Pembahasan Seputar Asmaul Husna (Bagian 1)

Sesungguhnya beriman terhadap berbagai nama Allah dan sifat-Nya merupakan salah satu dari rukun iman kepada Allah Ta’ala. Iman kepada Allah mencakup empat rukun:

  1. Iman kepada wujud Allah.
  2. Iman kepada rububiyah-Nya.
  3. Iman kepada uluhiyah-Nya.
  4. Iman kepada nama dan sifat-Nya.

Menauhidkan Allah pada nama dan sifat-Nya merupakan salah satu dari tiga macam tauhid:

  1. Tauhid rububiyah.
  2. Tauhid uluhiyah.
  3. Tauhid asma’ wash-shifat (nama dan sifat Allah).

Kedudukan tauhid asma’ wash-shifat sangat agung di dalam agama Islam. Seorang muslim tidak mungkin beribadah kepada Allah dengan sempurna, sampai dia berilmu tentang tauhid jenis ini.

Tujuan mempelajarinya adalah beribadah kepada Allah di atas ilmu. Allah Ta’ala berkata,

وَلِلَّهِ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

“Hanya bagi Allah nama-nama yang paling sempurna (asmaul husna), maka berdoalah kepada Allah dengan nama-nama tersebut.” (al-A’raf: 180)

Ayat ini mencakup padanya doa masalah dan doa ibadah.

  1. Doa Permintaan: engkau berdoa kepada Allah dengan mendahulukan menyebut nama-nama-Nya sebelum meminta kebutuhan kepada-Nya.

Misalnya engkau berdoa:

يَا غَفُورُ اغْفِرْ لِي

“Wahai Yang Maha Pengampun, ampunilah aku.”

Di sini engkau menyebut nama-Nya al-Ghaffar (Maha Pengampun) karena engkau berdoa memohon ampunan-Nya.

يَا رَزَّاقُ ارْزِقْ نِي

“Wahai Yang Maha Pemberi Rezeki, berilah aku rezeki.”

Di sini engkau menyebut nama-Nya ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki) karena engkau berdoa memohon rezeki-Nya.

  1. Doa ibadah : engkau beribadah kepada Allah dengan konsekuensi dari nama-Nya.

Misalnya engkau bertaubat kepada Allah, karena engkau yakin terhadap konsekuensi nama Allah al-Ghaffar (Maha Pengampun) dan at-Tawwab (Maha Menerima Taubat).

Engkau senantiasa beramal shalih dan tidak bermaksiat kepada-Nya, karena engkau yakin konsekuensi dari nama Allah as-Sami’ (Maha Melihat) dan al-Bashir (Maha Mendengar).

Pembahasan ini sangat penting, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ibnul Qayim rahimahullah : “Tidak diragukan lagi bahwa ilmu tentang Allah, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya merupakan ilmu yang paling mulia dan utama.” (Miftah Dar as-Sa’adah  291/1)

Begitu pula kami membahasnya karena manusia terkadang berbicara tentang nama dan sifat Allah dalam keadaan benar dan terkadang salah. Kesalahan karena lupa, tidak tahu, fanatik terhadap kelompoknya, atau lainnya.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberi taufik kepada kami untuk membahas seputar asmaul husna. Semoga Allah menjadikan amalan kami ikhlas karena-Nya, mencocoki dalil, dan bermanfaat untuk kaum muslimin. Amin (AA/ALF)

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.