Doaku untukmu, guruku!

 

Oleh: Hannan Majid Purwokerto Takhasus

 

Sebuah nikmat besar tatkala Allah menjadikan kita termasuk dari hamba-Nya yang beragama Islam, karena dengannya kita akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka sudah sepantasnya bagi kita untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala yang telah membarikan nikmat besar ini.

Tak kalah besarnya pula dari nikmat di atas adalah nikmat menuntut ilmu. Nikmat menuntut ilmu agama yang itu merupakan alternatif untuk kita bisa mengenal agama Islam lebih dekat lagi serta jalur alternatif untuk bisa menuju surga-Nya dengan mudah. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga.” (HR. Ahmad)

 

Keberadaan sang guru

Seorang yang terjun dalam kancah thalabul ilmi pasti erat kaitannya dengan sosok guru dan ustadz. Ya, guru yang senantiasa membimbing dan mengajarinya ilmu. Guru yang selalu mengawasi agama serta akhlaknya. Hampir di setiap waktu ia pasti selalu didampinginya, diajarinya, dan dibimbingnya.

Maka sungguh, seorang guru adalah sosok terpenting dalam manjalani kehidupannya menuntut ilmu.

 

Pengorbanan mereka

Sedemikian besar jasa seorang guru kepada kita, siang malam selalu memikirkan kita, akhlak, dan juga agama kita. Anak, istri, dan keluarga, rela mereka tinggalkan demi mengobati kita dari hausnya kebodohan. Mereka adalah orang-orang yang berjiwa besar.

Mereka melakukan itu bukan karena jabatan yang diimpikan, atau harta yang didambakan, namun mereka lakukan itu kerena ikhlas mengharap pahala dari Dzat Yang Maha Pemberi.

 

Merekalah orangnya

Jika engkau wahai para pemburu ilmu, faham akan kedudukan seorang guru dan pengorbanannya, maka merekalah orang yang paling berhak untuk kau sebut nama-nama mereka di dalam doa-doamu di waktu mustajab.

Bagaimana tidak..?

Sedangkan salah seorang ulama pernah mengatakan, “Para ulama lebih sayang kepada umat Nabi Muhammad dibanding orang tua mereka sendiri.”

Beliau pun ditanya, “Bagaimanakah itu wahai Imam?”

“Para orang tua menyelamatkan dari api dunia sedangkan ulama menyelamatkan mereka dari panasnya api neraka.” Jawab alim tersebut.

 

Khatimah

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita, orang tua kita, ustadz-ustadz kita, pemerintah kita, dan seluruh kaum muslimin secara umum. Amiin. Wa shallallahu wa sallam ‘ala nabiyyina Muahammad wa alihi wa shahbihi.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.