BIARKAN PANDEMI BERGULIR, NANTINYA IAPUN AKAN BERAKHIR

menolong

Saudara pembaca…

Puji syukur terus menerus tiada pernah putus kami panjatkan kepada Allah dengan segenap hati yang tulus lantaran Ia masih memberikan sejumlah helaan nafas untuk sekedar bisa hidup tentram dalam lingkungan yang penuh keajaiban. Di saat deru fitnah yang semakin menggebu, dengan kobaran apinya menyulut  setiap individu untuk bersikap dan bertindak tanpa dasar ilmu, Engkau ya Allah masih kokoh pijakan kami di atas jalan Rasul-Mu.

Kepada mereka para asatidzah beribu terimakasih terus kami ucapkan tanpa henti, yang sedari awal masa pandemi mereka telah berjuang untuk menjaga kami. Hingga kini tenaga, waktu, dan pikiran masih mereka korbankan dan belum berhenti.

Menurut kami keputusan asatidzah untuk tetap mempertahankan santri waktu itu merupakan sebuah keputusan jitu. Dimana hal tersebut walau terasa berat di awal namun buahnya sudah kami rasakan. Maka kepada kalian para astidzah kami, sekali lagi rasa terimakasih kami hanturkan kepada antum sekalian. Para astidzah kami teruskanlah perjuangan antum, harapan doa kami terus menyertai langkah antum semua semoga kita semua termasuk hamba hambanya yang diberi hidayah dan keistiqomahan diatasnya hingga kita bertemu Allah ta’ala.

SEBUAH ASA UNTUK BAHAGIA

Dispora (divisi permainan & olahraga) mungkin terlihat biasa saja, karena kami memanglah orang orang biasa yang penuh cela. Namun dengan segala kekurangan yang kami miliki disertai segenap tekad yang terpatri kami ingin menyisipkan sebuah kebahagiaan bagi para santri.

Disaat keputusan berkata tentang tidak adanya kepulangan bagi para santri setelah Ramadhan, pastinya hati mereka merasa sedikit sedih dan gusar. Pasalnya sebuah rindu yang begitu menggebu pada kampung halaman dan sanak keluarga seharusnya bisa mereka luapkan di saat mereka pulang ternyata kini mereka masih harus bersabar menahan kerinduannya.

Mereka hanya bisa meluapkan rasa rindu itu lewat kontak suara yang mungkin bagi sebagian mereka hal tersebut belum bisa membuat rasa itu mereda. Maka astidzah berusaha mengadakan beberapa kegiatan yang kiranya dapat sedikit meringankan rasa kangen para santri pada keluarga dan tetap menjaga kualitas semangat belajar mereka.

Maka melihat hal di atas, disporapun terpanggil untuk mengadakan kegiatan lomba pada hari hari tersebut. Alhamdulillah dengan pertolongan Allah semata kemudian kerja sama dari banyak pihak sehingga diselenggarakanlah beberapa acara yang cukup meriah. Sebut saja turnamen sepak bola, tennis meja, lari estafet, outbound, unjuk bakat, dan banyak lagi yang semua itu harapannya dapat menghilangkan penat dan membakar semangat balajar para santri.

Kami melihat para santri sangat antusias mengikuti rangkaian acara lomba yang diselenggarakan, baik dari thullab tahfizh sampaipun thullab takhassusnya. Mereka bersorak menyuarakan semangat seraya kibaskan debu penat. kami bersyukur kepada Allah atas semua itu, kami juga merasa bahagia melihat mereka bisa menerima segala kebijakan yang ditetapkan oleh ma’had. Para asatidzahpun demikian, kiranya sebuah cuplikan komentar mereka cukup untuk menggambarkan :

“ kalaulah kegiatan ini diliput dan disebar kepada mereka yang sekarang berada di rumah – rumahnya masing-masing, niscaya mereka akan iri melihat riangnya para santri seraya berandai seperti mereka (para santri yang tidak pulang).”

tak luput juga di momen idul adha, dimana mereka ternyata masih belum bisa pulang ke kampung halamannya, maka kamipun menyelenggarakan beberapa acara lomba seperti sepak bola, badminton, cerdas cermat yang kemudian pada malam puncak kami tutup rangkaian acara tersebut dengan nonton video dokumenter bersama sama.

