Hidupkan Shalat Tathawwu’

  • sajadah

Shalat tathawwu’ adalah shalat di luar shalat wajib 5 waktu (subuh, zhuhur, ashar, maghrib dan isya’) baik shalat itu hukumnya wajib atau tidak. Shalat wajib tathawwu’ misalnya shalat jenazah. Shalat sunnah tathawwu’ misalnya tahiyyatul masjid, shalat sunnah wudhu dll.

Ditinjau dari jenisnya, shalat tathawwu’ terbagi menjadi 2:

1. Tahawwu’ mutlak: Shalat yang mana syariat tidak memberikan batasan padanya.
Contoh: Bolehnya kita untuk shalat tathawwu’ 2 rakaat di siang atau malam hari tanpa ada batasan waktu (kecuali pada 3 waktu larangan shalat).

2. Tathawwu’ muqayyad: Shalat yang memiliki batasan-batasan dalam syariat.
Contoh: Shalat ratibah sebelum subuh, siapa yang hendak melakukan shalat tersebut, maka shalatnya belum terealisasi kecuali dengan melakukan shalat 2 rakaat tersebut sebelum melaksanakan shalat subuh dan ketika telah masuk waktunya, dengan niat shalat sunnah ratibah.

Dan diantara keutamaan shalat tathawwu’:

1. Shalat tathawwu’ menyempurnakan shalat faridhah (shalat wajib 5 waktu). Amalan pertama seorang hamba yang akan dihisab (dihitung) adalah amalan shalat. Jika ada kekurangan pada ibadah shalat seorang hamba, maka shalat tathawwu’ akan menyempurnakannya, barulah setelah itu amalan-amalan yang lain dihitung.
Hal ini sebagaimana hadits Nabi shallalahualaihi wasallam tentang amalan pertama yang akan dihisab (artinya), “…. dan jika ada kekurangan pada amalan shalatnya, Allah berkata: lihatlah apakah hambaku ini memiliki amalan tathawwu’? jika ia memilikinya, Allah berkata lagi: sempurnakanlah amalan shalat wajib hambaku ini dengan amalan tathawwu’nya. Kemudian barulah amalan-amalan yang lainnya dihisab”. (HR. Ahmad: 2/290 dan Abu Dawud: 864)

2. Shalat (baik shalat wajib atau pun tathawwu’) merupakan amalan yang akan memudahkan hamba menuju Jannah. Ketika Rabi’ah bin Ka’b radhiyallahu anhu  meminta kepada Rasulullah shallallahualaihi wasallam untuk mendo’akannya agar menjadi pendamping beliau di Jannah. Beliau pun berkata (artinya), “Bantulah aku untuk memenuhi keinginanmu itu, dengan memperbanyak sujud (shalat)”. (HR. Muslim: 489 dan An Nasa’i: 2/227)

Diringkas dengan sedikit penambahan dari kitab Bugyatul Mutathawwi’ Fi Shalatit Tathawwu’ karya syaikh Muhammad bin Umar Bazmul hafizhahullah.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.