Mengharapkan ampunan
Oleh Adhiya-un Najmi Jambi 1A Takhasus
Manusia adalah makhluk sosial yang tiap harinya pasti ada yang namanya komunikasi dan muamalah antar sesama. Mulai bangun tidur sampai tidur lagi, sehingga bukan perkara yang mengherankan kalau manusia acap kali terjerumus pada lubang kesalahan dan dosa.
Tidak ada yang terlindung dari dosa
Begitu pula tidak ada yang ma’shum (terlindung dari kesalahan) kecuali Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari sahabat yang mulia Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Seluruh anak Adam banyak melakukan kesalahan dan sebaik-baik yang melakukan kesalahan adalah yang banyak bertaubat.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan ad-Darimi)
Bersegera bertaubat
Maka wajib bagi setiap muslim untuk bersegera bertaubat dengan taubat nasuha dari setiap kesalahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” (QS. at-Tahrim: 8)
Tanda kebahagiaan orang beriman
Sesungguhnya termasuk kebahagiaan orang beriman di dunia dan akhirat adalah Allah tampakkan kejelekan dirinya di depan matanya. Sehingga dia bersegera bertaubat kepada Allah dan memperbaiki dirinya. Dia tidak terus menerus dalam kelalaian dan kesalahan.
Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman,
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidak ada yang keluar dari lisan, kecuali di sisinya ada malaikat pencatat amal.” (QS. Qof: 18)
Mudah-mudahan Allah mudahkan kami dan kalian untuk memperbaiki amal kita, sehingga bertemu dengan-Nya dengan hati yang selamat dan diridhoi.