Bolehkah Memendekkan atau Memotong Jenggot?
Oleh asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu Ta’ala
Pertanyaan
Pertanyaan keempat: Memotong jenggot, apakah boleh atau tidak?
Jawaban
Jenggot, yang wajib adalah memanjangkan, membiarkan, dan memeliharanya. Inilah yang wajib.Tidak boleh bagi seseorang untuk memangkas, memotong, dan memendekkannya. Justru wajib untuk memanjangkan, memelihara, dan membiarkannya dalam rangka melaksanakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
خَالِفُوا المُشْرِكِينَ: وَفِّرُوا اللِّحَى، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
“Selisihilah kaum musyrikin! Panjangkanlah jenggot dan potonglah kumis.” (HR. Bukhari no. 5892 dan Muslim no. 258)
Serta dalam rangka melaksanakan sabda beliau:
جُزُّوا الشَّوَارِبَ، وَأَرْخُوا اللِّحَى خَالِفُوا الْمَجُوسَ
“Potonglah kumis dan peliharalah jenggot, selisihilah Majusi.” (HR. Muslim no. 260)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memelihara, membiarkan, dan memanjangkannya. Dari sini menunjukkan wajibnya perintah tersebut. Wajib bagi kaum muslimin untuk taat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini; memanjangkan jenggot, membiarkan, dan memeliharanya. Tidak boleh begi mereka menolak (sabda Nabi) dengan memendekkan dan mencukurnya.
Adapun hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memotong jenggotnya yang panjang setengahnya.” Hadis tersebut adalah hadis yang batil menurut ahlul ilmi, bukan hadis yang sahih. Karena pada sanadnya ada Umar bin Hasan al-Bulakhi, dia tersangka berdusta, maka tidak boleh untuk berpegang dengan hadis riwayat At-Tirmidzi tersebut.
Imam At-Tirmidzi rahimahullah banyak meriwayatkan hadis yang tidak sahih. Dan ini adalah salah satu hadis yang diriwayatkan olehnya (artinya), “Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memotong jenggotnya yang panjang setengahnya.” Ini adalah hadis yang batil dan tidak sahih. Namun terkadang, ada orang yang tidak mengerti tentang hadis dan dia berdalil dengan hadis ini.
Maka seorang muslim harus memerhatikan hal ini. Bahwasanya hadis tersebut tidak sahih menurut ahlul ilmi. Justru hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sahih, memerintahkan untuk memanjangkan jenggot, memelihara, serta membiarkannya. Sebagaimana hadis dalam as-Shahihain dari sahabat Ibnu Umar, ataupun dalam Shahih Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dan juga hadis lainnnya.
Sumber: Situs resmi asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu Ta’ala, https://binbaz.org.sa/fatwas/4563/حكم أخذ شيء من اللحية