Berharap Berkah dari Musibah
Oleh Fathurrahman Ahmadi 4B Takhasus
Dunia ini adalah negeri ujian. Berbagai ujian akan selalu dialami seorang hamba. Baik secara umum yang menimpa diri-sendiri atau masyarakatnya, seperti banjir, tsunami, gunung meletus, termasuk wabah Covid-19 yang saat ini sedang menimpa kita. Atau bisa juga ujian lain yang mengenai pribadi, seperti sakit, wafatnya orang yang dicintai dan sebagainya.
Namun perlu diketahui, bahwa tidaklah semua musibah yang dialami seorang hamba didentikkan dengan kesulitan. Terkadang musibah itu datang dalam bentuk kesenangan. Allah Subhanahuwata’ala berfirman:
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Kami akan uji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai fitnah/ujian. Hanya kepada Kami, kalian akan dikembalikan.” (al-anbiya: 35)
Di dalam al-Qur’an Allah Subhanahuwata’ala telah menerangkan kepada kita bagaimana seharusnya sikap seorang muslim ketika mendapatkan musibah.
Mengucapkan Istirja’ dan bersabar
Allah Subhanahu wa ta’ala telah menerangkan pada ayatnya,Ia berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Sungguh kami akan menguj kalian dengan sedikit rasa takut,kelaparan,berkurangnya harta dan jiwa.Berilah kabar gembira kepada orang orang sabar ! Mereka adalah yang ketika ditimpa musibah mengucapkan,’inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami adalah milik Allah,dan sungguh kami akan kembali kepa-Nya).” (al-Baqarah: 155-156)
Pembaca yang semoga dirahmati Allah…
Pada ayat yang mulia di atas, Allah Subhanahuwata’ala telah menyebutkan kepada kita tentang sikap yang semestinya ditempuh saat kita mendapatkan musibah yaitu,
- Bersabar
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Rahimahullah berkata,”Sabar dalam menghadapi musibah hukumnya wajib.”
- Istirja’ yakni mengucapkan:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Doa ketika terkena Musibah
Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ، فَيَقُولُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَجَرَهُ اللهُ فِي مُصِيبَتِهِ، وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
“Tidaklah ada seorang hamba yang tertimpa musibah kemudian berkata,
{إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
(Sesungguhnya kami ini milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kami kembali). Ya Allah, berilah aku pahala karena musibah ini dan gantikanlah untukku yang lebih baik dari musibah ini !’ Melainkan Allah akan memberi balasan kepadanya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” (HR.Muslim)
Berkah di Balik Musibah
Pembaca yang semoga dirahmati Allah…..
Dalam ayat tersebut,Allah Subhanahuwata’ala juga menerangkan tiga janji yang akan diraih oleh hamba yang dapat merealisasikan dua perkara penting di atas dikala mendapatkan musibah,
- Shalawat dari Allah Subhanahuwata’ala
Asy-syaikh muhammad bin sholeh al-Utsaimin Rahimahullah menyatakan bahwa pendapat yang paling sahih adalah Allah akan menyebut dan memuji orang yang sabar di hadapan para malaikat-Nya.
- Rahmat Allah Subhanahuwata’ala atasnya
Allah akan merahmati kepada hambanya yang bersabar dalam saat mendapatkan musibah.
- Hidayah
Diantara bentuk hidayah, Allah Subhanahuwata’ala memberi taufik kepadanya untuk bersabar dalam menghadapi segala bentuk musibah,dengan tanpa berkeluh kesah,apalagi sampai berburuk sangka terhadap Allah Subhanahuwata’ala.
Tiga janji di atas sebagaimana yang telah Allah Subhanahuwata’ala sebutkan pada ayat berikutnya,Allah Subhanahuwata’ala berfirman:
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Merekalah yang akan mendapatkan sholawat dan rahmat dari Rabb mereka,serta mereka adalah orang orang yang mendapatkan hidayah.” (al-Baqarah: 157)
Pembaca yang semoga dirahmati Allah….
Penting untuk kita ketahui bersama, selain kedua hal tersebut, ada perkara lain yang harus ada dalam hati seorang muslim. Bahkan, ini adalah sebagai pondasi bagi kedua hal di atas. Yaitu, meyakini bahwa segala musibah yang terjadi di muka bumi ini adalah berdasarkan takdir dan ketentuan Allah Subhanahuwata’ala. Bukan hanya sekedar fenomena alam semata.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidaklah ada musibah kecuali dengan izin Allah. Barangsiapa yang beriman kepada Allah,Ia akan memberi hidayah di hatinya. Allah maha mengetahui segala sesuatu.” (at-Taghabun: 11)
Ketika seorang beriman kepada takdir, dia pasti akan meyakini bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini adalah ketentuan dan takdir dari Allah Subhanahuwata’ala. Sehingga dengannya ia dapat bersabar dalam menghadapi segala bentuk ujian yang menimpa, termasuk wabah yang sangat dahsyat ini, Covid-19. Dan dengannya pula ia dapat mengerti bahwa segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Semoga kita tergolong hamba-Nya yang dapat bersabar dalam menghadapi musibah pandemi ini. Dan semoga Allah Subhanahuwata’ala segera mengangkat wabah Covid-19 dari negeri ini, serta menjaga seluruh kaum muslimin di berbagai penjuru dunia. Amiin.