Etika Amar Makruf Nahi Mungkar

 

Oleh Raihan Bahanan Bondowoso, Takmili

 

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dengan komunitasnya. Dalam komunitas, tentu akan terjadi interaksi di antara mereka, mereka tidak mungkin bisa hidup sendiri-sendiri tanpa saling memberi bantuan, perhatian, dan kepedulian. Allah Taala berfirman:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh untuk mengerjakan yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan mendapat rahmat dari Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71)

 

Etika Amar Makruf dan Nahi Mungkar

Di antara yang mesti dilakukan dalam sebuah komunitas adalah amar makruf nahi mungkar sebagaimana yang Allah sebutkan pada ayat di atas. Namun, amar makruf nahi mungkar tidak bisa sembarang dilakukan.

Di sana ada beberapa adab dan etika ketika hendak melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Di antara adab-adab tersebut adalah sebagai berikut.

 

  1. Ikhlas karena Allah Taala semata dan mengharap kebaikan bagi saudaranya. Allah Taala berfiman:

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

 

  1. Lemah lembut, Allah Taala berfirman tentang Rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

“Maka karena rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali ‘Imron: 159)

Asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri hafizhahullah mengatakan, “Bersikap lemah lembutlah kepada orang yang dia perintah dan dia larang, sebab tujuan amar makruf dan nahi mungkar adalah untuk memperbaiki dan mengembalikan mereka kepada petunjuk dan agama yang benar yang telah mereka tinggalkan.” (At-Tuhaf Ulil Bashar Hal: 64)

 

  1. Yang terakhir yaitu; sabar, ramah dan santun, Allah Taala mengisahkan nasihat Luqman al-Hakim kepada anaknya:

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ

“Hai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang Allah wajibkan.” (QS. Luqman: 17)

 

Akhir Kata dan Harapan

Semoga Allah Taala mencurahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kaum muslimin, terkhusus ahlus sunnah wal jamaah, agar mereka bersemangat dalam menegakkan amar makruf dan nahi mungkar dengan cara yang benar. Di atas bimbingan al-Qur’an dan sunnah serta syariat yang sempurna ini. Sehingga kita merasakan kebahagiaan hidup di dunia dan keberuntungan di akhirat kelak. Amin.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.