Meniatkan Puasa di Malam Hari
Pertanyaan pertama dari fatwa al-Lajnah ad-Da`imah lil Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta no. 4352
Apakah niat puasa Ramadhan itu wajib diniatkan di malam hari atau siang hari? Sebagaimana jika dikatakan kepadamu pada waktu dhuha, “Sesungguhnya hari ini termasuk bulan Ramadhan”, apakah engkau harus meng-qadha puasa hari itu?
Jawab:
Wajib untuk meniatkan puasa bulan Ramadhan di malam hari sebelum fajar terbit, tidak cukup dengan sekedar melakukannya di waktu siang tetapi belum meniatkannya di malam hari. Dan siapa saja yang mengetahui pada waktu dhuha bahwa hari itu termasuk di bulan Ramadhan, maka dia segera meniatkan untuk berpuasa dan ia wajib menahan (dari pembatal-pembatal puasa) sampai terbenamnya matahari, dan wajib baginya meng-qadha (puasa). Dikarenakan ada hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Umar dari Hafshah radhiyallahu ‘anhum dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
من لم يجمع الصيام قبل الفجر فلا صيام له
“Barang siapa yang tidak meniatkan puasa sebelum waktu fajar maka tidak ada puasa baginya.”
HR Ahmad, Ash-habus Sunan, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban, dan keduanya (Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban) mensahihkannya secara marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Hal yang demikian ini pada puasa fardhu. Adapun puasa nafilah (puasa sunnah) maka boleh meniatkan puasa sunnah tersebut pada siang hari jika memang dia belum makan, minum, atau berhubungan setelah waktu fajar. Karena telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemui ‘Aisyah di waktu dhuha pada suatu hari:
هل عندكم شيء؟ فقالت: لا، فقال: إني إذًا صائم
“Apakah engkau memiliki sesuatu (makanan)? Aisyah menjawab, “Tidak.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau begitu aku berpuasa.”
HR Muslim dalam kitab Shahih beliau.
Wa billaahit taufiq, wa shallallaahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Lajnah Da`imah
Ketua: ‘Abdul ‘Aziz bin Baz
Wakil ketua: ‘Abdurrazzaq ‘Afifi
Anggota: ‘Abdullah bin Ghudayyan, ‘Abdullah bin Qu’ud