Dunia dan kita
Oleh Abu Muhammad Hafidz Batam Tahfidz
Sawah yang terhampar sejauh mata memandang. Tumbuh subur, hijau memukau. Bulir padi mulai muncul seiring batang dan daun yang menguning. Tibalah saatnya panen, padi itupun dibabat habis seolah belum pernah ada tumbuhan di sana.
Betapa seringnya Allah Ta’ala mempermisalkan dunia seperti tumbuhan yang hijau, kemudian menguning, layu, dan mengering. Dalam beberapa ayat al-Quran, kita dapatkan perumpamaan ini. Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Hanyalah kehidupan dunia itu seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengannya tanam-tanaman bumi. Di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahan dan perhiasannya. Pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang. Lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS Yunus: 24)
Begitulah dunia, cepat berlalu keindahan dan kenikmatannya. Maka, mendahulukan dunia daripada akhirat tidak lepas dari dua keadaan: lemahnya iman atau rusaknya akal.
Bimbingan dalam menyikapi dunia
Oleh sebab itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum mencampakkan dan melemparkan dunia ke belakang mereka, hati-hati mereka berpaling tidak menoleh kepadanya. Bahkan, mereka menganggap dunia tidak lebih dari sekedar penjara. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam:
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
“Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2392 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Andaikan mereka menginginkan dunia, pasti mereka akan mendapatkannya. Sungguh, dunia telah menawarkan kunci-kunci perbendaharaannya kepada mereka, namun mereka tidak peduli, tidak mau menggadaikan akhiratnya dengan dunia yang tak seberapa.
Mereka yakin, dunia tidak ubahnya bagai lintasan yang segera berlalu meninggalkannya, bukan sebagai tempat tinggal yang sebenarnya.Ya, merekalah orang yang paling kuat keimanannya dan paling sempurna akalnya. Semoga bermanfaat, wallahu a’lam.