Jangan putus asa dari pertolongan-Nya
Oleh Moch. Ikhwan Faqih Cirebon
Hidayah itu di tangan Rabbul Izzah
Teman yang dulu kita tahu semangat kala awal mereguk hidayah, kini harus terkalahkan oleh futur yang melanda. Nasehat dari teman yang saling mencinta karena Allah hanya didengar, namun tak terlaksana. Beralasan “dipaksa ortu..” Padahal hati kecilnya memendam rasa.
Kita semua sepakat, sudah berapa banyak santri yang dipaksa orang tua, entah untuk kerja atau meraih gelar sarjana. Tapi seandainya jiwa santri itu benar-benar mengakar di hatinya, ia akan memperjuangkannya, walau berbagai ujian ada di hadapannya.
Apakah kita lupa dengan sejarah perjuangan para pejuang Islam generasi pertama? Bukan hanya harta yang harus mereka relakan begitu saja, bukan hanya sanak family yang harus ditinggal karena tak satu kata. Namun, siksaan dan celaan harus mereka reguk setiap saatnya.
Apakah kita lupa dengan Salman Al Farisi radhiyallahu’anhu? Beliau rela meninggalkan sanak keluarga. Ribuan kilometer ia arungi. Capek dan letih sudah barang menjadi teman perjalanannya.
Apakah kita lupa dengan Bilal radhiyallahu’anhu saat disiksa? Tanpa pikir panjang batu besar panas diletakkan di atas dada. Namun hanya kalimat “AHAD” lah yang terulang dari lisannya. Beliau tak goyah, walau kematian di depan mata. Hingga akhirnya pertolongan Allah mengakhiri cerita mereka semua.
Akankah kita berputus asa dari pertolongan-Nya? Bukankah Allah Ta’ala berjanji dalam firmannya:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamaNya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi perkasa.’’ (al-Hajj: 40)
Semoga bermanfaat.