Kasus Omicron Nasional Meningkat, PP. Minhajul Atsar Sigap Tingkatkan Pelaksanaan Prokes
Oleh Tim Reportase Santri
Akhir bulan Rajab 1443 H atau akhir Februari 2022 ini, kasus terkonfirmasi virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia meningkat begitu pesat. Data statistik di hari Ahad (20/02) kemarin menunjukkan ada 48.484 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sehari. Beberapa hari sebelumnya, jumlah kasus baru bahkan tembus angka 64.718 orang per hari (covid19.go.id)
Melihat hal ini, PP. Minhajul Atsar tidak tinggal diam. Pihak pesantren berusaha sekuat tenaga melindungi warganya agar tidak terpapar, tentu dengan izin Allah. Kalau pun terpapar, itu merupakan takdir dari Allah dan pihak ma’had akan berjuang pula untuk merawatnya agar segera pulih. Inilah keyakinan seorang muslim dalam menghadapi setiap musibah dan menempuh sebab keselamatan. Allah menyatakan,
قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَولَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَليَتَوَكَّلِ المُؤمِنُونَ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.’” (QS. At-Taubah: 51)
Minhajul Atsar Ketatkan Prokes
Sejak beberapa hari terakhir, rapat-rapat koordinasi tentang kesehatan digalakkan. Mulai dari rapat koordinasi tingkat asatidzah pembina bersama tim medis dan para pengurus. Hingga rapat koordinasi yang melibatkan akar rumput warga pesantren dan para santri yang terjun di lapangan.
Bagian Edukasi dan Penerangan ma’had turut ambil bagian. Melalui bimbingan para asatidzah, mereka bergerak memberikan edukasi kepada para santri melalui poster-poster yang tertempel di beberapa titik, pengumuman melalui mikrofon, begitu pula melalui imbauan dan hasungan di banyak kesempatan.
Pelaksanaan protokol kesehatan diketatkan. Diantaranya adalah para santri dibatasi dalam hal keluar masuk area pesantren, kecuali yang ditentukan dan jika ada kebutuhan mendesak, semisal piket kebersihan, tugas divisi, dan lain sebagainya. “Itu pun, jika hendak masuk lagi ke dalam area dalam pesantren, setiap santri harus melakukan CTPS atau menggunakan hand sanitizer terlebih dahulu.” Kata Ustadz Abu Abdillah Majdi menegaskan.
Ma’had juga memberlakukan pembatasan ketat antara santri banin dengan banat. Yaitu dengan menetapkan bahwa sementara ini tidak ada program pertemuan atau kunjunga bagi santri yang memiliki saudari di TN. Juga tidak boleh melakukan pertukaran barang melalui transit, baik dari banin ke banat, atau pun sebaliknya, kecuali melalui petugas dan harus menjalani prosedur medis, seperti disinfeksi.
Baca Juga: Vaksinasi Anak di PP. Minhajul Atsar, Pemerintah Turut Pantau Langsung
Peningkatan Nutrisi dan Gizi Santri
Tak hanya protokol kesehatan, pihak ma’had juga sigap mengontrol nutrisi dan asupan gizi para santri. Dapur ma’had sebagai pusat kebutuhan logistik menjadi ujung tombak dalam hal ini. Mereka harus benar-benar memastikan kehigienisan makanan mulai dari proses pencucian bahan hingga penyajian.
“Makanan-makanan yang berpotensi melemahkan imunitas tubuh atau dapat menyebabkan sakit harus dikurangi. Semisal makanan yang mengandung 4P, makanan yang terlalu pedas, atau goreng-gorengan.” Demikian kurang lebihnya Ustadz Arif memberikan mandat kepada petugas dapur dalam rapat koordinasi di Kantor Takhasus.
Sebagai asupan nutrisi pula, ma’had menyediakan suplemen gratis untuk para santrinya. Tim yang bertanggung jawab untuk menyediakan suplemen ini beranggotakan para santri kelas 3 Takhasus. Dalam sehari, dua kali mereka meracik suplemen yang terbuat dari rempah-rempah jahe, kunyit, dan lain sebagainya untuk sekitar 500 santri di ma’had ini.
“Jangan sampai kita terhenti untuk mengadakan suplemen gara-gara keterbatasan alat, dana, dan sebagainya. Kita harus berjalan terus, apa yang dibutuhkan InsyaAllah akan kita belikan. Jangan tanya dari mana uangnya. Insya Allah ada, Allah yang akan memberikan.” Kurang lebih demikian kata-kata Ustadz Arif ketika memberikan motivasi dalam rapat koordinasi.
Upaya Meningkatkan Imunitas Santri
Di antara upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh santri adalah dengan mengadakan kegiatan senam terbimbing di pagi hari.
“Setiap pagi semua kamar wajib melakukan senam ringan di depan kamar masing-masing. Tadi ana sudah bilang ke kamar 3, yang mimpin senam nantinya Ahmad Bafadhal,” kata Ustadz asal Wates Jogja di kesempatan rapat bersama para ketua kamar.
“Di pagi hari, santri tidak boleh ada yang tidur, tanpa ada uzur yang dibolehkan. Kegiatan di pagi hari itu sebagaimana yang tertera di Papan Edukasi; Buka gorden agar ada sirkulasi cahaya dan oksigen, bersih-bersih halaman, senam, dan sebagainya,” lanjut beliau.
Perawatan untuk yang Sakit
Pergantian iklim yang tidak menentu dan perubahan suhu yang drastis tak jarang membuat ketahanan tubuh berkurang. Ditambah kegiatan santri yang padat, baik yang terkait akademik maupun non-akademik akan semakin menambah lelah mereka. Sehingga tak jarang, santri jatuh sakit. Maka selain melindungi yang sehat, pihak ma’had juga berjuang keras untuk merawat yang sakit. Ketika ada santri yang sakit, tim khusus yang bertugas menangani mereka dengan sigap akan segera memberikan perawatan di tempat yang terpisah.
Tim khusus yang selalu terhubung dengan tenaga medis ini bertanggung jawab atas pendataan, pengontrolan, kebutuhan logistik, suplemen, dan obat-obatan untuk mereka selama menjalani masa perawatan.
“Harapan kita, dua minggu ke depan ketika jadwal vaksinasi booster, para santri semuanya dalam keadaan sehat dan tidak ada yang sakit, sehingga bisa menerima suntikan vaksin. Ini tanggung jawab kita semua.” Demikian kurang lebihnya kata-kata dari Ustadz Abu Abdillah Majdi dalam rapat pembentukan Tim Khusus.
Artikel Kami: Tidak Taat Pemerintah Adalah Perangai Jahiliah
Upaya Menaati Pemerintah
Semua yang kita lakukan di ma’had ini adalah sebatas upaya menempuh sebab, sebagai bagian dari tawakal kita kepada Allah, adapun hasil akhir kita serahkan kepada-Nya semata. Hal ini juga sebagai bentuk ketaatan kita kepada pemerintah, yang mana menaati mereka merupakan suatu kewajiban, lebih dari itu merupakan salah satu prinsip ahlus sunnah wal jamaah.
بَايَعْنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا
“Kami berbaiat kepada Rasulullah untuk selalu mendengar dan taat kepada pemerintah/penguasa kami; di kala giat serta di kalau kami berat, dan di saat kami sulit melaksanakannya maupun di saat mudah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah senantiasa menjaga ma’had ini, para asatidzah, pengurus, warga, dan santrinya dari hal-hal yang tidak mereka inginkan.