Bimbingan berharga di akhir masa
Oleh Muadz Buthon Takhasus
Kondisi umat manusia di zaman ini, terkhusus kaum muslimin sungguh sangat memprihatinkan. Hari-hari mereka tidak lepas dari penyimpangan syariat, baik berupa kemaksiatan, kebidha’an, dan kesyirikan yang telah mendarah daging dengan tubuh mereka. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari itu semua.
Pengabaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam akan buruknya akhir zaman
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam jauh-jauh sebelumnya telah memberitakan kepada umatnya akan rusaknya keadaan akhir masa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ
“Tidaklah datang atas kalian suatu masa, kecuali sesudahnya lebih buruk darinya.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits di atas menunjukan bahwa tidaklah akhir zaman itu datang, melainkan kondisi umat manusia berada dalam puncak kerusakan agama dan moral. Agama mereka jual demi kepentingan dunia. Akhlak mereka jauh dari budi pekerti yang luhur.
Kebenaran sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Merajalelanya kebodohan dan kemaksiatan yang telah menjadi tontonan hangat, yang selalu dipromosikan dan dijejalkan oleh umat manusia saat ini tanpa ada rasa malu kepada Rabbul ‘alamin, merupakan bukti nyata kebenaran ucapan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah datang atas kalian suatu masa, kecuali sesudahnya lebih buruk darinya.”
Sebagai contoh dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah fenomena yang tidak ditemukan di masa generasi terbaik umat ini (para sahabat) dalam hal agama, akan tetapi didapati ditengah-tengah kaum muslimin saat ini.
Berupa pengadaan maulid Nabi, perayaan ulang tahun, penyelewengan makna nama dan sifat-sifat allah Subhanahu wa Ta’ala, dan seterusnya dari berbagai hal yang tidak pernah dilakukan oleh Salafuna Shalih, atau bahkan terbetik dalam benak mereka.
Imbauan Islam dalam menyikapi kejelekan akhir zaman
Islam merupakan agama yang paling sempurna. Tidaklah umat ini ditinggal pergi oleh Nabinya, kecuali segala urusan mereka, baik dalam hal agama maupun dunia sudah diterangkan dan dipaparkan.
Bahkan dalam persoalan menghadapi fenomena buruknya akhir zaman, Islam telah memberikan imbauan-imbauan dan kiat-kiat agar selamat dari kerusakanya, serta tidak menjadi objek dari kejelekanya.
Di antara bimbingan Islam dalam hal ini:
- Banyak berdoa kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala
Doa adalah senjata seorang mukmin. Karena tercapainya impian seseorang bukan semata mata usaha yang ia kerahkan, akan tetapi murni pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, doa termasuk sebab utama terwujudnya keselamatan dari berbagai hal buruk yang muncul di akhir zaman.
Di antara doa yang diajarkan oleh Nabi ‘alaihisshalatu was salam kepada umatnya adalah doa yang beliau panjatkan sesudah tasyahud akhir di dalam shalat, sebelum salam,
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah al-masih Dajjal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
- Tinggal di sebuah tempat atau lingkungan yang baik
Tidak dapat dipungkiri bahwa tempat atau lingkungan hidup diantara faktor terbesar yang akan menentukan status baik atau buruknya seseorang. Sebab, lingkungan ibarat teman dekat yang tak terpisahkan denganya. Sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengaitkan agama seorang berdasarkan agama sahabat karibnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المرء على دين خليله
“Agama seseorang berdasarkan agama teman dekatnya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Daud, dan al-Baihaqi, serta dihasankan oleh asy-syaikh al-Albani rahimahumullah)
Oleh sebab itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengarahkan umatnya untuk berlindung di suatu tempat yang akan menjaga kebaikan agama dan moral mereka, terlebih dimasa merebaknya fitnah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَكُونُ فِتْنَةٌ النَّائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْيَقْظَانِ، وَالْيَقْظَانُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ، وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَسْتَعِذْ
“Akan muncul sebuah fitnah, orang yang tidur lebih baik dari pada yang sadar, orang yang sadar lebih baik dari pada yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari yang berjalan. Maka, barang siapa yang mendapati tempat menyelamatkan diri atau berlindung, hendaknya ia meminta perlindungan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Bersegera dalam melakukan amal kebajikan
Sibuk dengan amalan shalih, di samping mengantarkan kepada kebaikan agama dan akhlak seseorang, hal itu juga dapat menjauhkannya dari berbagai kejelekan. Di antaranya adalah terhindar dari sikap menyimpang dari al-haq (kebenaran).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegerahlah kalian dalam beramal, sebelum datang fitnah bagaikan potongan malam yang gelap gulita. Seseorang di pagi harinya masih beriman, akan tetapi di sore harinya telah menjadi kafir. Di sore harinya ia masih beriman, akan tetapi di pagi harinya ia telah menjadi kafir. Disebabkan ia menjual agamanya dengan secuil dari harta dunia.” (HR. Muslim no. 186)
Akhir kata
Semoga dengan mengamalkan bimbingan nubuwah yang berharga ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyelamatkan kita dari berbagai hal yang menyeret kepada kebinasaan, dan menjadikan kita istiqomah di atas jalan yang lurus. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Masya Allah syukron bang muadz