Kami juga berusaha mengajukan tambahan fasilitas olahraga baik inventaris maupun waktunya. Alhamdulillah para asatidzah menyetujui dan menambahkan beberapa meja beserta  perangkatnya untuk tennis meja, dua lapangan badminton, dan menambahkan jam olahraga di malam jum’at. Kami juga mengajukan beberapa pertandingan antar mudarrisin dengan para thullab pilihan, namun qaddarullah hal ini masih belum bisa terealisasi karena beberapa pertimbangan mengingat masa pandemi ini.

Semua kegiatan di atas  kami selenggarakan sebagai kepanjangan tangan dari para asatidzah untuk para santri yang mereka cintai. Semua hal diatas diselenggarakan oleh para asatidzah dengan sekali lagi dengan tujuan agar para santri terus semangat, pantang menyerah. Mereka berharap dengan ini para santri menjadi orang orang yang kuat, kokoh, bersabar menerima segala takdir Allah dan juga keputusan ma’had. Tidaklah semua keputusan yang ditetapkan kecuali demi kemaslahatan para santri di dunia maupun akhirat.

Namun dispora sendiri bila  ditanya tentang rindu, maka sebagaimana semua seluruh santri kepada keluarga mereka merasa rindu maka disporapun begitu. Bahkan kata itu terukir indah dalam sanubari selaras dengan garis yang kami lukiskan  di lapangan baru waktu itu. Namun kami sadar bahwa ketaatan kepada pemerintah harus kami junjung tinggi di atas mata kepala kami. Maka kami berharap semua ini dapat menjadi pemberat timbangan kami di sisi-Nya serta pengahapus dosa dan maksiat kami kepada-Nya.

Kami percaya seberat apapun cobaan pasti ada akhirnya sebagaimanapun kebahagiaan pastilah ada ujungnya. Dunia ini semu, semua yang berada di atasnya tidak ada yang kekal dan cepat hilang berlalu. Karenanya ganjaran dari Allahlah yang yang kami harap selalu, dan jannah-Nyalah yang kami tuju.

Saudara pembaca…

Bila berbicara tentang kekurangan dan cela, manusia mana yang terbebas darinya? Tentu semua manusia pasti bersalah, pasti ada saja kurangnya dari segala sisinya. Karenanya kami menyadari akan sangatlah banyak kekurangan dan kesalahan yang kami perbuat baik semua itu muncul dari perseorangan maupun divisi. Kita semua tahu bahwa kesempurnaan hanya milik Allah taala semata, karenanya kami mewakili seluruh pihak yang terlibat meminta maaf dan kelapangan hati untuk memaklumi segala kekurangan yang ada pada kami.

Tidaklah semua ini kecuali hanyalah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, dan sebagai pengingat bagi kita bahwa masih terlalu banyak kenikmatan yang Allah karuniakan kepada kita bila dibandingkan dengan musibah pandemi yang kita rasakan sekarang.

Di akhir mata pena kami ingin selipkan sebuah petuah untuk kita semua:

“Saudaraku, kemenangan bukanlah saat engkau mampu menyarangkan lima gol ke gawang lawanmu tanpa balas, bukan pula saat engkau menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di garis finish, namun manakala engkau mampu bersabar lewati seluruh rintangan hidup hingga engkau keluar dari dunia ini bertemu Allah dalam keadaan ridha maupun diridhai dan dikatakan kepadamu :

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. “ (Al Fajr: 29 – 30)

Inilah yang dikatakan oleh Allah Ta’ala:

ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Itulah kemenangan yang besar.” (Al hadid : 12).”

 

Salam hangat dari bawah terik yang kian menyengat dari Dispora Thullab Takhasus (Divisi Permainan dan Olahraga)

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.