegiatan-kegiatan di ma’had kami selalu mengikut sertakan peran para santri di dalamnya. Sebagai bentuk kaderisasi, pembekalan dan pendidikan bagi mereka untuk bisa menjalankan sebuah event, bertanggung jawab, bekerja dalam tim, berkoordinasi, dan lain sebagainya.

Hawa dan aroma kegiatan ini sudah kami rasakan sejak hari Rabu sebelumnya. Di saat tim desain santri (Takhasus Desain) mendapat kepercayaan untuk membuat poster muhadharah ini. Sejak hari itu pula, geliat persiapan untuk acara ini mulai tampak jelas.

Yang paling tampak sibuk adalah Tim Tasjilat As-Salafy dan beberapa santri yang terlibat sebagai penanggung jawab siaran. Jauh-jauh hari mereka sudah bergerak menyiapkan perangkat-perangkat kegiatan. Mulai dari perangkat untuk menghubungkan dengan syaikh sebagai pemateri, ataupun perangkat untuk menyiarkan muhadharah ke seluruh pendengar melalui radio resmi milik ma’had.

Masih banyak pula santri lain yang terlibat sebagai petugas setting tempat, sarana prasarana, dan asisten panitia.

 

Simulasi Muhadharah

Hari Jumat, sebelum matahari sempurna berbentuk bundar di ufuk timur, beberapa santri yang terlibat sudah mulai bergerak. Mereka menjalankan tugas dengan sangat antusias, sampai rela menunda sarapan pagi dan mengorbankan olah raga yang hanya bisa dilakukan di hari Jumat. Semua itu demi keberlangsungan kegiatan ini dengan baik dan lancar.

Mungkin mereka meneladani semangat dan antusias para asatidzah yang tinggi dalam menyelenggarakan kegiatan ini, akhirnya hal itu memicu semangat mereka untuk melakukan hal yang sama.

Siang hari selepas salat Jumat, panitia melakukan simulasi muhadharah final dengan mematangkan setting lokasi dan mencoba menghubungi Syaikh Shalah hafizhahullah. Dan semuanya berjalan lancar, walhamdulillah. Hanya tersisa beberapa perangkat pelengkap yang masih belum tersedia, semisal papan nama untuk meja pembicara dan poster untuk background muhadharah.


Baca Juga: Tausiah Santri Menyambut Idul Adha Tahun Ini


Persiapan Muhadharah yang Terluput

Sorenya, saat semua persiapan sudah terbilang matang, ternyata masih ada saja yang terluput. Satu jam sebelum mulainya acara, poster untuk background muhadaharah masih belum siap.

Ketika teringat, santri yang bertugas langsung mengerjakannya dengan cepat. Ia mengorbankan makan malam dan waktu mustajab untuk berdoa di sore hari itu demi mengerjakan pembuatan poster background.

Namun ternyata pengerjaannya tak semudah yang terbayangkan. Ada saja kendala di tengah pengerjaan poster itu. Beberapa menit sebelum mulainya muhadharah, seusai salat magrib, saat ia hampir menyelesaikan tugasnya, tiba-tiba muncul masalah baru.

Ruangan Siaran Muhadharah Telekonferensi

Gara-gara kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja merobek salah satu bagian poster itu. Terpaksa ia harus menambal terlebih dahulu bagian yang robek itu. Tentunya itu memakan waktu lagi. Akhirnya ia baru benar-benar menyelesaikan tugasnya ketika muhadharah sudah berjalan sekian menit.

Terlambat, ia tak mungkin lagi memasang poster itu ketika muhadharah sudah berlangsung, di tengah tatapan banyak manusia yang hadir. Setelah berjuang sekian lama, melewati banyak kendala, pada akhirnya memang muhadharah terus berlanjut tanpa poster background yang telah ia perjuangkan.

Semoga semangat dan perjuangannya itu dinilai sebagai pahala yang besar di sisi Allah. Tidak ada yang sia-sia di sisi-Nya.

 

Jalannya Muhadharah

Salat maghrib dilaksanakan dengan cepat, lebih cepat dari biasanya. Beberapa menit seusai azan, langsung iqamat. Imam kala itu juga membaca surat-surat pendek. Hal ini agar muhadharah bisa mulai tepat waktu, sesuai janji dengan Syaikh Shalah Kantusy di Yaman sana.

Setelah zikir, semua santri berdiri untuk salat sunnah. Meja muhadharah sudah sejak tadi terpasang di tempatnya, di bagian depan masjid.

 

Tak lama kemudian, mendadak masjid penuh oleh santri yang duduk. Semua santri terlihat antusias dan semangat mendengarkan suara syaikh. Setelah beberapa kali nada sambung, akhirnya hadirin dapat terhubung dengan Syaikh. Muhadharah pun mulai setelah al-Ustadz Luqman Baabduh hafizhahullah memberikan pembukaan.

Alhamdulillah tidak ada kendala selama penelponan. Semuanya berjalan lancar, suara syaikh terdengar jelas. Nasihat demi nasihat yang beliau sampaikan dapat terpahami dengan baik. Metode penyampaian beliau sangat luar biasa.

Tersisa beberapa menit menuju waktu isya’, muhadharah berakhir. Barulah setelah salat isya’, al-Ustad Ruwaifi’ hafizhahullah menerjemahkan materi muhadharah syaikh. Sesi terjemah ini lebih panjang dari muhadharahnya, dengan durasi selama satu jam lebih.

Meja Penerjemah: Al-Ustadz Ruwaifi’ hafizhahullahu Taala

Ketika al-Ustadz Ruwaifi’ menyelesaikan terjemahannya. Beberapa santri Tahfizh sudah tak mampu lagi mengangkat kepalanya karena sudah larut malam. Namun mayoritasnya keluar dari masjid seusai muhadharah dalam keadaan lembaran catatannya telah penuh dengan nasehat yang amat berharga.

Selama muhadharah berlangsung, juga ada santri yang bertugas untuk mentranskrip materi muhadharah, begitu pula ketika sesi terjemah.

 

Materi Muhadharah

Nasihat dari Syaikh Shalah Kantusy hafizhahullah adalah seputar pentingnya menjaga persatuan kaum muslimin, terutama antar sesama salafiyyin. Jangan sampai dakwah ini hancur gara-gara perpecahan yang terjadi hanya karena sebab kepentingan pribadi.

Lalu beliau menyampaikan pelajaran dari sejarah kehidupan Syaikh Rabi bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah, dan bagaimana upaya beliau dalam menjaga kesatuan kaum muslimin serta mencegah perpecahan di antara mereka.

Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi salafiyyin di negeri ini, amin ya Rabbal Alamin.

 

Untuk mendengarkan rekaman muhadharah telekonferensi bersama asy-Syaikh Shalah Kantusy hafizhahullah beserta terjemahannya, silahkan klik link berikut:

Audio Muhadharah Telekonferensi Bersama asy-Syaikh Shalah Kantusy hafizhahullah

Audio Terjemah Muhadharah Telekonferesi oleh al-Ustadz Ruwaifi’ hafizhahullah

 

Penulis: Mush’ab Klaten, Takhasus

Mungkin Anda juga menyukai

1 Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.