Nikmat Persaudaraan, Jangan Dirusak dengan 2 Hal Ini
Oleh Ibnu Wahhab Palembang, Tahfizh
Sebuah nikmat takkan langgeng dan terus-menerus ada melainkan dengan terwujudnya rasa syukur kepada Sang Pemberi nikmat. Nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada para hamba-Nya sangatlah banyak. Di antara nikmat besar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah nikmat persaudaraan karena Allah.
Kaum Mukminin Itu Saling Bersaudara
Seorang yang beriman antara satu dengan yang lain adalah saling bersaudara. Di dalam ayat-Nya Allah Taala menjelaskan akan hal ini,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS al-Hujurat: 10)
Baca Juga: Sakit Hati Membuat Persaudaraan Tak Lagi Berarti
Dua Hal Perusak Persaudaraan
Dalam artikel ringkas ini, kami hendak menuliskan beberapa poin yang dapat merusak nikmat persaudaraan, mengingat besar dan agungnya nikmat ini. Antara lain:
- Saling membenci.
Di dalam syariat ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya untuk saling bermusuhan, justru sebaliknya, beliau sangat menghasung umatnya untuk menyempurnakan keimanan mereka yang di antaranya adalah dengan saling mencintai. Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk ke dalam surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencinta. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang bila kalian mengerjakannya kalian akan saling mencinta? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
- Hasad
Penyebab berikutnya yang akan merusak persaudaraan adalah sifat hasad dan iri. Hasad itu sendiri ialah menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada saudara kita.
Akhir Kata
Demikianlah dua faktor dan penyebab terpecahnya bangunan persaudaraan. Di sana masih banyak faktor lainnya yang akan menghancurkan persaudaraan di antara kaum mukminin seperti mengumpat, menggunjing, memboikot, dan selainnya. Wallahu a’lam.
Artikel Kami: Seorang Perampok Taubat Jadi Ulama