Manusia Disucikan oleh Amalannya

DARS USTADZ LUQMAN BA’ABDUH HAFIZHAHULLAH  19 MUHARRAM 1438 H/19 OKTOBER 2016 M (MAGHRIB-ISYA’) DI MASJID MA’HAD AS SALAFY

Dalam suatu haditsnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda (artinya), “Ya Allah berkahilah untuk kami negeri Syam kami, dan berkahilah negri Yaman kami. Para sahabat berkata, dan negri Najd kami ya Rashulallahu! Maka beliau berkata: Disana akan terjadi az-Zalazil (kegoncangan ), bencana dan di sana akan keluar tanduk Saiythan.” (HR. al-Bukhari dan lainnya).

Berdalilkan dengan hadits ini, musuh-musuh dakwah tauhid mencela Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah, menganggap beliau sesat hanya karena berasal dari Najd, Hijaz.

Berikut, pemahaman yang benar tentang hadits di atas sebagaimana dijelaskan para ulama’,

1. Najd yang dimaksud pada hadits di atas adalah Najd negeri Iraq. Hal ini ditinjau dari beberapa sisi:

  • Adanya riwayat lain yang menyebutkan Iraq secara jelas dengan lafzh (artinya), “dan pada Iraq kami ya Rasulullah”. Lihat Silsilah al-Ahadits as-Sahihah karya al-Imam al-Albani rahimahullah.
  • Ucapan Ibnu Umar radhiyallahu anhuma kepada penduduk Iraq ketika mereka bertanya hukum seorang muhrim (orang yang melakukan ibadah umrah) membunuh seeokor lalat (artinya), “Wahai penduduk Iraq, kalian bertanya tentang dosa kecil, sedang kalian telah melakukan dosa yang begitu besar. Aku Mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata, “sungguh fitnah akan muncul dari sana”, beliau menunjuk ke arah timur (Iraq).
  • Ahli bahasa menyebutkan makna Najd adalah daerah dataran tinggi. Jadi yang di maksud bukan negri Najd Hijaz.
  • Kenyataan yang terjadi, adanya musibah, az-zalazil (kegoncangan) dan musibah besar terjadi di Iraq. Baik yang sifatnya maknawi; kegoncangan dalam perkara agama dengan terbunuhnya Husain bin Ali radhiyallahu anhuma di Karbala Iraq, munculnya Khawarij di daerah Haruri, Iraq, atau az-zalazil yang sifatnya indrawi; gempa bumi dan lain-lain.

2. Menghukumi seseorang sebagai orang yang buruk atau sesat hanya dengan melihat tempat ia berasal merupakan tidakan yang aneh. al-Imam al-Albani rahimahullah berkata dalam kitabnya Silsilah al-Ahadits as-Sahihah (artinya), “Kondisi seseorang yang lahir di negeri yang tercela (secara syariat) tidak berkonsekuensi, celaan juga dijatuhkan padanya terlebih jika dia orang yang saleh. Begitu pula sebaliknya, berapa banyak orang fasik dan fajir yang berasal dari Makkah dan Madinah. Sebaliknya, berapa banyak orang yang berilmu dan saleh yang berasal dari Iraq. Betapa bijaksananya ucapan Salman al-Farisi radhiyallahu anhu kepada Abu Darda’ yang mengajaknya untuk pindah dari Iraq. Beliau berkata, “Bumi yang suci tidak bisa mensucikan penduduknya, yang bisa mensucikan manusia hanyalah amalannya sendiri.”.

Dari sini jelas tuduhan mereka terhadap Syaikh adalah tuduhan yang nyeleneh.

wallahu a’lam

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.